Sukses

Agensi Kim Hieora Tegas Bantah Semua Tudingan Laporan Dispatch soal Bullying dan Kekerasan di Sekolah

Agensi Kim Hieora dengan tegas membantah semua tuduhan yang ditujukan terhadapnya soal bullying hingga kekerasan di sekolah menurut laporan Dispatch. Agensi Kim Hieora, Gram Entertainment, menjelaskan di balik masa lalu Kim Hieora dan membantah poin yang dibuat oleh Dispatch.

Liputan6.com, Jakarta - Agensi Kim Hieora dengan tegas membantah semua tuduhan yang ditujukan terhadapnya soal bullying hingga kekerasan di sekolah menurut laporan Dispatch. Dalam pernyataan yang dibagikan ke berbagai media, termasuk Sports Chosun, agensi Kim Hieora, Gram Entertainment, menjelaskan di balik masa lalu Kim Hieora dan membantah poin yang dibuat oleh Dispatch.

"Halo, ini Gram Entertainment, agensi Kim Hieora. Kami mohon maaf karena telah menimbulkan kekhawatiran banyak orang dengan berita mendadak terkait Kim Hieora yang dirilis hari ini," bunyi awal pernyataan agensi Kim Hieora, seperti dikutip dari Koreaboo, Kamis (7/9/2023),

Pihaknya melanjutkan, "Pertama-tama, kami ingin memberi tahu Anda dengan jujur ​​bagaimana laporan tentang Kim Hieora dirilis dan tuduhan terhadapnya yang diangkat dalam laporan tersebut."

Agensi membenarkan bahwa Kim Hieora bergabung dengan komunitas sekolah online bernama Big Sangji. Komunitas ini diikuti aktris berusia 34 tahun itu, bersama teman-temannya ketika masih menjadi siswa di Sekolah Menengah Putri Sangji.

"Dia bergaul dengan anggota dari grup tersebut. Namun, kami ingin mengklarifikasi bahwa semua tuduhan lain yang dilaporkan dan diangkat oleh media tidaklah benar," terang agensi.

Mereka menambahkan, "Perusahaan media yang merilis laporan tersebut menghubungi kami dan memberi tahu kami bahwa ada informasi terkait dengan Kim Hieora. Mereka ingin kami meninjaunya sebelum menerbitkannya."

"Ingatan Kim Hieora dan informan tidak jelas, sehingga memberikan kesempatan bagi Kim Hieora untuk menjelaskan cerita dari sisinya," lanjut pihaknya.

"Kim Hieora mengunjungi outlet media tanpa ada pejabat perusahaan yang bergabung dengannya dan dengan jujur ​​menjawab pertanyaan dari outlet media bersama tiga reporter mereka," tambah agensi itu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Klarifikasi Agensi

Agensi menyambung, "Berbeda dengan judul artikel yang dirilis hari ini, Kim Hieora tidak mengakui atau mengambil bagian dalam aktivitas penindasan tersebut. Dia tidak pernah terlibat dalam kekerasan di sekolah."

Pihaknya kembali menegaskan bahwa apa yang dikatakan Kim Hieora ketika dia berbicara dengan media. Selain itu, baik media maupun Kim Hieora mengetahui bahwa komentar yang diberikan informan disebabkan oleh kesalahpahaman dan kesalahan dalam ingatan mereka terhadap peristiwa tersebut.

"Informan menyelesaikan kesalahpahaman tersebut, meminta maaf kepada Kim Hieora, dan menginformasikan hal ini kepada media. Karena itu, kami mengira semuanya selesai karena kesalahpahaman," lanjut agensi.

Pihaknya menjelaskan, "Bertentangan dengan pemberitaan media, Big Sangji bukanlah kelompok pengganggu. Ada banyak siswa biasa yang juga menjadi bagian dari kelompok tersebut. Kami akan membantah klaim dari media ini secara rinci di masa mendatang."

"Kim Hieora menjelaskan hal tersebut kepada wartawan ketika dia bertemu dengan mereka dan fakta itu tetap tidak berubah sampai sekarang. Sayangnya, outlet media tersebut menerbitkan artikel spekulatif berdasarkan laporan yang mereka kumpulkan," terang agensi.

Agensi kembai menegaskan bahwa Kim Hieora tidak pernah menjadi pelaku intimidasi di sekolah dan dia tidak pernah mengakui atau berpartisipasi dalam kekerasan di sekolah. "Kami akan secara aktif mengklarifikasi poin-poin yang dibuat dalam laporan spekulatif dan tuduhan terkait dengan merilis rincian dan informasi lebih lanjut di masa mendatang," kata mereka.

"Terakhir, kami mengimbau Anda untuk berhenti menyebarkan dan mereproduksi spekulasi sembarangan dan informasi palsu ini. Kami akan mengambil tindakan hukum yang tegas terhadap postingan jahat yang merusak reputasi aktor kami," tulis agensi.

Gram Entertainment menutup pernyataan, "Kami dengan tulus meminta pejabat media untuk menahan diri dari pemberitaan spekulatif di masa depan dan meminta maaf sekali lagi karena telah mengecewakan banyak orang saat ini. Terima kasih telah menunggu selama ini."

3 dari 4 halaman

Tudingan Dispatch

Sebelumnya, Dispatch mengungkapkan Kim Hieora, yang terkenal melalui perannya di The Glory sebagai Lee Sa Ra, yang suka mem-bully tokoh utama, ternyata dulu terlibat dalam perilaku intimidasi dan kekerasan saat di sekolah dulu. Laporan Dispatch sebagaimana dikutip dari Koreaboo pada Rabu, 6 September 2023 menjelaskan perundungan yang Kim Hieora lakukan saat masih di Sekolah Menengah Putri Sangji, Wonju, Provinsi Gangwon.

Seorang siswa "A" bercerita bahwa ia berdalih ingin ke kamar mandi selama pelajaran, namun sebenarnya mencuri barang dari kelas yang kosong karena semua siswa sedang olahraga di luar kelas. Siswa kelas 8 ini mengaku mencuri atas perintah Kim Hieora, untuk membantu biaya rumah sakit ibunya. Setelah siswa "A" mengungkapkan hal tersebut, Kim Hieora, yang saat itu siswa kelas 9, diminta klarifikasi. Namun, dia membantah keterlibatannya, dengan mengatakan, "Ini tidak ada hubungannya dengan saya."

Dispatch mengungkapkan Kim Hieora sebagai anggota dari geng sekolah terkenal di SMA Putri Sangji, yaitu Big Sangji. Geng ini dikenal memeras, melakukan kekerasan fisik, dan menghina siswa lain. Pada Mei 2023, Dispatch menerima informasi mengenai tindakan kekerasan Kim Hieora di sekolah.

Beberapa sumber menyebutkan mereka terkejut melihat mantan pengganggu dari kelompok Big Sangji itu muncul di TV. Dispatch kemudian bertemu dengan 10 alumni SMA Putri Sangji antara Mei hingga Juni 2023, dan juga mendapat pernyataan dari Kim Hieora sendiri mengenai situasi tersebut.

Laporan Dispatch menyebutkan bahwa Big Sangji terkenal dengan taktik pemerasannya. Uang hasil pemerasan biasanya digunakan untuk keperluan pribadi kelompok. Seorang alumni sekolah "B" mengatakan, "Big Sangji dikenal memeras siswa. Jika tidak memberi uang, mereka akan menghina dan memukul. Kim Hieora adalah salah satu anggotanya."

Kim Hieora bahkan tampak menulis komentar di forum grup mereka. Dispatch berhasil mendapatkan tangkapan layar dari komentarnya, sebagai berikut:

  • 1 Desember 2003 – Haha, orang ini lucu, selalu mencoba sesuatu pada kami namun tak pernah berhasil. Aku harap dia sering-sering muncul, haha.
  • 7 Maret 2004 – Itu yang aku bilang! haha si [Nama orang] tak bisa hadir di gereja. Aku menyukaimu, kau sungguh tampan! Kalau aku berdusta, aku akan masuk neraka. Ayo karaoke bersama! Bisakah kamu yang bayar? Sampai berjumpa. [Nama orang] sebenarnya cukup menawan lho.
  • 6 Juli 2004 – [Nama orang] Semoga menikmati! Jangan hanya melakukan promosi. Wajah [Nama orang] tampak seperti mayat hidup.
  • 13 Agustus 2004 – Wah... [Nama orang]... mengapa kamu bersedih, tampaknya mereka tak menyukai tipe orang seperti dia haha. Apakah ini sebuah candaan? Mereka pasti kaget kalau aku lihat.
  • 17 Agustus 2004 – Haha. [Nama orang] pasti oke! Hei! Kamu! Siapa! Kenapa tidak bertemu di hari ke-22 (hari dimana pasangan merayakan bulanannya) dengan alasan tak punya uang? [Nama orang] begitu marah hingga minum dua botol minuman keras!
4 dari 4 halaman

Pengakuan Kim Hieora

Kim Hieora mengonfirmasi bahwa dia merupakan anggota dari Big Sangji, namun menyangkal beberapa klaim yang diberikan oleh sumber informasi. "Iya, aku memang bukan murid yang sempurna saat masih di sekolah menengah. Seringkali aku melakukan kenakalan. Namun, Big Sangji bukanlah geng pengganggu. Kala itu, bergabung dalam komunitas online bersama teman-teman adalah tren. Big Sangji hanyalah nama dari salah satu komunitas online itu. Bukanlah tempat khusus bagi mereka yang suka menindas," paparnya.

Seorang alumni bernama "C" membantah klaim Kim Hieora, menyatakan bahwa meski siapapun bisa mendaftar untuk menjadi anggota, tidak semuanya diterima ke dalam kelompok tersebut. "Komunitas online itu lebih kepada tempat para pelaku pelecehan. Mereka mendadak meminta uang dari kami. Dari uang tersebut, mereka membeli rokok, minuman keras, dan pergi ke tempat karaoke. Uang itu juga mereka gunakan untuk membeli hadiah buat pacar mereka. Jika kamu menolak memberikannya, mereka akan selalu mengganggumu," kata seorang siswa yang memilih untuk tetap anonim.

Menanggapi klaim itu, Kim Hieora berkata memang dirinya berkumpul dengan kawan-kawan dari Big Sangji. "Aku juga pernah menjadi korban pemukulan dari siswa yang lebih senior tanpa alasan jelas. Namun, aku tidak pernah memukul junior atau teman sebaya. Beberapa siswa kelas 9 mendadak meminta 100.000 won (Rp1,1 juta) dari kami. Kami terdesak waktu, jadi kami mengumpulkan Rp550 ribu dari kami yang di kelas 8 dan Rp550 ribu lainnya dari siswa kelas 7," ungkapnya.

Kim Hieora juga mengakui bahwa dirinya hanya menjadi saksi dari semua itu dan dia menyesal. "Namun, saya tidak terlibat dalam tindakan pelecehan atau kekerasan. Mengapa nama saya disebutkan? Apakah saya berada di dekatmu waktu itu? Apakah aku melihatmu? Aku tak pernah menjadi inisiator dalam semua itu. Saya mungkin menganggap remeh hal ini karena korban adalah adik kelas. Setelah direnungkan, menjadi saksi tanpa bertindak adalah kesalahan besar bagiku," tutur Kim Hieora.

Di sisi lain, beberapa informan mengenai Kim Hieora mengklaim bahwa dia pernah meminta mereka mendapatkan rokok, dan informan lain menyatakan bahwa Kim Hieora akan mengambil uang dari mereka untuk pergi ke karaoke. Ketika Kim Hieora muncul di acara The Glory, beberapa anggota Big Sangji yang masih terhubung berbicara tentang citra Kim Hieora dalam acara tersebut. Berikut tangkapan percakapan di aplikasi Line.

Siswa 1: Apakah dia belajar mengutuk dengan menonton film Ryu Seung Beom?

Siswa 2: Wah, apakah benar? Dia masih seperti dulu saat masih SMP.

Siswa 3: Apakah masuk akal jika Kim Hieora menjadi seorang aktris?

Siswa 4: Belakangan ini, masalah kekerasan di sekolah menjadi semakin serius.

Siswa 5: Kim Hieora tampaknya menemukan jalannya dalam hidupnya, haha.

Siswa 6: Ia mungkin hanya berakting dalam kehidupan nyata.

Siswa 7: Wajah dan cara bicaranya tetap sama seperti dulu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini