Sukses

Masjid Tertua dan Terbesar di Gaza Luluh Lantak Dibombardir Israel, Warga Palestina: Ini Biadab

Agresi militer Israel ke Gaza disebut telah menghancurkan 104 bangunan masjid di Palestina. Serangan itu menghancurkan warisan budaya penting bagi peradaban manusia.

Liputan6.com, Jakarta - Hamas mengatakan Israel telah mengebom Masjid Omari yang dibangun di abad pertengahan. Serangan itu menyebabkan kerusakan parah di situs bersejarah penting di Gaza. Karena itu, Hamas mendesak UNESCO untuk melindungi bangunan bersejarah di wilayah Palestina yang terkepung.

Mengutip Al Jazeera, Selasa (12/12/2023), rekaman dan gambar yang di-posting di media sosial oleh kelompok Palestina pada Jumat, 8 Desember 2023, menunjukkan Masjid Agung Omari yang merupakan masjid terbesar dan tertua di Kota Gaza, hancur menjadi puing-puing. Hanya menaranya yang tampak utuh, sedangkan bangunan sekelilingnya hancur. 

"Kejahatan yang menargetkan dan menghancurkan situs arkeologi harus mendorong dunia dan UNESCO mengambil tindakan untuk melestarikan warisan peradaban dan budaya yang besar ini," kata Kementerian Pariwisata dan Purbakala Gaza.

Situs tersebut telah menjadi situs suci umat Kristiani atau Islam setidaknya sejak abad kelima. Diperkirakan 104 masjid telah dihancurkan sejak dimulainya serangan Israel di Gaza pada 7 Oktober.

Warga Palestina di Gaza menyatakan kemarahannya setelah melihat gambar tersebut. "Saya telah berdoa di sana dan bermain-main di situ sepanjang masa kecil saya," kata Ahmed Nemer (45), kepada kantor berita Reuters, sambil menuduh Israel 'berusaha menghapus ingatan warga'. Penjahit yang tinggal di jalan sebelah Masjid Omari itu berbicara dari Gaza selatan, tempat ia melarikan diri untuk mencari perlindungan dari pemboman.

Mohammad Rajab, seorang sopir taksi dari Kota Gaza yang juga melarikan diri ke selatan dari rumahnya yang berjarak beberapa ratus meter dari masjid, mengatakan bahwa itu adalah landmark kota yang paling penting. "Ini biadab," katanya. Belum ada komentar langsung dari militer Israel.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bangunan-Bangunan Bersejarah Terus Dirusak Akibat Konflik

Masjid Othman bin Qashqar di Gaza juga menjadi korban serangan udara Israel pada Kamis, 7 Desember 2023, kata Hamas. Mereka juga mengutuk penghancuran Hammam al-Samara, pemandian gaya Turki terakhir di wilayah tersebut, tempat warga Palestina di Gaza mandi selama lebih dari 1.000 tahun.

Kelompok Palestina yang memerintah Jalur Gaza sejak 2007, mengatakan tiga gereja juga telah dihancurkan. Itu termasuk Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius berusia 1.000 tahun, yang merupakan gereja tertua yang masih aktif di wilayah tersebut.

Israel tanpa henti membom Jalur Gaza sejak pejuang Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 dan diklaim pihak berwenang Israel menewaskan sekitar 1.200 orang. Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 17.000 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan di wilayah kantong yang terkepung, dan telah merusak seluruh distrik kota termasuk sebagian besar infrastruktur sipil.

LSM Heritage for Peace menghitung ada 195 situs warisan arsitektur di Gaza. Dalam survei terbaru, kelompok ini menemukan 104 lokasi telah rusak sebagian akibat konflik yang terus berlanjut. Warisan arsitektur Gaza telah rusak akibat perang antara Israel dan Hamas sebelumnya. Israel telah berulang kali menuduh Hamas menggunakan masjid, sekolah, dan infrastruktur sipil lainnya untuk melindungi para pejuangnya.

3 dari 4 halaman

Israel Bantah Ingin Kosongkan Gaza

Eylon Levy, juru bicara pemerintah Israel, menolak anggapan bahwa Israel bermaksud mengosongkan Jalur Gaza dari warga Palestina. Dia menyebutnya sebagai tuduhan yang keterlaluan dan salah. Tujuan Israel, menurut Levy, hanya membujuk warga Palestina agar meninggalkan wilayah pertempuran utama. Demikian seperti dilansir The Guardian, Selasa (12/12/2023).

Namun, PBB dan badan-badan lainnya mengatakan dampak serangan tersebut adalah membuat seluruh Jalur Gaza tidak dapat dihuni dan melumpuhkan upaya kemanusiaan. Amerika Serikat (AS), yang merupakan sekutu utama Israel, menghadapi kritik keras dari sekutu Arab dan organisasi hak asasi manusia atas keputusannya di Dewan Keamanan PBB yang menentang resolusi gencatan senjata permanen.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengungkapkan otoritas dan kredibilitas Dewan Keamanan sangat dirusak oleh kegagalan resolusi tersebut. Masalah ini akan diajukan ke Majelis Umum PBB, dalam perdebatan pada Selasa mengenai resolusi serupa, yang kemungkinan besar akan diikuti dengan pemungutan suara.

Sebuah resolusi yang disahkan oleh majelis tersebut tidak memiliki otoritas yang mengikat dalam hukum internasional. Namun, resolusi tersebut diperkirakan akan menggarisbawahi semakin terisolasinya Israel dan AS dalam upaya mereka untuk menolak gencatan senjata.

4 dari 4 halaman

Konflik Internal Amerika Serikat

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Minggu menyatakan kembali argumen AS yang menentang gencatan senjata. "Dengan Hamas yang masih hidup, utuh dan … dengan maksud untuk mengulangi peristiwa 7 Oktober lagi dan lagi, hal itu hanya akan melanggengkan masalah ini," kata Blinken kepada ABC News.

Blinken menegaskan pasukan Israel harus memastikan operasi militer dirancang untuk melindungi warga sipil, namun mengakui bahwa mereka gagal. "Saya kira niatnya ada. Tapi hasilnya tidak selalu terlihat," ujarnya.

Pemerintahan Joe Biden dilaporkan menghadapi pengawasan ketat setelah terungkap pihaknya melangkahi Kongres dalam memasok peluru tank ke Israel. AS dilaporkan juga tidak melakukan penilaian terus-menerus mengenai apakah Israel melakukan kemungkinan kejahatan perang.

The Washington Post mengutip pejabat yang tidak disebutkan namanya yang mengakui bahwa AS tidak mengikuti pedoman yang ditetapkan Biden pada Februari 2023 agar semua transfer senjata ke pemerintah asing harus terus diperiksa berdasarkan catatan penerima dalam Konvensi Jenewa dan norma global lainnya dalam melakukan peperangan.

Pers Israel memberitakan secara luas pada Senin, 11 Desember 2023, bahwa AS telah berusaha membujuk Israel menyelesaikan serangannya di Jalur Gaza pada akhir bulan ini, sementara IDF telah meminta lebih banyak waktu hingga akhir Januari, untuk mencapai tujuan perang, yaitu menghancurkan Hamas sebagai kekuatan militer dan politik serta menjamin pembebasan para sandera.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini