Sukses

6 Fakta Menarik Gunung Ranai di Natuna yang Memiliki 3 Puncak

Gunung Ranai merupakan gunung yang terletak di Pulau Bunguran, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Gunung ini termasuk jenis gunung dataran rendah, sebab ketinggiannya berkisar hanya 1.035 mdpl.

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Ranai merupakan gunung yang terletak di Pulau Bunguran, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Gunung ini termasuk jenis gunung dataran rendah, sebab ketinggiannya berkisar hanya 1.035 mdpl.

Meski begitu, para pelancong yang mendaki gunung ini akan menemukan fenomena menarik, yaitu gradasi jenis-jenis tanaman dari hutan dataran rendah hingga hutan dataran atas

Pada ketinggian tertentu, para pendaki akan menemukan tipe-tipe vegetasi yang memperlihatkan ciri khas pegunungan dataran atas, yakni gunung dengan ketinggian rata-rata 2.000 meter dpl.

Selain itu, masih banyak hal mengenai Gunung Ranai. Berikut enam fakta menarik Gunung Ranai yang dirangkum dari berbagai sumber pada Senin, 25 Desember 2023. 

1. Gunung Ranai Memiliki 3 Puncak

Tidak hanya satu, Gunung Ranai memiliki tiga puncak. Ketiganya adalah Puncak Serendit pada ketinggian 968 mdpl, lalu Puncak Erik Samali di ketinggian 999 mdpl, dan terakhir, puncak Datuk Panglima Husin yang ada di ketinggian 1.035 mdpl.

Puncak pertama bernama Puncak Serendit, yakni berupa gugusan tebing dengan tinggi mencapai 100 meter. Puncak selanjutnya adalah Puncak Erik Samali yang berada pada ketinggian 999 mdpl. Puncak ini merupakan tebing kedua dengan tinggi tebing sekitar 150 meter.

Sementara itu, puncak ketiga sebagai puncak tertinggi Gunung Ranai bernama Puncak Datuk Panglima Husin yang terletak pada ketinggian 1.035 mdpl. Seperti dua puncak sebelumnya, Puncak Datuk Panglima Husin pun merupakan tebing dengan ketinggian kira-kira 200 meter.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Titik Awal Pendakian

Mengutip laman Gunung Bagging, jalur menuju Serendit populer di kalangan anak sekolah setempat selama akhir pekan. Titik awalnya adalah di Ranai Darat, di ujung jalan yang mengarah di antara batu-batu besar dan rambu-rambu militer yang aneh dan mencapai ketinggian sekitar 131 meter.

Dibutuhkan lebih dari satu jam berjalan kaki ke sana dari pusat kota Ranai atau sekitar lima menit dengan sepeda motor. Ikuti tanda air terjun yang mengarah ke atas jembatan dan melewati sebuah rumah dengan banyak kaleng bir yang terbalik dan ke tanda kedua yang juga menyebutkan Gunung Ranai.

Tepat di luar sini, Anda akan dapat melihat garis pantai timur, serta kompleks masjid besar yang baru dimulai pada 2007. Jalannya terus menanjak, namun tidak terlalu tajam.

3. Terdapat Air Terjun

Setelah tanda memasuki hutan pada ketinggian 282 mdpl, jalan setapak akan memasuki hutan yang sebenarnya. Waspadai lintah karena Anda mungkin akan bertemu satu atau dua lintah.

Pada ketinggian 292 mdpl, jalan setapaknya terbagi ke kiri menuju air terjun dan naik ke lereng bukit hingga ke puncak Ranai itu sendiri. Anda bisa mengunjungi air terjun saat Anda kembali. Jalur pegunungan semakin curam, tapi sebagian besar masih cukup mudah didaki.

3 dari 4 halaman

4. Kepiting Seperti di Pulau Christmas

Mengingat letaknya yang terpencil, tidak mengherankan jika terdapat beberapa flora dan fauna menarik yang dapat ditemukan di Natuna Besar. Pada ketinggian antara 600 dan 700 meter terdapat populasi besar kepiting darat kecil berwarna merah cerah.

Richard Hartnoll, pakar kepiting yang berbasis di Inggris, mengatakan bahwa ini adalah spesies Geosesarma, genus kepiting kecil yang hidup di air tawar atau di darat. Berbeda dengan "kepiting darat" yang lebih besar dan lebih dikenal, seperti yang ada di Pulau Christmas, kepiting ini tidak harus kembali ke laut untuk berkembang biak.

Hal ini telah menekan tahap larva, dan telur berkembang langsung jadi kepiting kecil. Disebutkan bahwa kepiting Ranai berwarna merah cerah adalah spesies baru yang telah tanpa nama.

5. Perjalanan Sekitar 5 Jam 

Para pengunjung setidaknya membutuhkan waktu empat setengah jam dari pusat kota Ranai untuk mencapai titik pendakian. Namun, Anda tidak akan menyesal karena Gunung Ranai adalah tempat yang sempurna untuk beristirahat sejenak.

Tempat ini juga merupakan rumah bagi sejumlah besar spesies tanaman kantong semar Nepenthes ampullaria yang merupakan spesies yang tersebar luas di Semenanjung Malaya dan Kalimantan, meski juga tumbuh di Sumatra, sebagian Maluku, dan New Guinea.

4 dari 4 halaman

6. Bebatuan Granit Mirip di Bangka Belitung

Melihat ke arah selatan atau tenggara saat cuaca cerah, Anda akan melihat lempengan granit vertikal yang sangat mengesankan. Ini adalah puncak gunung tertinggi ketiga, yang dikenal sebagai Puncak Serendit.

Hanya membutuhkan waktu sepuluh menit untuk berjalan-jalan melewati bebatuan untuk sampai ke sana. Namun, ada banyak celah besar di antara bebatuan sehingga diperlukan kehati-hatian maksimal di sini.

Setelah menikmati pemandangan, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki selama dua jam. Air terjun di jalur ini layak untuk dikunjungi, terutama karena sangat sepi dan hanya berjarak sepuluh menit jalan memutar.

Para pendatang yang tidak berkesempatan menaiki Gunung Ranai sebenarnya bisa mendatangi Taman Batu Alif. Tempat ini bagus untuk duduk dan memandangi gunung, lokasinya sekitar tujuh km sebelah utara kota Ranai.

Ini adalah kumpulan batu-batu granit alami yang indah di pantai, dengan papan kayu dasar yang menghubungkannya ke pantai. Batu-batu tersebut sama jenisnya dengan yang ditemukan di Bangka dan Belitung dan lokasi ini sangat layak dikunjungi saat senja untuk berfoto.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini