Sukses

6 Fakta Menarik Gunung Salak yang Dikenal Angker dan Banyak Cerita Mitos

Banyak yang mengira asal-usul nama Gunung Salak adalah dari tanaman salak, namun sebenarnya berasal dari kata bahasa Sanskerta, salaka yang berarti "perak".

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Salak merupakan salah satu gunung berapi yang terletak di Pulau Jawa tepatnya dekat dari kota Bogor. Kawasan rangkaian Gunung Salak termasuk wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Pengelolaan kawasan hutannya semula berada di bawah Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, tetapi sejak 2003 termasuk wilayah perluasan Taman Nasional Gunung Halimun. Kini wilayahnya dikelola sebagai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.

Mengutip dari laman Gunung Bagging, Minggu, 24 September 2023, Gunung Salak berusia relatif tua sehingga memiliki beberapa puncak. Geoposisi puncak tertinggi gunung ini dinamakan Puncak Salak I dengan ketinggian puncak 2.211 mdpl. 

Puncak lainnya yaitu Salak II yang berketinggian 2.180 mdpl, dianggap yang tertua kedua. Selanjutnya terdapat Puncak Sumbul dengan ketinggian 1.926 m dpl.

Terdapat sejumlah kawah aktif yang tidak berada di puncak. Kawah terbesar, Kawah Ratu, merupakan kawah termuda. Kawah Cikuluwung Putri dan Kawah Hirup merupakan bagian dari sistem Kawah Ratu.. 

Masih banyak hal mengenai Gunung Salak selain letak dan ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Salak yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber. 

1. Asal-usul Nama Bukan dari Buah Salak

Terdapat sejumlah kawah aktif yang tidak berada di puncak Gunung Salak. Kawah terbesar, Kawah Ratu, merupakan kawah termuda. Kawah Cikuluwung Putri dan Kawah Hirup adalah bagian dari sistem Kawah Ratu.

Banyak yang mengira asal-usul nama "Salak" adalah dari tanaman salak, namun sebenarnya berasal dari kata bahasa Sansekerta, salaka yang berarti "perak".

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Letusan Pertama Gunung Salak

Semenjak abad ke-16 tercatat terjadi beberapa kali letusan terjadi di Gunung Salak, antara lain rangkaian letusan pada1668--1699, pada 1780, tahun 1902--1903, dan 1935. Letusan terakhir terjadi pada 1938, berupa erupsi freatik yang terjadi di Kawah Cikuluwung Putri.

Menurut catatan PVMBG, erupsi terbesar pernah terjadi pada 1699, yang bersifat erupsi magmatis dan sangat merusak, namun catatan korban tidak diketahui. Secara morfologi, Gunung Salak memiliki banyak jurang curam dan dalam.

Inilah sebabnya seluruh tubuh gunung sampai puncak tertutup hutan lebat, kontur gunung ini tidak mudah terlihat. Hal ini sering kali menipu pendaki maupun penerbang yang melewati kawasan pegunungan ini.

3. Terkenal dengan Kekayaan Habitat Burung

Gunung Salak dikenal sebagai daerah yang kaya burung, sebagaimana yang pernah dicatat oleh Vorderman (1885). Hoogerwerf (1948) mendapatkan tidak kurang dari 232 jenis burung di Gunung Salak. 

Beberapa jenis burung yang cukup penting dari gunung ini ialah elang jawa (Spizaetus bartelsi) serta beberapa jenis elang lain, dan ayam-hutan merah. Di hutannya juga bisa ditemukan hewan tringgiling serta primata owa jawa.

3 dari 4 halaman

4. Tingkat Kesulitan Gunung Salak

Meski tergolong sebagai gunung yang ketinggiannya rendah, akan tetapi Gunung Salak memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi, lantaran karakteristik vegetasi maupun medannya. Namun tetap ada saja yang penasaran untuk bisa menaklukan gunung tersebut.

Gunung Salak populer sebagai tempat pendidikan bagi klub-klub pecinta alam, terutama karena medan hutannya yang rapat dan jarang pendaki yang mengunjungi gunung ini. Untuk para pendaki, Gunung Salak dapat didaki dari beberapa jalur. Puncak yang paling sering didaki adalah Salak I. Jalur lain adalah "jalan belakang" melalui Cidahu, Sukabumi, atau dari Kawah Ratu, dekat dari Gunung Bunder.

5. Pernah Jadi Lokasi Kecelakaan Pesawat

Gunung Salak memiliki sejarah yang sangat berkaitan dengan beberapa kecelakaan penerbangan. Kejadian paling terkenal terjadi pada tahun 2012, saat pesawat Sukhoi Superjet 100 jatuh di kawasan tersebut hingga menewaskan semua penumpang di dalamnya.

Selain kejadian tersebut, pada 2002 sebuah pesawat Garuda Indonesia juga jatuh di dekat Gunung Salak, menewaskan 21 orang di dalamnya. Lalu pada 1992 sebuah pesawat Merpati Nusantara Airlines jatuh di dekat gunung ini, menewaskan 27 orang.

Tak hanya kejadian kecelakaan, banyak pula cerita pendaki tersesat di Gunung Salak. Hal ini bisa terjadi karena hutannya yang rapat dan hampir tak terlihat jalan setapak karena jarang orang mendaki gunung ini. Cerita mitos orang yang hilang di hutannya banyak diceritakan, namun tak diketahui kebenarannya.

4 dari 4 halaman

6. Jalur Pendakian di Gunung Salak

Titik awal terbaik bagi pendaki  yang ingin mencapai puncak tertinggi dari tujuh puncak Salak hanya dalam satu hari adalah dari stasiun pertanian dekat Cimelati (800 mdpl). Tepat di luar Portibi Farms terdapat penunjuk arah di mana pendaki mengambil belokan kanan di dekat Cicurug.

Cimelati berada di tenggara puncak. Dibutuhkan sekitar 4--6 jam untuk mencapai puncak yang seperti disebutkan di atas, dilengkapi dengan tanda yang menonjol, batu nisan dan tempat berteduh. Ini adalah pendakian yang curam tapi mudah melalui hutan menuju Salak 1 dan hutan akan sedikit menipis saat pendaki mendekati puncak.

Jalurnya melalui Pos 1 di ketinggian 1.091 mdpl, Pos 2  dengan ketinggian 1.289 mdpl, Pos 3, Pos 4 ketinggian 1.596 mdpl, Pos 5 ketinggian 1.941 mdpl dan Pos 6 dengan ketinggian 2.005 mdpl. Lokasi air terakhir adalah Pos 3 yang tingginya sekitar 1.300 mdpl.

Walaupun di puncaknya berhutan, Anda akan disuguhi pemandangan ke puncak-puncak kecil Salak lainnya, pegunungan Gede-Pangrango, dan pinggiran kota Bogor yang terpencil di bawahnya. Tentu mencapainya sangat sepadan dengan pemandangan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.