Sukses

Psikolog: Ledakan Emosi Akibat Sering Menyembunyikan Perasaan, Tanda Mental Tak Sehat

Psikolog mengungkap bahwa meskipun kita mungkin ingin mengontrolnya, emosi terjadi secara alami dan kita tidak dapat memutuskan apa yang akan dirasakan pada saat tertentu.

Liputan6.com, Jakarta - Apakah Anda selalu menganggap diri Anda sebagai orang yang emosional? Padahal biasanya Anda dapat selaras dengan diri sendiri. Lalu tangisan mendalam adalah obat satu-satunya untuk menghilangkan ketakutan.

Jika belakangan ini ada perasaan yang berbeda, bisa jadi Anda telah memasuki fase baru. Gelombang kesedihan tampak menyelimuti Anda lebih dalam dari sebelumnya dan perut terasa berdebar dengan perasaan gugup bahkan pada konflik sekecil apa pun.

Frustrasi tampaknya muncul tiba-tiba ke dalam diri Anda. Bahkan Anda menyadari bahwa menjadi lebih defensif saat menerima kritik.

Melansir Stylist pada Senin, 7 Agustus 2023, berdasarkan penelitian psikolog Dr Paul Ekman, disebutkan bahwa terdapat enam emosi pokok, yaitu rasa marah, rasa jijik, rasa senang, rasa takut, rasa sedih, dan rasa terkejut. Dalam studiannya, ia juga mengindikasikan adanya bukti kuat untuk emosi ketujuh, rasa penghinaan.

Namun, dengan tekanan dan ketegangan yang meningkat dari lingkungan kita yang kompleks, emosi-emosi ini seringkali saling bercampur dan berubah. Ini membuat lebih menantang bagi seseorang untuk mengidentifikasi perasaan yang sebenarnya dialami.

Bagi Anda, momen-momen seperti itu mirip dengan badai petir yang muncul sejenak namun akhirnya berlalu. Namun, itu tidak mengubah kenyataan bahwa Anda merasa seperti akan meledak dengan emosi di beberapa titik.

"Emosi membantumu bertindak atas situasi penting tanpa harus berpikir terlalu lama tentang tindakanmu," jelas Dr. Sharmin Aktar, seorang psikolog konseling dari Private Therapy Clinic.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Emosi Harus Dilepas

Dr. Aktar menegaskan bahwa meskipun kita mungkin ingin mengontrolnya, emosi terjadi secara alami dan seseorang tidak dapat memutuskan apa yang akan kita rasakan pada saat tertentu. "Kita tidak bisa mengatur emosi kita seperti menggunakan sakelar untuk merasakan sesuatu," katanya.

Ia menyambung, "Misinterpretasi tentang mengontrol emosi kita bisa menambah kebingungan dan frustasi, memperparah keadaan yang sudah rumit."

Dr. Aktar menunjukkan bahwa instabilitas emosi mungkin berasal dari penumpukan emosi yang tidak disalurkan. Menurutnya, ledakan emosional sering kali terjadi ketika kita sudah tidak mampu lagi menyimpan perasaan kita.

"Ketika kita kehabisan ruang untuk menyembunyikan emosi kita, pelepasan menjadi keharusan," ungkapnya.

"Meskipun sulit, sangat esensial untuk mengolah emosi kita daripada mengabaikannya," sebutnya lagi.

Psikoterapis Nova Cobban menambahkan bahwa, "Kita perlu mengatasi masalah secepatnya." Ia menegaskan, meski mungkin tidak selalu mudah atau nyaman, penting untuk selalu menjaga keseimbangan emosi kita.

Cobban juga membandingkan situasi ini dengan melunaskan tiket parkir sebelum mendapatkan denda tambahan. Menurutnya, mengatasi emosi saat itu mungkin memiliki biaya, tetapi biayanya jauh lebih kecil dibandingkan jika kita mengabaikannya. 

3 dari 4 halaman

Belajar Memahami Perasaan Diri Sendiri

Di sisi lain, meskipun bagi orang yang paling peka sekalipun, Cobban menyebutkan bahwa emosi kita bisa muncul secara mengejutkan. Ada kalanya perasaan yang dirasakan sangat dalam, hingga kurang mengantisipasinya dan terasa berlebihan karena telah lama terpendam atau berusaha mengesampingkannya.

"Emosi tersebut tetap ada, tetapi saat ini kita tidak dapat memprediksi mana yang akan muncul saat kita berada dalam keadaan rentan karena kita tidak merawat kesejahteraan diri kita," tuturnya.

Ketika Anda menyadari adanya emosi atau merasa ada ledakan emosi yang mendekat, dia menyarankan agar Anda meluangkan waktu, berhenti, dan meresapi emosi tersebut. Lalu biarkan emosi itu mengalir melalui diri Anda seperti gelombang. Dan setelah gelombang itu berlalu, perhatikan apa yang muncul selanjutnya.

"Emosi yang datang setelahnya akan memberikan wawasan lebih lanjut mengenai apa yang sesungguhnya terjadi, memungkinkan Anda untuk mengambil tindakan guna memenuhi kebutuhan Anda, daripada menyembunyikannya untuk dihadapi di hari lain, saat sulit untuk mengetahui asal-usulnya," katanya.

4 dari 4 halaman

Cara Mengontrol Emosi

Sementara itu, mengutip kanal Citizen6 Liputan6.com, berikut adalah beberapa cara untuk mengendalikan emosimu dengan cepat, seperti melansir dari Times of India pada Sabtu, 5 Agustus 2023:

1. Napas dalam

Tarik napas melalui hidung selama 4 hitungan, tahan selama 4 hitungan, lalu buang napas melalui mulut selama 6 atau 8 hitungan dan bicaralah dengan santai. Teknik ini membantu mengaktifkan respons relaksasi tubuh dan bisa dengan cepat mengurangi perasaan stres, kecemasan, atau peraaasaan berlebih lainnya.

2. Meditasi mindfulness

Meditasi mindfulness adalah fokus dengan mengamati pikiran dan perasaanmu tanpa menghakimi. Itu bisa dilakukan melalui meditasi, fokus pada napas, atau hanya memperhatikan sensasi di tubuh dan lingkunganmu. Hal ini sangat membantu tubuh dan pikiranmu untuk menjadi tenang dan Anda bisa merasakan energi positif mengalir melalui tubuh.

3. Berbicara dengan seseorang

Berbagai emosimu dengan seseorang yang dirimu percayai bisa menjadi solusi yang mudah dan tersedia jika kamu ingin mengatur emosimu dengan cepat. Ini memungkinkan kamu untuk mengekspresikan perasaanmu dan mendapat dukungan dari orang lain.

4. Gunakan visualisasi

Visualisasi adalah teknik di mana kamu menciptakan gambaran mental dari skenario yang damai dan menenangkan. Latihan ini bisa membantumu rileks dan mengurangi stres di saat-saat sulit. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini