Sukses

Dermatologis Ungkap Dampak Polusi Jakarta Pada Kesehatan Kulit, Perlukah Double Cleansing untuk Kulit Sensitif?

Isu polusi udara di Jakarta sedang menjadi perbincangan hangat saat ini. Tentunya tak hanya berdampak pada pernapasan saja, polusi ikut memengaruhi kesehatan kulit seseorang.

Liputan6.com, Jakarta - Isu polusi Jakarta sedang menjadi perbincangan hangat saat ini. Tentunya tak hanya berdampak pada pernapasan saja, polusi ikut memengaruhi keadaan kulit seseorang.

Hal tersebut ikut menjadi perhatian Claudia Christin, seorang Medical Doctor yang juga seorang dermatologis. Ia menyebut bahwa polusi memberi efek yang signifikan pada kulit, karena membentuk radikal bebas yang merupakan tersangka berbagai permasalahan pada kulit.

"Yang jerawatan bisa jadi tambah parah, eksim atomic dermatotis bisa timbul lagi, dan skin barrier jadi gampang terganggu," ungkap Claudia saat Press Conference, di acara Sociolla Waste Down Beauty Up x Innisfree di Lipppo Mall Puri, Jakarta Barat, Rabu, 23 Agustus 2023.

Untuk mengatasinya, ia pun menyarankan untuk meningkatkan lagi penggunaan produk-produk berbasis kandungan antioksidan. "Biasanya yang standar produk dengan kandungan Vitamin C untuk menangkal efek buruk radikal bebas," sambungnya.

Selain itu, untuk memperkuat skin barrier disarankan juga menambahkan pelembap, meskipun cuaca di Indonesia cenderung tropis dan sudah lembap. Hal ini lantaran pelembap yang ditambahkan akan menjadi pelindung kulit dari berbagai efek termasuk penuaan.

Pemilihan pelembap juga harus disesuaikan dengan kondisi kulit seseorang, apakah berminyak atau normal dan kering. "Paparan polusi juga akan membuat kita jadi sering cuci muka, jadi memang harus lebih giat lagi. Kita wipe (hapus) pakai kapas aja sudah pasti kotoran dan debu menempel jadi boleh double cleansing," tambahnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Double Cleansing untuk Kulit Sensitif

Ada pula yang menanyakan, apakah tidak masalah melakukan double cleansing. Menurut Claudia, boleh saja, namun kembali lagi pemilihan cleanser harus pula dilihat kandungannya.

Ia mencontohkan produk micelar water yang berbahan dasar air, atau jenis pembersih lain seperti facial foam, sebaiknya untuk minimalisir iritasi disarankan pilih yang tidak memiliki kandungan alkohol. "Saat polusi lagi tinggi-tinginya yang penting pinter-pinter milih produk dengan PH lebih rendah, jangan yang ada kandungan alkohol," tegasnya.

Dengan mengetahui cara mengatasi polusi yang sedang tidak bersahabat bagi kulit, seseorang juga dituntut untuk membaca terlebih dulu kandungan produk perawatan yang ia beli.

Sebelum membeli produk kecantikan, Claudia juga menyarankan untuk membaca review dari pengguna lain. Hal ini menurutnya sangat membantu dalam mengetahui apakah nantinya produk akan cocok. 

Apalagi saat ini banyak konsumen yang membeli produk kecantikan secara online. Bahkan sebelum membeli ada baiknya untuk mampir ke toko offline agar bisa langsung merasakan teksturnya, karena biasanya preferensi orang terhadap tekstur pun berbeda. "Jadi jangan FOMO (Fear of Missing Out), karena produk lagi rame jadi ikut beli," sarannya lagi. 

3 dari 4 halaman

Kurangi Dampak Negatif Polusi

Mengutip kanal Health, Liputan6.com, Rabu, 23 Agustus 2023, polusi udara berdampak negatif pada sistem pernapasan kita dan menyebabkan beberapa penyakit paru-paru seperti asma, bronkitis, dan kanker paru-paru. Penting untuk mengurangi paparan polusi udara, ada juga beberapa pengobatan alami dan perubahan gaya hidup yang bisa membantu meningkatkan kesehatan paru-paru seperti disampaikan para ahli.

Berikut adalah beberapa cara mengurangi dampak polusi udara pada para-paru Anda, dilansir GQ India.

1. Makan Makanan Anti-Peradangan

Menurut penelitian, makanan anti-inflamasi membantu meningkatkan fungsi paru-paru dengan mengurangi peradangan saluran napas dan meningkatkan aliran udara.

“Penting mencegah masalah pernapasan yang disebabkan oleh polusi udara, karena dapat berkisar dari asma dan bronkitis kronis hingga kanker paru-paru. Meskipun tidak ada obat organik yang menjamin mengatasi penyakit ini, ada beberapa langkah yang bisa Anda ambil untuk mengurangi paparan polusi udara dan melindungi paru-paru Anda. Salah satu langkah tersebut yaitu mengonsumsi makanan antiradang organik seperti kunyit, jahe, dan kayu manis setiap hari," kata Dr Sudharshan K S, konsultan pulmonolog di Rumah Sakit Fortis, Bengaluru.

Selain itu Anda dapat meningkatkan asupan asam lemak omega-3 yang membantu mengurangi peradangan pada paru-paru akibat polusi udara. Makanan tinggi omega-3 termasuk ikan berlemak seperti salmon dan sarden, kenari, biji chia, dan biji rami,” kata Prateek Kumar, pakar kebugaran, ahli gizi, dan pendiri FitCru.

4 dari 4 halaman

2. Konsumsi Anti-Oksidan

Antioksidan bisa membantu melindungi paru-paru dari stres oksidatif yang disebabkan paparan polusi udara dan racun lingkungan lainnya.

"Ada beberapa hal yang harus dilakukan ketika udara seburuk yang terjadi di sebagian besar kota di India saat ini. Salah satu obat yang bagus adalah ramuan herbal yang dibuat dengan merebus biji fenugreek dan kulit kayu manis dalam air selama 4-5 menit dan meminumnya sekitar 150 ml dua kali sehari. Keduanya adalah antioksidan kuat yang melindungi sel paru-paru dari kerusakan. Mereka pun mengencerkan lendir dan meredakan kemacetan," sebut Khushboo Jain Tibrewala, ahli gizi dan pendiri The Health Pantry.

3. Rutin Olahraga

Olahraga teratur dapat membantu meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi risiko penyakit pernapasan. Latihan aerobik seperti joging, bersepeda, dan berenang sangat baik untuk kesehatan paru-paru. 

4. Tingkatkan Kualitas Udara di Ruangan

Tak kalah penting adalah memperhatikan kualitas udara di dalam ruangan. Tutup jendela Anda, gunakan pembersih udara, dan gabungkan tanaman di dalam ruangan agar mengurangi polusi udara di dalam ruangan.

“Penting mengurangi paparan polusi udara dengan menghindari aktivitas di luar ruangan selama puncak polusi serta menggunakan pembersih udara di rumah Anda,” sebut Dr Rohini Patil.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.