Sukses

Jalur Pendakian Gunung Gede Pangrango Tutup Mulai 31 Desember 2023, Sampai Kapan?

Jalur pendakian Gunung Gede Pangrango di Jawa Barat kembali ditutup sementara setelah mencermati kondisi cuaca ekstrem, serta dalam rangka pemulihan ekosistem.

Liputan6.com, Jakarta - Jalur pendakian Gunung Gede Pangrango di Jawa Barat kembali ditutup sementara. Ini diputuskan setelah mencermati kondisi cuaca ekstrem, serta dalam rangka pemulihan ekosistem di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), menurut balai besar taman nasional tersebut.

Merujuk unggahan Instagram-nya, Selasa, 19 Desember 2023, diinformasikan bahwa penutupan jalur pendakian Gunung Gede Pangrango akan mulai berlaku pada 31 Desember 2023 sampai 31 Maret 2023. "Bagi #SobatGepang yang mau naik pada 29 dan 30 Desember 2023, batas waktu pembayaran paling lambat pada 28 Desember 2023 pukul 22.00 WIB," mereka mengingatkan.

Sebelumnya, aturan pendakian di kawasan TNGGP diperketat buntut Alun-Alun Suryakencana kebakaran pada 18 September 2023. Demi mengantisipasi kebakaran di taman nasional berulang, Balai Besar TNGGP turut melarang menyalakan api unggun di jalur pendakian hingga puncak.

"Terlihat dari CCTV yang terpasang, kepulan asap terjadi di padang rumput Alun-Alun Suryakencana, yang lebih dikenal pendaki dengan sebutan Surken. Petugas sudah menuju ke lokasi untuk melakukan pemadaman dan mencari tahu pasti penyebab kebakaran," katanya, dikutip Antara, 19 September 2023.

Ia menyebut bahwa Alun-Alun Suryakencana kerap dijadikan lokasi membangun tenda dan tempat istirahat pendaki sebelum sampai puncak Gunung Gede. Tapi, ketika terlihat ada kebakaran, lokasi sepi dari pendaki dan belum ada yang mendirikan tenda.

Guna memastikan kejadian dan segera memadamkan api, pihaknya disebut telah mengirim petugas dibantu tim gabungan dan relawan ke lokasi. Hal ini dilakukan karena dikhawatirkan kebakaran dapat menjalar ke Taman Edelweis yang berjarak 150 meter dari lahan yang terbakar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gerakan Membersihkan Gunung

Sebelumnya, Balai Besar TNGGP juga menyuarakan gerakan membersihkan gunung. Selain mengurangi sampah yang berserakan di gunung, pihaknya juga bermaksud mengedukasi pendaki dan masyarakat umum perihal darurat penanganan sampah di gunung.

"Gunung Indonesia darurat sampah! Saatnya lakukan perubahan dengan Aksi Nyata Revolusi Mental, Bersih Gunung Gede Pangrango, 17--19 September 2023," tulis akun media sosial pihaknya, dikutip 13 September 2023. 

Kegiatan itu didukung sejumlah instansi, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta organisasi, seperti Mapala UI dan lembaga swadaya yang mengelola sampah. "Kalau bukan kita yang bertanggung jawab atas sampah kita, lalu siapa lagi? #GunungBukanTempatSampah," tambah pihak BBTNGGP.

Kegiatan bersih-bersih sebenarnya sudah sering dilakukan. Namun saat gunung dibuka setiap musim pendakian, sampah kembali ada. "Miris ya, min. Setiap tahun dibersihin, tapi tetep aja setiap tahun numpuk sampahnya. Malah lebih bersih di mal ketimbang di gunung yang katanya (didaki) pecinta alam semua," tulis seorang warganet.

3 dari 4 halaman

Berselimut Es

Puncak Gunung Gede Pangrango sebelumnya sempat viral karena direkam berselimut es. Klip singkat ini dibagikan akun Instagram @raiirwan, 1 Agustus 2023, menulis, "BBRRRR… diselimuti es."

Rekaman tersebut memperlihatkan sejumlah peralatan kemah yang diselimuti es, menandakan suhu dingin di lokasi tersebut. Si perekam video pun terlihat menyeka lapisan es yang kemudian menempel ke sarung tangannya.

Di kolom komentar, tidak sedikit warganet yang mendoakan supaya ia tetap aman berada di suhu dingin, sementara ada juga yang malah berkelakar. "Gokil. Untung teu (enggak) lanjut jadi Elsa (Putri Disney) heu. Aman di sana?" kata salah satunya, yang dijawab, "Aman kok," oleh si pemilik akun.

Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Cianjur, Jawa Barat, memang mencatat penurunan suhu di puncak gunung karena musim kemarau. Karena itu, pihaknya meminta pendaki untuk lebih mempersiapkan fisik, peralatan standar, dan jaket saat melakukan pendakian, lapor Antara, dikutip 3 Agustus 2023.

4 dari 4 halaman

Hati-Hati Hipotermia

Kepala Balai Besar TNGGP Sapto Aji mengatakan bahwa suhu udara yang turun drastis di musim kemarau membuat embun dan air membeku. Dalam suhu udara tersebut, pendaki disebut rentan mengalami hipotermia.

"Fenomena es di puncak Gunung Gede Pangrango sedang terjadi seperti yang viral di media sosial, tampak tanaman, tenda, hingga jaket pendaki diselimuti es tipis seperti salju, sehingga kami minta pendaki membawa peralatan mendaki lengkap," katanya. 

 "Untuk menjaga tidak terserang hipotermia, pendaki juga diminta menggunakan jaket tebal dan membawa perbekalan makan yang cukup selama berada di puncak gunung," sebut Sapto.

Ia menyambung, "Tentunya yang kami ingatkan, pendaki harus dalam kondisi sehat saat melakukan pendakian." Sapto juga meminta pendaki mengikuti aturan yang berlaku, terutama menjaga kebersihan selama mendaki dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Juga, tidak merusak atau mengganggu tanaman yang dilindungi di sepanjang jalur pendakian hingga puncak gunung. "Semua pendaki harus pintar, tidak meninggalkan sampah makanan yang dibawa guna menjaga kelestarian dan kebersihan alam, termasuk di jalur pendakian," katanya lagi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini