Sukses

Lawan Klaim China, Produsen Mi Instan Korea Hapus Bahasa Mandarin untuk Kimchi di Kemasan

Korea Selatan berupaya menghentikan klaim lanjutan China atas asal-usul kimchi mereka dengan segala cara.

Liputan6.com, Jakarta - Saling klaim tentang asal-usul kimchi antara China dan Korea Selatan terus berlanjut. Langkah terbaru diambil Nogshim, produsen mi instan Korea, dengan mengumumkan telah menghapus tulisan China untuk kimchi di kemasan produk mereka pada Jumat, 26 Januari 2024.

Penghapusan karakter China itu berlaku untuk dua produk rasa kimchi pedas, termasuk mi instan kemasan mangkuk, yang dijual di Amerika Serikat. Dengan begitu, kemasan mi instan hanya menampilkan penyebutan kimchi dalam Bahasa Inggris.

Mengutip laman Korea Times, Senin (29/1/2024), pihak perusahaan menyatakan meski menampilkan huruf China di kemasan tidak melanggar hukum atau aturan perusahaan apapun, tindakan itu diambil untuk menghilangkan segala kemungkinan Tiongkok terus mengklaim kimchi sebagai budaya kuliner mereka.

Pada Kamis, 25 Januari 2024, Seo Kyoung Duk, seorang profesor dari Universitas Wanita Sungshin Korea Selatan, mempertanyakan penggunaan kata China di kemasan dan mengusulkan penghapusan kata tersebut dari kemasan produk. Seo yang selama ini aktif mengadvokasi soal sejarah Korea yang disalahgunakan negara lain mengatakan bahwa beberapa pengikut Instagram-nya di Amerika Serikat memberi tahunya tentang produk tersebut.

"Kata dalam bahasa Mandarin dari produk Nongshim menunjukkan acar kubis tertentu yang berasal dari wilayah timur laut Tiongkok. Ini sangat berbeda dengan kimchi kita," kata Seo di media sosial.

"Seperti yang Anda ketahui, Tiongkok selama beberapa tahun terakhir telah berkampanye menggunakan artikel surat kabar dan ensiklopedia untuk mengklaim dirinya sebagai asal muasal kimchi. Di tengah suasana perdebatan seperti ini, kita harus menjaga dasar-dasar kita tetap benar dengan menggunakan kata-kata yang tepat. Penggunaan kata yang salah hanya akan menghasilkan memberi Tiongkok alasan lain untuk terus melanjutkan propaganda kimchinya."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Saling Klaim soal Kimchi

Tiongkok pertama kali melancarkan propaganda dengan mengklaim bahwa kimchi berasal dari pao cai, sayuran asinan air garam yang berasal dari Tiongkok. Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata, menanggapi klaim tersebut, pada 2021 merevisi pedoman resmi negara tersebut tentang penunjukan kata-kata Korea dalam bahasa asing menjadi secara resmi menyatakan kimchi sebagai "xinqi" dalam bahasa Cina.

Adu klaim juga memanas di tingkat akar rumput. Pada Desember 2020, seorang vlogger China, Li Ziqi, merilis video dirinya sedang membuat kimchi. Vlogger yang memiliki 14 juta pengikut itu mengunggah klip berdurasi 20 menit tersebut di kanal YouTube-nya pada 9 Desember 2020. Video tersebut lantas menyalakan kembali api perseteruan tentang asal-usul makanan pendamping itu.

Beberapa pengguna YouTube asal Korea Selatan mengomentari video tersebut dengan mengatakan bahwa kimchi adalah hidangan asli Korea dan menyalahkan orang China, seperti Ziqi karena "mencuri" budaya dan tradisi mereka. Komentar itu menyulut perdebatan dan ejekan dari warganet China.

Argumen itu juga meluas ke video yang dirilis sebulan lalu oleh Ziqi, di mana kala itu ia terlihat membuat manisan berbahan kesemek. "Gotgam (sebutan manisan dari kesemek) juga makanan Korea," komentar seorang warganet. "Saya suka makanan Korea gotgam," balas yang lain.

3 dari 4 halaman

Masyarakat Diminta Terbuka

Komentar semacam itu lantas memicu kecaman luas di antara warganet China. "Saya telah makan kesemek di China selama lebih dari 20 tahun. Kapan itu jadi makanan eksklusif Korea? Kapan itu jadi budaya eksklusif Korea Selatan?" tulis salah satunya.

Para ahli kemudian menanggapi bahwa perdebatan semacam itu mencerminkan ikatan budaya yang dalam dan erat antar kedua negara. Mereka mencatat telah berlangsungnya pertukaran timbal-balik budaya antara China dan Korea Selatan selama ribuan tahun.

Mengutip Global Times, Jumat, 15 Januari 2021, Zhang Yiwu, seorang profesor dari Peking University, menjelaskan, "Pertukaran bilateral di banyak bidang, seperti pangan, teknologi pertanian, dan obat-obatan antara China dan Korea Selatan telah begitu dekat dalam sejarah, sehingga sangat normal bahwa kedua belah pihak memiliki kesamaan."

Dalam sejarah, menurut Zhang, China berkembang relatif lebih awal dan berpengaruh pada masyarakat lain di Asia Timur dalam berbagai aspek. Sementara, tempat lain di kawasan itu juga membuat kreasi unik yang bersama-sama memperkaya perkembangan Asia Timur.

Zhang kemudian mengatakan bahwa keributan di antara orang China dan Korea Selatan seperti itu "tidak perlu," dan menyerukan agar publik saling memandang budaya dengan pikiran terbuka.

4 dari 4 halaman

Proses Pembuatan Kimchi Diakui UNESCO

Proses pembuatan kimchi, disebut sebagai Kimjang, telah diakui sebagai salah satu warisan budaya takbenda oleh UNESCO pada 2013. Mengutip laman ich.unesco.org, kimchi didefinisikan sebagai nama Korea untuk sayuran yang diawetkan yang dibumbui dengan rempah-rempah dan makanan laut yang difermentasi. Mereka menyebut kimchi sebagai bagian penting dari budaya kuliner Korea, melampaui perbedaan kelas dan regional.

"Praktik kolektif Kimjang menegaskan kembali identitas Korea dan merupakan peluang bagus untuk memperkuat kerja sama keluarga. Kimjang juga merupakan pengingat penting bagi banyak masyarakat Korea bahwa komunitas manusia perlu hidup selaras dengan alam," demikian pernyataan UNESCO.

Persiapannya mengikuti siklus tahunan. Masing-masing keluarga umumnya membeli udang, ikan teri, dan makanan laut lainnya untuk diasinkan dan difermetasi di musim semi. Di musim panas, mereka membeli garam laut untuk air garam. Di akhir musim panas, cabai merah dikeringkan dan digiling menjadi bubuk.

Akhir musim gugur adalah musim Kimjang. Masyarakat secara kolektif membuat dan berbagi kimchi dalam jumlah besar untuk memastikan bahwa setiap rumah tangga memiliki cukup kimchi untuk bertahan melewati musim dingin yang panjang dan keras. Para ibu rumah tangga memantau ramalan cuaca untuk menentukan tanggal dan suhu yang paling disukai untuk menyiapkan kimchi.

"Kimjang dianggap sebagai warisan keluarga yang penting, biasanya diturunkan dari ibu mertua ke menantu perempuan yang baru menikah," sambung pernyataan itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.