Sukses

Nasihat Ahli Jangan Makan Terlalu Malam karena Akan Pengaruhi Kontrol Kadar Gula

Makan sebelum tidur yang akan berdampak besar karena makan malam akan membuat seseorang susah mengontrol gula darah. Kemudian, makin malam sistem tubuh manusia justru malah menyimpan lemak, bukan membakar lemak.

Liputan6.com, Jakarta - Menjaga pola makan dan menjalani gaya hidup seimbang menjadi kunci kesehatan seseorang. Para ahli menyarankan juga untuk berolahraga secara teratur agar tubuh selalu bugar.

Pengaturan jam makan juga berpengaruh, bahkan disebutkan bahwa makan malam akan membuat seseorang susah mengontrol kadar gula darah. Selain itu, semakin malam sistem tubuh manusia justru malah menyimpan lemak, bukan membakar lemak.

"Jadi salah satu advice dan tips yang selalu gua kasih ke klien gua di coaching program adalah jangan makan malam terlalu dekat dengan jam tidur," ungkap Felix Zulhendri, seorang Scientist yang kerap membuat konten tentang nutrisi dan kesehatan bergelar Ph.D, di Tiktok pada Minggu, 10 September 2023.

Ia pun mengungkap salah satu jurnal ilmiah berjudul "Diurnal Variation in Insulin Sensitivity of Glucose Metabolism Is Associated with Diurnal Variations in Whole-Body and Cellular Fatty Acid Metabolism in Metabolically Normal Woman". Felix menjelaskan eksperimen yang dilakukan kepada 13 wanita yang agak kelebihan berat badan, tapi secara metabolik dinyatakan sehat.

Para wanita tersebut diberi makanan yang sama pagi, siang dan malam. Setelah itu dicek dari sisi pengontrolan gula darah, lalu diambil juga sampel biopsi dari jaringan lemak para responden ini. 

Hasilnya dengan makanan yang sama dibanding pagi hari, gula darah naik lebih tinggi pada saat malam. Hal yang menarik jika melihat plasma free fatty acids atau berapa banyak lemak di dalam darah, pada saat malam hari juga lebih tinggi di banding pagi hari saat orang sarapan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Membakar Lemak di Pagi Hari

Selain itu ada fakta lain yang menyatakan tubuh para responden membakar lemak di pagi hari, sementara saat malam hari proses ini mengalami penurunan. Saat makan di malam hari gulla darah kita itu jadi lebih susah turun, karena pada saat malam hari kita susah kontrol gula darah.

Pada malam hari, tubuh juga lebih sedikit membakar lemak. Ini sebabnya disarankan untuk makan malam lebih awal.

Usahakan makan pagi pukul 07.00, agar makan malam bisa dilakukan sekitar pukul 05.00 sebagai jam terakhir. Konten yang disukai oleh lebih dari 23,6 ribu pengguna TikTok itu mendapat beragam komentar warganet.

"Ngeliat ini pas udah abis nasi goreng sepiring," komentar warganet.

"Pernah denger ustadz ngomong, makan bagusnya sebelum isya (maksimal jam 7 malam). Lewat itu biasanya bangun subuhnya suka pilek, mata sembab, badan nggak enak," sambung yang lain berbagi.

"Terus gimana untuk busui dok, kan laper terus," tanya yang lain.

"Kalo buka puasa gimana dong, kan abis magrib," tanya warganet lagi.

3 dari 4 halaman

Makan Larut Malam Justru Bikin Lapar

Mengutip kanal On Off Liputan6.com, Jummat (15/9/2023), makan malam lebih awal sangat disarankan agar tubuh mendapat cukup waktu mencerna makanan sebelum tidur. Ternyata selain itu, makan larut malam pun tidak baik karena bisa membuat Anda menjadi lebih lapar. Lalu apakah benar?

Makan atau mengonsumsi camilan larut malam tidak hanya dapat mengganggu pencernaan, tetapi juga mendisregulasi hormon lapar. Pada akhirnya itu bisa membuat Anda merasa lebih lapar dan mendorong makan berlebihan sehingga berpotensi kenaikan berat badan.

Menyoroti hal serupa, seorang psikiater nutrisi Uma Naidoo mengatakan, "Sementara makanan yang kita makan dapat memiliki pengaruh besar pada perasaan kita, kebiasaan kita seputar makanan juga penting untuk diperhatikan. Sudah lama disarankan makan larut malam atau makan mendekati waktu tidur, memiliki implikasi kesehatan yang negatif."

Pada sebuah unggahan di akun Instagram pribadinya dia menambahkan, "Uji coba acak, terkontrol, crossover baru-baru ini menemukan bahwa individu yang makanan terbesarnya dikonsumsi di kemudian hari memiliki kadar leptin serum yang lebih rendah (hormon yang memberi tahu bahwa kita kenyang) dan ghrelin (hormon yang lebih tinggi), yang membuat kita merasa lapar. Hal ini berarti orang mungkin merasa lebih lapar dan cenderung berhenti makan saat kenyang."

4 dari 4 halaman

Makan Terlambat Dikaitkan Disregulasi Hormon Lapar

Makan terlambat juga terkait dengan disregulasi hormon lapar, khususnya ghrelin dan leptin. Ghrelin merupakan hormon yang bertanggung jawab untuk merangsang nafsu makan dan meningkatkan rasa lapar. Sedangkan leptin adalah hormon yang memberi sinyal rasa kenyang dan menekan nafsu makan .

Konsultan Senior – Penyakit Dalam, Rumah Sakit Fortis, Bengaluru Aditya S Chowti menjelaskan, "Saat kita makan larut malam, terutama berkalori tinggi atau tidak sehat, hal itu mengganggu pengaturan hormon nafsu makan yang normal. Penelitian telah menunjukkan bahwa makan larut malam dapat menyebabkan peningkatan kadar ghrelin dan penurunan kadar leptin, yang mengakibatkan peningkatan rasa lapar dan mengidam, bahkan saat tubuh tidak membutuhkan makanan tambahan.”

Adapun makan terlambat dapat berdampak signifikan pada hormon lapar. Ketika Anda mengonsumsi makanan larut malam, terutama menjelang waktu tidur, "Ini mengganggu ritme sirkadian alami tubuh kita, yang mengatur berbagai proses fisiologis, termasuk nafsu makan dan metabolisme. Gangguan tersebut dapat menyebabkan disregulasi hormon lapar,” tukasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.