Sukses

Jerman Bakal Operasikan Kereta Levitasi Magnetik yang Ramah Lingkungan, Bagaimana Cara Kerjanya?

Jerman berencana membangun jalur uji coba kereta levitasi magnetik sepanjang lima hingga tujuh kilometer untuk proyek transportasi ramah lingkungan, dengan menginvestasikan 80 juta euro dari dana iklim khusus.

Liputan6.com, Jakarta - Ibu kota Jerman berencana membangun jalur uji coba sepanjang lima hingga tujuh kilometer untuk proyek transportasi ramah lingkungan, dengan menginvestasikan 80 juta euro dari dana iklim khusus. Lokasi monorel belum diputuskan tetapi pemerintah kota berencana membangunnya di tempat yang dapat digunakan setelah tahap pengujian.

Mengutip dari laman Euronews, Kamis, 23 November 2023, kereta diklaim lebih cepat dan lebih murah untuk dibangun dibandingkan jalur kereta bawah tanah. Kereta levitasi magnetik juga tanpa pengemudi atau ‘maglev’ dan bisa mulai beroperasi dalam kurun waktu dua tahun lagi. Diharapkan hal ini akan mengurangi lalu lintas mobil dan emisi di Berlin.

Lalu bagaimana cara kerja kereta 'Maglev' Berlin?Sebuah langkah menuju Hyperloop yang lebih futuristik, sistem magrail didasarkan pada teknologi levitasi magnetik.

Ini menggunakan magnet untuk mengangkat kereta keluar jalur dan serangkaian magnet lain untuk mendorongnya. Hal ini menghilangkan gesekan kereta saat menyentuh rel, sehingga meningkatkan kecepatan dan mengurangi kebisingan serta tentunya akan ramah lingkungan.

Di tempat lain di Eropa, perusahaan Polandia Nevomo telah bekerja sama dengan manajer infrastruktur kereta api Italia Rete Ferroviaria Italiana untuk mengembangkan teknologi maglev yang diharapkan dapat ditambahkan ke jalur kereta api yang sudah ada. Jika diterapkan pada jalur berkecepatan tinggi, Nevomo mengatakan teknologi ini akan mampu menggandakan kecepatan tertinggi kereta TGV Prancis menjadi 550 km/jam. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Teknologi yang Dipakai

Teknologi Transrapid Jerman, yang terdiri dari monorel berkecepatan tinggi menggunakan levitasi magnetik, sudah digunakan di Shanghai, Tiongkok. Dibuka pada 2004, kecepatannya kini mencapai 300 km/jam. Korea Selatan dan Jepang juga memiliki kereta maglev.

Apakah ini rel magnet pertama di Berlin? Kereta maglev baru bukanlah terobosan pertama Berlin dalam bidang kereta magnet. Dioperasikan secara eksperimental pada 1984 dan untuk penumpang antara 1989 hingga 1991, M-Bahn atau Magnetbahn menempuh jalur sepanjang 1,6 km dengan tiga pemberhentian.

Dibangun di Berlin Barat untuk menjembatani kesenjangan transportasi umum yang diciptakan oleh Tembok Berlin. Setelah tembok runtuh, jalur tersebut menjadi usang dan diturunkan untuk memungkinkan perluasan bawah tanah.

Rencana pembangunan kereta maglev terbaru diumumkan oleh Dirk Stettner dari kelompok parlemen CDU, yang memerintah Berlin dalam koalisi dengan partai SPD. Kota ini bertujuan untuk menjadi netral iklim pada 2045. Tidak jelas kapan pembangunan maglev akan dimulai.​

3 dari 4 halaman

Jalur Kereta Api China-Thailand

Sementara, State Railway of Thailand (SRT) akan menandatangani kesepakatan pada November 2023 dengan Boonchai Panich (1979) Co Ltd, untuk pembangunan jalur kereta api sepanjang 13,3 kilometer antara Ban Pho dan Phra Kaeo di Provinsi Ayutthaya, Thailand. Dilansir dari The Thaiger, Selasa, 14 November 2023, pembangunan ini merupakan bagian dari proyek kereta api ambisius China-Thailand yang membentang dari Bangkok hingga Nong Khai.

Nirut Maneephan, Gubernur SRT, mengumumkan rencana ini pada Senin, 13 November 2023. Ia mengungkapkan bahwa tahap konstruksi proyek, yang mendapat alokasi anggaran sebesar 10,3 miliar baht atau sekitar Rp4,480 triliun, bakal segera dimulai.

Dia mengonfirmasi bahwa SRT saat ini sedang menunggu draft kontrak dari Kejaksaan Agung Thailand (OAG) untuk memulai proses pembangunannya. Penilaian Dampak Warisan Budaya (HIA) terhadap desain jalur kereta api layang di Stasiun Ayutthaya, yang terletak sekitar 2 kilometer dari situs bersejarah di provinsi tersebut, sudah dikirim ke sembilan lembaga internal dan kantor pusat UNESCO di Prancis untuk mendapatkan persetujuan.

4 dari 4 halaman

Berbiaya Rp77,7 Triliun

Gubernur SRT pun membahas negosiasi yang sedang berlangsung mengenai tumpang tindih rute bagian Bang Sue-Don Mueang, dan jalur kereta api kecepatan tinggi Don Mueang–Suvarnabhumi–U-Tapao. Nirut mengungkapkan keputusan akhir akan diambil oleh Kantor Koridor Ekonomi Timur Thailand (EECO) di akhir tahun.

"SRT mungkin akan melaksanakan sendiri kontrak konstruksinya untuk menghindari penundaan proyek," ungkap Nirut.

Lebih jauh, dia menyebutkan beberapa pilihan untuk membiayai pembangunan kereta api, termasuk penerapan anggaran dari proyek kereta kecepatan tinggi Thailand-China, kereta api kecepatan tinggi Don Mueang–Suvarnabhumi–U-Tapao, atau pinjaman dana yang memerlukan persetujuan Kabinet. Keputusan perolehan anggaran diharapkan akan diusulkan ke kabinet pada tahun ini.

Nirut meyakinkan, tahap pertama jalur kereta berkecepatan tinggi Thailand-China, ruas Bang Sue-Don Mueang, tetap berada di jalur penyelesaian pada 2028. Total anggaran proyek kereta berkecepatan tinggi Thailand-China diperkirakan mencapai 179 miliar baht atau sekitar Rp77,755 triliun. Biaya ini termasuk pembangunan jalur kereta api pada fase Bangkok-Nakhon Ratchasima dan Nakhon Ratchasima-Nong Khai, yang mencakup delapan provinsi dengan total 606 kilometer.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini