Sukses

Taman Nasional Komodo Dikunjungi 300.488 Wisatawan Sepanjang 2023, Didominasi Turis Asing

Kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Komodo pada 2023 didominasi wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 184.096 orang, sedangkan wisatawan nusantara (wisnus) berjumlah 116.392 orang.

Labuan Bajo - Taman Nasional Komodo di Kabuoaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) termasuk destinasi wisata favorit wisatawan nusantara maupun mancanegara. Balai Taman Nasional Komodo (TNK) mencatat sebanyak 300.488 wisatawan melakukan kunjungan ke Taman Nasional Komodo sepanjang 2023.

"Data tersebut termasuk kunjungan wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara," ungkap Kepala Balai TNK Hendrikus Rani Siga di Labuan Bajo, Jumat, 5 Januari 2024, dikutip dari Antara. Dia mengatakan kunjungan wisatawan didominasi wisatawan mancanegara (wisman) atau turis asing sebanyak 184.096 orang, sedangkan wisatawan nusantara (wisnus) berjumlah 116.392 orang.

Angka kunjungan wisatawan terendah pada bulan Januari 2023 sebanyak 7..902 orang dan angka kunjungan tertinggi tercatat pada Agustus 2023 yaitu sebanyak 48.850 wisatawan. Sebelumnya Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Manggarai Barat Pius Baut menjelaskan bahwa sampai November 2023, jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Manggarai Barat pada 2023 mengalami kenaikan hingga 393.386 wisatawan.

"Tahun 2022 lalu jumlah kunjungan wisatawan 170.354 orang, jadi tahun ini naik. Kalau data sampai akhir Desember terkumpul bisa sampai 400.000 lebih. Kunjungan terbanyak dari wisatawan nusantara, kalau versi Balai TNK lebih tinggi wisman," terangnya.

Dia menjelaskan, tingginya wisnus di tahun 2023 karena berbagai kegiatan nasional dan internasional yang digelar di Labuan Bajo seperti Side Event G20, KTT ASEAN ke-42 dan AMMTC ke-17.  Selain keindahan Labuan Bajo yang memikat wisatawan, kegiatan MICE (meetings, incentives, conventions and exhibitions) pada 2023 menjadi pendongkrak tingginya kunjungan wisatawan nusantara.

"Jumlah wisatawan meningkat dan mengunjungi spot wisata di darat, mungkin waktu mereka terbatas ke laut. Mereka memanfaatkan waktu saat tiba atau waktu berangkat melihat jam kosong, karena beberapa spot bisa dijangkau dalam waktu dekat di dalam kota, sehingga mereka sempatkan waktu," jelas Pius.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Wisata Bawah Laut di Taman Nasional Komodo

 

Labuan Bajo juga punya beberapa destinasi wisata bawah laut yang masuk dalam kawasan TNK, di antaranya Pulau Sabolo dan Manta Point. Pulau Sabolo merupakan salah satu spot menyelam yang menjadi lokasi favorit para divers.

Pulau ini terkenal dengan keindahan pasir putih, air laut biru sebening kristal, lalu beragama terumbu karang yang cantik. Selanjutnya ada Manta Point yang cocok menjadi lokasi snorkeling bagi para wisatawan. Jika beruntung, wisatawan dapat melihat langsung spesies ikan pari terbesar di dunia yakni Ikan Manta.

Beberapa bulan lalu, seorang warga di Kampung Waerebo, Pulau Rinca, Nusa Tenggara Timur (NTT) terluka parah karena digigit komodo. Peristiwa itu pun ditanggapi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dalam The Weekly Brief with Sandi Uno pada Senin, 30 Oktober 2023.

Menparekraf mengatakan perlunya keterlibatan para ahli konservasi dan juga pemerhati lingkungan hidup dalam kasus ini. "Situasi ini mungkin dipicu oleh semakin menyusutnya habitat komodo dan mereka semakin kesulitan mencari makanan," kata Sandiaga Uno.

3 dari 4 halaman

Destinasi Super Prioritas Labuan Bajo

 

Ia juga berpesan agar semua pihak terkait antara lain pemerintah daerah setempat, badan otorita, Balai Taman Nasional Komodo dan pihak terkait lainnya untuk menjaga kelestarian lingkungan. "Semua pihak harus duduk memastikan agar kelestarian lingkungan dan keselamatan warga ini terjaga. Itu tanggapan kami," sambungnya

Pria yang biasa disapa Sandi ini juga mengatakan, harapannya Pulau Rinca yang telah dibangun bisa menjadi suatu pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. "Selain itu dapat membuka peluang usaha dan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat, bukan hanya di Pulau Rinca tetapi juga di semua Destinasi Super Prioritas (DSP) Labuan Bajo" ujar Sandi.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini juga menanggapi usulan agar dibuatkan pagar pembatas antara perumahan warga Kampung Waerebo dengan habitat komodo. Selama ini sebenarnya sudah ada pagar pembatas tapi belum sampai ke Kampung Waerebo.

"Itu bisa jadi salah satu solusi, tapi sebaiknya seperti saya katakan tadi, semua pihak berkepentingan harus duduk bersama mencari solusi yang dianggap terbaik," pungkas Sandi.

 

4 dari 4 halaman

Desa Komodo

 

Ada pepatah bilang Anda belum berwisata ke Komodo jika belum menginjakkan kaki di desa Komodo. Hal ini karena desa komodo menyimpan banyak cerita tetang kehidupan manusia dan komodo sebagai binatang purba.

Jika wisatawan ingin melihat budaya dan tradisi masyarakat pulau Komodo, maka datanglah pada saat festival budaya (Komodo Culture Festival) karena pada acara tersebut seluruh kekayaan budaya dan tradisi masyarakat komodo ditampilkan.

Kegiatan ini diselengarakan pada awal November dengan kapasitas pengunjung yang dibatasi, sehingga jika wisatawan akan ikut harus mendaftar jauh-jauh hari melalui trevel agent yang ditunjuk panitia.Saat ini desa Komodo giat mempromosikan atraksi wisata budaya agar wisatawan mendapatkan nilai lebih jika berwisata di Kawasan Taman Nasional Komodo umumnya dan desa Komodo pada khususnya.

Satu hal yang pasti, saat mengunjungi habitat asli Komodo, meskipun masih di perkampungan penduduk, wisatawan harus didampingi pemandu atau ranger yang memahami lokasi dan tabiat sang satwa langka. Idealnya, setiap grup maksimal 10 orang, untuk 10 orang diperlukan 2 orang pemandu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini