Sukses

Mengenal Babakan Pule, Tanaman Obat untuk Jamu Bersalin Racikan Madura

Babakan dalam KBBI memiliki arti kulit kayu yang dikubak dari batangnya, sehingga babakan pule merupakan kayu dari batang pohon pule. Kulit batang Pule dalam ramuan jamu sering disebut sebagai "babakan pule", yang memiliki khasiat sebagai analgesik (pereda nyeri) dan antipiretik (penurun demam),

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Indonesia, khususnya orang Jawa, sudah lama mengonsumsi jamu sebagai sumber pengobatan dan pencegahan dari penyakit. Namun tak hanya Jawa, daerah lainnya seperti Madura juga cukup terkenal dengan racikan jamunya.

Jika selama ini telah dikenal rimpang-rimpangan seperti jahe, kunyit, hingga kayu manis. Ada pula bahan-bahan yang kurang populer, namun memiliki peran penting dalam melengkapi racikan jamu, salah satunya babakan pule atau kayu pule.

Babakan dalam KBBI memiliki arti kulit kayu yang dikubak dari batangnya, sehingga babakan pule merupakan kulit kayu dari batang pohon pule. Kulit batang Pule dalam ramuan jamu sering disebut sebagai "babakan pule", yang memiliki khasiat sebagai analgesik atau pereda nyeri dan antipiretik untuk penurun demam.

Kandungan senyawa triterpen dalam kulit batang pule bisa menurunkan kadar gula dalam darah, sehingga digunakan untuk mengobati kencing manis. Tak hanya itu, "babakan pule" juga digunakan untuk mengobati demam yang disebabkan malaria.

Dalam jurnal berjudul "Kajian Etnobotani dalam Tradisi Minum Jamu Madura: Jamu Khusus Kesehatan Ibu dan Anak", Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, Jumat (11/8/2023), babakan pule atau kayu pule disebutkan sebagai salah satu bahan untuk jamu bersalin asal Madura.

Racikan tersebut antara lain daun sirih, kunir, temu ireng, kunci pepet, bengle, kayu pucuk, kayu senlok, kencur, cengkeh, pala, adas, kayu dlembok, paka, jeruk purut, manis jangan, jintan hitam, kencur, kunir, temu giring, bengle, krangehan, daun kemukus, brotowali, widoro laut atau bidara laut, babakan pule, temulawak, dan madu.  

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tumbuhan Langka yang Dilindungi

Pohon Pule dengan nama latin Alstonia scholaris (L.) R. Br. Pohon Pule mudah tumbuh di dataran rendah dan pesisir pantai hingga ketinggian 1000 mdpl. Pule tersebar di Afrika, Amerika Tengah, Asia selatan, Polynesia, New South Wales, Queensland, Australia Utara hingga kepulauan Solomon, Malaysia, termasuk Indonesia.

Mengutip laman Regional, Liputan6.com, Kamis (11/8/2023), artikel riset berjudul "Alstonia scholaris, Tumbuhan Langka yang Berpotensi" (2006), oleh Diyan Meiningsasi Siswoyo Putri, dari Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya, Bali, menyebutkan pohon pule telah lama dimanfaatkan banyak masyarakat di berbagai belahan dunia.

"Di Amerika Utara tumbuhan ini digunakan sebagai tanaman hias. Kayunya yang tidak awet, hanya memungkinkan untuk konstruksi ringan di ruangan atau untuk bubuk kertas (pulp) dan kertas. Juga digunakan sebagai bahan kerajinan, misalnya patung dan topeng serta papan tulis sekolah," tulis Diyan, dalam publikasi oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). 

3 dari 4 halaman

Pohon Pule Penting Bagi Umat Hindu

Adapun, di Sri Lanka pohon pule umumnya digunakan sebagai kayu bakar, meski tak terlalu baik jika digunakan sebagai arang. Selain itu, digunakan juga sebagai bahan batang korek api dan pensil. Kayu muda dapat digunakan sebagai sumbat botol/drum, khususnya untuk penyimpanan minyak.

Pohon pule termasuk jenis yang dilindungi di antaranya adalah oleh: PP. No.7 tahun 1999, Keputusan Menteri Pertanian No 54/kpts/um/2/1972. Pohon pule bahkan menjadi salah satu pohon yang penting bagi umat Hindu Bali.

Kayu dari tanaman pule dipercaya memilik Pei nilai magis atau religius. Ini sebabnya, banyak digunakan sebagai salah satu piranti dari sarana upacara keagamaan, serta sabagai bahan pembuatan topeng.

"Biasanya mereka (masyarakat Hindu Bali) mengambil tanaman tersebut di tepi-tepi jalan sekitar pura ataupun pekarangan rumah, yang memang tumbuh secara alami," tulis Diyan, merujuk karya tulis A Chevallier, Natural Health; Encyclopedia of Herbal Medicine (2000). 

 

4 dari 4 halaman

Dikenal Sebagai Tanaman Obat Ayurveda

Selain kayunya, sambung Diyan, daun pohon pale juga digunakan dalam upacara Pitra Yadya sebagai salah satu komponen yang terdapat dalam sesajen/banten, yaitu jejangan urap. Perasan air daun tanaman tersebut juga kerap dimanfaatkan untuk obat panas dalam.

Selain bagian kayu dan daun, kulit kayu juga diketahui mengandung alkaloid (indole alkaloids) yang dapat dipakai sebagai obat malaria, diare, menurunkan tekanan darah tinggi dan dapat mengatasi pendarahan hebat atau pembersihan darah nifas.

Sebagai pohon penghijauan dan juga untuk memperlambat gelombang tsunami, pohon pule banyak digunakan karena daunnya yang mengkilat, rimbun, dan melebar ke samping. Karakter yang dimiliki membuat pohon pule dapat memberikan kesejukan di tengah teriknya cahaya matahari.

Pohon yang satu ini juga dikenal sebagai tanaman obat ayurveda sejak berabad-abad lamanya. Kulit atau daun segar pohon pule dikumpulkan untuk membuat jus segar dengan cara ditumbuk. Saat dikonsumsi saat pagi hari, kandungan dari ekstrak pule bisa melawan keluhan seperti obesitas, hiperkolesterol, dan lipoma.

Disclaimer: Jamu adalah ramuan tradional berbahan alami yang bisa membantu kesehatan tubuh. Bila ada keluhan kesehatan, sebaiknya dikonsultasikan kepada dokter.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini