Sukses

Pantai Labuhan Haji di Lombok Timur Dinobatkan Jadi Pantai Terkotor ke-5 Versi Pandawara

Masalah sampah di Pantai Labuhan Haji, Lombok Timur, sudah berlangsung menahun. Pandawara Group mengajak masyarakat setempat terlibat dalam aksi bersih-bersih pantai.

Liputan6.com, Jakarta - Pandawara Group kembali mengumumkan pantai terkotor yang menjadi sasaran aksi pembersihan massal. Pantai Labuhan Haji yang berlokasi di Lombok Timur dinobatkan sebagai pantai terkotor ke-5 oleh kelompok pemuda yang berasal dari Bandung.

Mereka pun mengunggah foto bersama berlatar Pantai Labuhan Haji yang penuh sampah. Dari kejauhan bisa terlihat jenis sampah yang paling banyak adalah sampah plastik berbagai jenis, seperti botol plastik, sachet, hingga sampah plastik kresek.

Lewat unggahan di Instagram pada Jumat, 16 Februari 2024, mereka mengajak semua pihak, khususnya warga Lombok, untuk ikut membersihkan pantai yang berada di Desa Meliwis, Kecamatan Labuhan Haji, Lombok Timur.

"Jangan terus menilai gagasan dari ketiga paslon yang akan datang. Ini saatnya menjadi masyarakat yang turut andil dalam melakukan aksi nyata untuk negara kita Indonesia," kata salah satu anggota Pandawara dalam video singkat tersebut.

Mereka menyatakan aksi pembersihan pantai itu bukan untuk memicu saling menyalahkan satu sama lain, tetapi saling menyadarkan semua pihak. Aksi bersih-bersih itu dilaksanakan mulai pukul 08.00 WITA, pada Minggu, 18 Februari 2024, sampai selesai.

Masalah sampah di Pantai Labuhan Haji nyatanya bukan tak ditangani oleh warga. Seorang warganet bernama akun Instagram @wiwik_ra mengatakan kegiatan serupa sudah dilakukan sejak empat tahun lalu bersama komunitas Plastik Bergerak. Kegiatan pembersihan pantai dari sampah dilakukan setiap minggu dengan jumlah yang terkumpul nyaris selalu sama.

"Kami tau jumlahnya karna kami timbang tiap abis clean up. Pertanyaannya kenapa selalu ada sampahnya? Karna kalau musim hujan jadi sampah kiriman dari sungai2. Banyak warga yg masih buang sampah di sungai," tulisnya di kolom komentar unggahan Pandawara.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Masalah Sampah Menumpuk Tak Ditangani Serius

Wiwik mengatakan, masyarakat yang sadar sudah berusaha mencegah sampah masuk pantai dengan memasang jaring penangkap. Namun, ia menilai kurangnya dukungan pemerintah daerah, khususnya Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan setempat, membuat kegiatan itu berhenti di tempat. Pemerintah pun terkesan membiarkan kegiatan pencemaran berlangsung terus menerus. 

"Semoga abis pandawa gerak dan ini bisa viral jadi bisa diselesaikan permasalahan dari akarnya. Karna kalo ngandelin clean up doang akan tetap gini2 aja," ucapnya.

Pernyataan Wiwik senada dengan temuan mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Dalam skripsi berjudul Strategi Pengembangan Wisata Pantai Labuhan Haji di Kabupaten Lombok Timur yang disusun Aprilia Susan pada 2013 disebutkan bahwa permasalahan utama di pantai tersebut adalah sampah yang masih sering dijumpai di sekitar pantai.

Padahal, pantai itu merupakan destinasi wisata yang strategis di Lombok Timur. Banyak aktivitas wisata bisa dilakukan, seperti berenang, memancing, voli pantai, bersepeda, atau menggunakan cidomo. Di sekitar pantai juga tersedia penginapan, restoran, gazebo, dan toko cinderamata.

"Potensi wisata Pantai Labuhan Haji masih tersembunyi dan cenderung diabaikan oleh pihak pengelola. Masyarakat Labuhan Haji sendiri sebenarnya dapat diajak bekerjasama dengan baik apabila adanya sosok kader yang dapat merangkul mereka dalam pengembangan wisata pantai ini," demikian bunyi abstrak penelitian tersebut.

 

3 dari 4 halaman

Ancaman Abrasi dan Erosi

Selain persoalan sampah, diketahui pula bahwa Pantai Labuhan Haji menghadapi masalah erosi dan abrasi yang diakibatkan oleh pemanasan global. Mengutip studi Kajian Gelombang Rencana pada Pantai Labuhan Haji, Lombok Timur, Nusa Tenggara Timur, yang disusun oleh M. Arlian Deni Hidayat, pemanasan global itu menyebabkan terjadinya kenaikan muka air laut.

"Akibat dari fenomena ini, bangunan pantai yang terdapat pada Pantai Labuhan Haji sedikit demi sedikit mulai hancur dan pada tahun 2016 ini bangunan pantai seperti Seawall (dinding pantai) tinggal menyisakan bagian struktur yang hancur, dan sedimen yang terdapat pada pantai tersebut ikut terbawa gelombang laut," demikian keterangan dalam studi tersebut. 

Sebelumnya, Pandawara Group menyasar Pantai Cibutun Loji di Sukabumi untuk aksi bersih-bersih sampah sebagai pantai terkotor nomor 4. Aksi dimulai pada 6-7 Oktober 2023 dan terus dilakukan hingga beberapa hari kemudian hingga sampah yang menumpuk di tepi pantai terangkut seluruhnya.

Aksi membersihkan pantai yang berlokasi di Kampung Cibutun Desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan Kabupaten Sukabumi ini berhasil mengajak masyarakat dan aparat bergotong-royong. Kegiatan yang berlangsung sekitar tiga hari itu setidaknya menghasilkan sekitar 100 ton sampah dan dikirim ke tempat pembuangan akhir (TPA) Cimenteng.

4 dari 4 halaman

Sampah Kampanye Pemilu

Mennyambut Pemilu 2024, Pandawara Group mengingatkan semua partai politik di periode kampanye Pemilu 2024 agar melaksanakan janjinya untuk menjaga lingkungan. Lewat video yang dibagikan melalui akun Instagram mereka, Senin, 22 Januari 2024, Pandawara meninggalkan pesan.

"Untuk seluruh partai politik yang sedang berkampanye untuk pemilu di tahun 2024, alangkah baiknya, setelah masa kampanye selesai, kami yakin, seluruh partai politik nantinya bisa mengolah dan merapikan kembali banner maupun bendera dari hasil kampanye itu sendiri."

Pihaknya juga mengatakan bahwa mereka sebagai masyarakat berharap visi dan misi yang tertera di banner atau bendera kampanye bisa terealisasi setelah terpilih nantinya. "And last, but not least, kami imbau pada seluruh masyarakat Indonesia, kemajuan negeri ini tidak hanya ditentukan pemerintahan baru lainnya ... Kita juga punya peran yang besar dan penting untuk mencapai kemakmuran, kebahagiaan, dan kesejahteraan Indonesia di masa depan. Terima kasih," tandasnya.

Klip yang telah mengumpulkan 1,4 juta penayangan saat artikel ini ditulis telah mengundang berbagai komentar. "Belum apa-apa udah nyampah 😢," kata salah satunya, yang disahut pengguna lain, "Ada juga yang bikin celaka."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini