Sukses

Wanita Diduga Istri Masinis di Palembang Minta Maaf Usia Bikin Video Mendukung Pembakaran Lahan

Selebgram yang diduga istri seorang masinis di Palembang ini mengatakan bisa membayar petugas pemadam kebakaran (damkar) untuk memadamkan api pembakaran lahan.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang wanita yang diduga istri masinis kereta api di Palembang, Sumatra Selatan jadi sorotan usai membuat pernyataan kontroversial. Dalam unggahannya di media sosial, ia mengatakan mendukung upaya membuka lahan dengan cara pembakaran lahan.

Dalam video yang beredar, wanita yang diketahui seorang selebgram bernama Yoan Sandra ini mengatakan bisa membayar petugas pemadam kebakaran (damkar) untuk memadamkan api kebakaran lahan.

"Lah memang asap, mau gimana lagi. Logika saja ya, misalnya kalian punya 100 hektare, kalian saja atau saya saja ya, mana mau lah saya nyuruh orang untuk menebangnya (pohon/rumput). Mending saya bakar saja, sekali lewat sudah (bersih)," kata Yoan disesuaikan dalam Bahasa Indonesia, dikutip dari akun Instagram @terang_media, Selasa, 3 Oktober 2023.

"Nanti bayar saja mobil damkar supaya api reda, yang penting kan abis. Sebenarnya (kebakaran lahan) ini nih balik-baliknya keegoisan kita sebenarnya,” sambungnya.

"Dan mungkin kalau misalnya saya juga yang punya lahan, saya juga pasti mikirnya begitu (buka lahan dengan cara dibakar). Cuma paling banter beberapa hari (asapnya), palingan hilang,” tambahnya,

Menurut wanita ini, kabut asap memang biasa terjadi di wilayah Sumsel. Ia menilai jika saat ini memang musimnya kabut asap. Usai pernyataan kontroversinya viral, Yoan Sandra membuat video singkat yang menyatakan permintaan maaf usai dirinya diperiksa di Polda Sumsel, Senin, 2 Oktober 2023.

"Saya meminta maaf pada warga negara Indonesia khususnya Sumatra Selatan atas video saya tentang kebakaran lahan menjadi kegaduhan di masyarakat,” ungkapnya, dikutip dari akun Instagram @nyinyir_update_official pada Selasa, 3 Oktober 2023.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dikecam Warganet Meski Sudah Minta Maaf

Ia mengaku tidak punya maksud tertentu. Dirinya berdalih hanya curhat saja dengan kondisi yang dialami sekarang. "Saya tidak ada maksud apapun selain mencurahkan isi hati saya. Pada anak saya yang awalnya tatap muka menjadi sekolah daring atau jarak jauh akibat asap tebal,” tuturnya.

Ia menyadari apa yang telah dilakukan adalah salah. Ia berjanji tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi. "Saya berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang saya buat,” tegasnya.

Unggahan itu mendapa beragam komentar dari warganet. Sebagian besar mengecam tindakan wanita tersebut meskipun dirinya sudah meminta maaf.

"Uda di prediksi BMKG , pasti ujung ujungnya minta maaf , basi,” demikian komentar seorang warganet.

"😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂 berbicara tanpa berfikir inilah akibat nya. Sampai sini paham kan,” ujar warganet yang lain.

"Tetep pke outfit yang kece donk,” tulis warganet lainnya.

"DUTA ANTI BAKAR LAHAN yok bisa yok masa gak jadi DUTA," timpal warganet lainnya.

3 dari 4 halaman

Dampak Kebakaran di Gunung Arjuno

Belum lama ini Polres Malang mengejar pemburu liar yang memicu kebakaran hutan dan lahan di wilayah lereng Gunung Arjuno. Kasi Humas Polres Malang Iptu Ahmad Taufik mengatakan, pihaknya tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait dengan aktivitas pemburu liar yang memicu kebakaran hutan dan lahan tersebut.

"Kami sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait dengan aktivitas pemburu yang diduga menyebabkan kebakaran hutan dan lahan tersebut," kata Taufik, Selasa, 29 Agustus 2023, dikutip dari kanal Surabaya Liputan6.com, 30 Agustus 2023.

Taufik menjelaskan, polisi saat ini tengah mengidentifikasi pelaku yang dengan sengaja membakar semak-semak di lereng Gunung Arjuno untuk memudahkan aktivitas perburuan satwa. Menurutnya, Polres Malang akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengumpulkan bukti dan informasi terkait penyelidikan tersebut. Pihak kepolisian sudah mengantongi informasi awal terkait adanya aktivitas perburuan liar yang menjadi penyebab kebakaran hutan tersebut.

Ia menambahkan, akibat kebakaran hutan dan lahan di kawasan lereng Gunung Arjuno tersebut, mengancam keberlangsungan ekosistem dan keanekaragaman hayati yang ada. Peristiwa itu, menjadi perhatian serius bagi pihak berwenang.

Akibat adanya aktivitas perburuan liar tersebut, menyebabkan peristiwa kebakaran hutan dan lahan tepatnya berada di petak 116 B, Resort Pemangku Hutan (RPH) Sumberawan, di Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari. Tahura Raden Soerjo merupakan rumah bagi sejumlah satwa diantaranya adalah monyet ekor panjang, elang Jawa, kera hitam, landak, ular sawah, ayam hutan, kutilang, tupai, alap-alap jambul, dan alap-alap tikus atau putih.

Aktivitas perburuan liar, ditengarai untuk melokalisir satwa dan memudahkan para pemburu. Titik api muncul pertama kali pada Curah Sriti, yang masuk dalam wilayah Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, pada Sabtu, 26 Agustus 2023 dini hari.

4 dari 4 halaman

Pemadaman Kebakaran Hutan di Gunung Arjuno

Berdasarkan pantauan udara Jumat, 8 September 2023, sisa-sisa kebakaran hutan di Gunung Arjuno membuat wilayah terdampak berwarna hitam pekat dan dapat dipastikan hampir 99 persen vegetasi berupa pepohonan, semak, dan belukar mati. Setidaknya itulah yang terlihat ketika Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto melakukan peninjauan udara, memantau operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Gunung Arjuno, merujuk rilis yang diterima Liputan6.com, Sabtu, 9 September 2023.

Dalam penerbangan menggunakan helikopter dengan ketinggian 6.400 kaki selama kurang lebih 30 menit, Kepala BNPB berkeliling memutari sisi timur lereng Gunung Arjuno dari Prigen hingga kawasan Kota Batu. Dari pengamatan itu, terlihat bahwa lokasi kebakaran tidak berada hanya di satu titik.

Kepulan asap juga masih terlihat di beberapa titik yang diduga merupakan hot spot baru. Tercatat pula bahwa lokasi kebakaran hutan berada di lereng gunung dengan ketinggian bervariasi antara enam ribu sampai delapan ribu kaki jika diukur menggunakan sistem navigasi helikopter.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini