Sukses

Donna Agnesia-Darius Sinathrya Bagikan Tips Belanja Bareng Keluarga, Salah Satunya Melatih Anak untuk Mengutamakan Kebutuhan

Meski belanja online makin marak, tapi belanja langsung ke toko yang dituju masih tetap jadi prioritas utama keluarga Donna Agnesia dan Darius Sinathrya.

Liputan6.com, Jakarta - Pasangan Donna Agnesia dan Darius Sinathrya kerap menunjukkan keharmonisan dan kekompakannya dalam berbagai kesempatan. Mereka ternyata juga mengaku punya banyak persamaan dalam hal belanja.

Walaupun sekarang ini belanja online makin marak, tapi belanja langsung ke toko yang dituju masih tetap jadi prioritas utama Donna dan Darius. Mereka sering pergi belanja bersama bahkan mengajak ketiga anak mereka. Bagi keduanya, belanja bareng bisa jadi momen untuk menambah keakraban keluarga, karena tiap anggota keluarga biasanya punya kesibukan masing-masing setiap harinya.

Saat berbelanja, tiap anggota keluarga ternasuk anak-anak tentunya punya keinginan untuk membeli barang apa saja. Darius dan Donna pun membagikan kiat mereka sebagai smart shopper. Tips dan trik belanja cerdas ala Darius Sinathrya dan Donna Agnesia ini mungkin bisa kita terapkan, antara lain:

1. Membuat anggaran belanja keluarga

Sebelum berbelanja terutama untuk belanja bulanan, Donna dan Darius biasanya menentukan anggaran belanja lebih dulu. Salah satu tantangan keluarga adalah mengelola keuangan dengan baik.

Untuk itu, penting sekali membuat anggaran belanja bulanan keluarga. Hal ini dilakukan oleh Donna dan Darius agar mereka tidak berbelanja secara berlebihan.

"Untuk belanja pastinya ada bujet tersendiri, kita udah anggarkan sesuai dengan kebutuhan rutin kan. Tapi, biasanya di luar itu kalau ada kebutuhan tertentu ya pasti kita juga ngobrol dan alokasikan," ujar Darius dan Donna saat ditemui di Media Briefing & Interactive Session 'Semua Urusan, Semua Ketemu Disini di Mr. DIY' di Plataran Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Selasa, 5 September 2023.

Sebagai pasangan suami istri yang telah membina rumah tangga selama 17 tahun, keduanya mampu memahami kebutuhan masing-masing. Menurut Darius, belanja bareng justru bagus karena bisa berdiskusi dan saling sepakat agar tidak terjadi kesalahpahaman.

"Untungnya kita punya penghasilan masing-masing. Untuk self reward, selama tidak mengganggu biaya rumah tangga atau biaya bulanan, ya kita tidak membatasi, tapi juga nggak berlebihan,” ungkap Donna.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Belanja kebutuhan keluarga bersama-sama

Donna dan Darius biasanya mengutamakan belanja bersama-sama, seperti belanja ke Mr. DIY karena lokasinya yang dekat dari rumah mereka. Mr. DIY juga menjadi destinasi berbelanja yang tepat untuk menjawab urusan setiap anggota keluarga mulai dari bapak, ibu, rumah tangga, anak-anak hingga hobi.

Menurut keduanya, toko ritel yang menyediakan segala kebutuhan rumah tangga itu termasuk pilihan yang tepat karena tergolong murah dan segalanya ada. Lebih dari 18.000 variasi produk dengan konsep always low prices ditawarkan Mr. DIY.

Sesuai dengan kampanye yang diusung "Semua Urusan, Semua Ketemu Di Sini di Mr DIY", keluarganya bisa belanja kebutuhan masing-masing tanpa harus bingung dan terpencar.  "Kita biasanya belanja barengan pas weekend karena anak-anak juga sekolahnya libur dan waktunya lebih panjang. Kita bisa keluar bareng-bareng sekalian kita tanya kebutuhan mereka apa atau mereka yang minta duluan," terang Darius.

Selain itu, ia juga merasa bahwa belanja bersama-sama sangat menyenangkan. Kalau setiap orang pergi ke toko yang berbeda-beda, itu akan sangat menghabiskan waktu.

3 dari 4 halaman

3. Melatih anak mengutamakan kebutuhan dengan selalu bertanya

Tips belanja cerdas yang Donna dan Darius terapkan adalah membiasakan anak untuk lebih aware terhadap kebutuhannya. Dengan begitu, anak terlatih mengontrol diri dalam membeli sesuatu.

"Kita tanya dulu kebutuhannya apa. Kebetulan anak-anak kita termasuk hemat. Biasanya kalau mau beli sesuatu baru minta," ucap Donna.

"Jadinya masih terkontrol, mungkin karena dibiasakan untuk membeli sesuatu sesuai apa yang dibutuhkan. Biasanya kita minta mereka untuk cek dulu masih ada apa enggak, masih bisa dipakai atau gak. Kebiasaan itu akhirnya kebentuk sampai mereka remaja," timpal Darius.

4. Tidak memberi uang secara berlebihan pada anak-anak

Donna dan Darius membiasakan tidak memberikan uang berlebihan kepada anak-anak . Bahkan, hingga anak perempuannya menginjak bangku SMP, Donna tidak memberikan uang jajan.

"Awal menanamkan kebiasaan ini pasti challenging. Tapi, anak-anak kita sekarang udah remaja, karena udah dibiasakan dari kecil begitu, ya sudah jadi kebiasaan mereka. Jadi sekarang lebih enak karena mereka udah punya self filter tanpa kita harus nasihati dulu," ujar pria berusia 38 tahun itu.

Kebiasaan ini ditunjukkan dengan membawa bekal makanan dari rumah untuk anak dan belanja bersama. Ketika anak butuh sesuatu, pasti mereka akan mengungkapkannya pada Darius atau Donna. "Kita selalu pergi bareng, kita yang bayar jadi terkontrol. Kita gak pernah ngasih yang berlebihan," lanjut Darius.

 

4 dari 4 halaman

5. Menerapkan kebiasaan menabung dan memilih barang yang berkualitas

Tips penting menjadi smart shopper terakhir adalah menanamkan kebiasaan mengelola uang dengan baik dan bijak. Untuk itu, Donna dan Darius mendukung anak mereka untuk menabung. "Kadang kalau ada sisa uang jajan, kita suruh mereka simpan untuk ditabung. Dari situ, mereka bisa beli sesuatu yang mereka ingi beli nantinya. Mungkin itu cara mereka belajar untuk mengatur uang sendiri," tutur Donna.

"Tiap anak beda-beda. Misalnya yang nomor satu itu bilang 'gak mom aku gak butuh', jadi uang yang gak dia pakai pasti dikembalikan ke kita. Aku bersyukur banget anak-anak cukup bijaksana dalam membeli barang atau belanja," lanjut wanita berusia 44 tahun itu.

Selain menabung, keluarganya juga mengutamakan nilai fungsionalitas dan kualitas. Bukan sekadar cari yang termurah atau yang branded, tapi barangnya harus berkualitas agar masa pakainya lebih lama.

"Kita harus belajar prediksi barang-barang yang perlu dibeli ke anak-anak kita. Kita paling kasih tahu di awal, ya. Sekarang di usia 14 dan 16 tahun, mereka udah bisa berpikir kritis termasuk soal belanja," tutup Donna Agnesia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini