Sukses

Bukan Destinasi Populer, Puluhan Turis India Terdampak Gempa Nepal yang Sebabkan 155 Korban Jiwa

Gempa Nepal pada Jumat malam, 3 November 2023, waktu setempat, membuat turis dan warga lokal terpaksa mencari perlindungan. Mereka disebut tidur di luar ruangan hampir sepanjang malam.

Liputan6.com, Jakarta - Gempa Nepal pada Jumat malam, 3 November 2023, waktu setempat, membuat turis dan warga lokal terpaksa mencari perlindungan. Hingga saat ini, jumlah wisatawan yang "terjebak" belum dirilis, namun setidaknya 39 turis asing dari Pune dan Pimpri-Chinchwad, India, dikonfirmasi berada di lokasi kejadian.

Pada Hindustan Times, dilansir Selasa (7/11/2023), mereka menceritakan horor detik-detik gempa Nepal mengguncang. Mahesh Rahane bercerita ia memesan paket tur Nepal selama 13 hari dari Archies International Tours and Travels bersama istri dan saudara iparnya.

Perjalanan mereka dimulai pada 26 Oktober 2023 dari Pune. Setelah mengunjungi Kathmandu, Pashupatinath, Muktinath, dan Pokhara pada Jumat, keluarga Rahane berada di antara rombongan wisatawan yang mencapai Chitwan untuk safari hutan.

Rahane mengatakan, "Setelah safari hutan pada Jumat malam, kami sedang istirahat di Hotel Royal Safari sekitar pukul 23.51, saat itu kami merasakan getaran yang kuat." Menurutnya, para wisatawan berlari menuju lahan terbuka yang lebih aman di taman terdekat dan bermalam di sana hampir sepanjang malam.

Turis lain, Sanjay Padalikar, juga berada di Nepal bersama istrinya. Padalikar berkata, "Semua orang panik. Ada banyak lansia di kelompok kami. Sulit bagi kami untuk memindahkan mereka ke tempat lebih aman pada malam hari karena tidak ada fasilitas lift di hotel kami."

Semua turis aman akhirnya, menurut Padalikar. Awalnya, mereka kesulitan menghubungi anggota keluarganya di kampung halaman, namun pada Sabtu pagi, 4 November 2023, mereka bisa kembali tersambung melalui panggilan telepon.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Cerita Staf Operator Tur

Operator tur Archies International Tours and Travel, Subodh Relekar, menyambung, "Kamar saya berada di lantai tiga, saya mengalami guncangan dengan intensitas yang parah. Kami segera mengevakuasi seluruh wisatawan dalam rombongan kami ke tempat yang lebih aman dan tidak ada yang terluka dalam kejadian tersebut."

Menurut Relekar, rombongan semula berencana mengunjungi Lumbini pada Sabtu dan Minggu, namun mengingat kejadian gempa dan ketakutan para wisatawan, mereka membatalkan kunjungan ke destinasi lain dan memutuskan pulang ke India. 

Wisatawan yang terdampar mengeluh bahwa mereka menghabiskan sepanjang malam di tempat terbuka dan tidak ada bantuan langsung seperti makanan yang disediakan pemerintah setempat. Banyak lansia dalam kelompok tersebut yang panik karena mereka mengidap tekanan darah tinggi dan gangguan diabetes.

Lebih dari 155 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka setelah gempa dahsyat berkekuatan magnitudo 5,6 melanda distrik barat laut Nepal, Jumat malam. Dampak gempa dirasakan hingga ibu kota India, New Delhi, dan Kawasan Ibu Kota Nasional (NCR), yang jaraknya lebih dari 800 kilometer. 

 

3 dari 4 halaman

Jauh dari Destinasi Wisata Populer

Para pejabat mengatakan, jumlah korban tewas mungkin bertambah karena komunikasi dengan banyak daerah yang terdampak gempa masih terganggu. Upaya penyelamatan masih terus dilakukan.

Kendati demikian, Nepal tetap diklaim jadi "destinasi yang aman" bagi wisatawan. Para Pemangku Kepentingan Pariwisata (WTN) negara itu mendesak publik memahami bahwa pusat gempa berada jauh dari tempat wisata di Nepal, dan tidak ada pengunjung yang terluka, lapor eTurbo News.

Ketua WTN Nepal Pankaj Pradhanang menjelaskan dalam keterangan pers yang dirilis World Tourism Network cabang Nepal, "Dengan sedih kami laporkan bahwa pusat gempa berada di sekitar Jajarkot, yang mengakibatkan banyak korban jiwa dan luka-luka."

"Hati kami tertuju pada orang-orang yang terdampak tragedi ini, dan pikiran kami tertuju pada keluarga yang kehilangan orang-orang terkasih," imbuhnya. "Laporan media menunjukkan bahwa sekitar 150 orang telah meninggal dunia, dan jumlah yang sama juga mengalami luka-luka di Jajarkot dan distrik tetangganya, Rukum Barat."

"Upaya penyelamatan dan pertolongan sedang dilakukan untuk membantu mereka yang berada di daerah terdampak gempa," ia menambahkan.

4 dari 4 halaman

Gempa Susulan

Di destinasi populer, seperti Kathmandu, Pokhara, dan Chitwan, belum ada laporan korban cedera atau kerusakan, kata Pradhanang. "Kami dengan lega mengonfirmasi keselamatan tamu dan tim anggota WTN. Selain itu, tidak ada pelancong internasional atau orang asing yang dilaporkan termasuk di antara korban luka atau meninggal," sebut dia.

"Patut disebutkan bahwa meski terdapat potensi wisata yang luar biasa di bagian barat Nepal, sangat sedikit wisatawan yang mengunjungi wilayah ini," ucapnya. "Kami tetap bersolidaritas dengan komunitas lokal di daerah yang ter dampak, bekerja sama dengan asosiasi pariwisata lokal dan pihak berwenang untuk memberi dukungan dan bantuan pada para korban."

Gempa susulan dilaporkan masih terjadi. Setidaknya dua gempa mengguncang Nepal pada Senin, 6 November 2023, lapor CBS News. Gempa berkekuatan magnitudo 5,2, yang berpusat di distrik Jajarkot, melanda pada Senin. Gempa susulan berkekuatan magnitudo 4,5 melanda bagian barat negara itu hanya sembilan menit setelah gempa pertama pada Senin, kata Pusat Seismologi Eropa-Mediterania.

Setidaknya tiga orang menderita luka ringan, tapi tidak ada laporan mengenai korban jiwa akibat gempa pada Senin, menurut pejabat polisi Jajarkot Satosh Rokka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini