Sukses

Kisah Suami Istri Jual Harta untuk Keliling Dunia demi Isu Konservasi Hayati

Matt dan Leah Prior telah membuat keputusan berani dengan meninggalkan pekerjaan mereka, menjual harta mereka, dan pada tanggal 15 Juli 2023 kemarin memulai perjalanan darat keliling dunia bersama dua anak mereka.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian orang memimpinkan hidup penuh petualangan, melibatkan diri dalam suatu perjalanan yang tak terlupakan, atau menjejakkan kaki di berbagai tempat di penjuru dunia. Itu pula yang diimpikan pasangan Matt dan Leah Prior yang menganggap keliling dunia sebagai tujuan hidup yang membawa banyak misi.

Melansir CNN Travel pada Minggu, 23 Juli 2023, Jumat, 21 Juli 2023, pasangan Matt dan Leah Prior mewujudkan mimpi mereka dengan mengambil meninggalkan pekerjaan mereka dan menjual harta mereka. Pada 15 Juli 2023, pasangan itu memulai perjalanan darat keliling dunia bersama dua anak mereka, Jack yang berusia 3 tahun dan Charlotte yang berusia 1 tahun.

Memulai perjalanan dari London, mereka mengemudikan INEOS Grenadier 4x4 dengan trailer off-road Patriot Camper X3 yang dilengkapi dengan tenda pop-up. Selama lima tahun ke depan, mereka berencana untuk menjelajah lebih dari 100 negara, berhenti di taman-taman nasional dan kawasan lindung untuk mendukung inisiatif sosial dan lingkungan.

Sepanjang proyek mereka yang diberi nama "Project Wild Earth", Matt dan Leah juga berencana untuk membagikan cerita-cerita inspiratif melalui website dan akun media sosial mereka, terutama di Instagram dengan akun @projectwildearth. Mereka bercerita tentang penjaga alam, organisasi pendukung, pejabat pemerintah, dan pengusaha yang mereka temui atau dengan siapa mereka berinteraksi.

"Kami berada pada posisi yang unik sebelum anak-anak kami memulai sekolah. Jika kami ingin melakukan petualangan luar biasa sebagai keluarga, sekaranglah saatnya," kata Matt. 

Mereka bercita-cita untuk berperan aktif dalam melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati di planet ini. Dalam pandangannya, jika berhasil mewujudkan cita-cita tersebut, dia akan merasa puas bahwa mereka telah berkontribusi signifikan dalam perbaikan kondisi dunia ini. Setelah dari Inggris, mereka akan melintasi Eropa dan Timur Tengah, kemudian Asia Tengah, China, dan Himalaya, dan dilanjutkan ke Asia Tenggara, Asia-Pasifik, Afrika, dan Amerika.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perjalanan Menuju Project Wild Earth

Matthew dan Leah Prior pertama kali bertemu di Laos pada 2011 saat mereka sedang dalam perjalanan masing-masing, dan dengan cepat membangun ikatan kuat antara mereka. Mereka lalu menetap di Hong Kong setelah menjaga hubungan mereka meski berjauhan.

Mengambil inspirasi dari keluarga Zapp yang telah menghabiskan 22 tahun berkeliling dunia, pasangan Prior mulai membayangkan petualangan serupa untuk mereka sendiri. Mereka berkomitmen tinggal di Hong Kong selama sepuluh tahun, dengan Leah mengabdikan dirinya sebagai guru dan Matthew mengemban berbagai peran penting, termasuk menjadi pilot dan direktur sebuah klub penjelajah.

Namun, ketidakstabilan politik dan wabah pandemi Covid-19 mendorong mereka untuk mempertimbangkan kembali rencana masa depan mereka. Beradaptasi dengan kondisi pembatasan yang ketat selama pandemi, mereka memilih untuk pindah ke area yang lebih tenang di kota tersebut setelah kelahiran putra mereka, Jack.

Ketika Leah mengandung anak kedua mereka, dia memutuskan untuk sementara waktu pindah ke Amerika Serikat, sementara Matthew tetap berbasis di Hong Kong. Kemudian, mereka merumuskan 'Proyek Wild Earth', yang berfokus pada upaya pelestarian alam, dan mulai merencanakan perjalanan mereka bekerja sama dengan berbagai proyek konservasi global.

3 dari 4 halaman

Perjalanan Baru

Proyek keluarga ini akan berkonsentrasi pada agroforestri, permakultur, dan pertanian regeneratif dalam sistem makanan.

"Tidak peduli seberapa banyak sumber daya yang Anda miliki, inisiatif berbasis komunitas menunjukkan bahwa masih ada cara untuk berorganisasi dan bertindak, itulah yang paling penting," ungkap Matt. "Kami ingin membuktikan bahwa kita bisa menciptakan dunia yang lebih baik dengan beralih dari suasana pesimis dan putus asa menjadi suasana penuh kreativitas, inspirasi, dan aksi."

Matt berharap, seiring waktu, ketika mereka berbagi lebih banyak cerita dan contoh tentang apa yang sedang terjadi di seluruh dunia, hal itu akan menginspirasi orang untuk beraksi dalam berbagai cara. Mereka berharap ini dapat mendorong beberapa orang untuk mengevaluasi ulang pola konsumsi mereka dan mendorong orang lain ke arah perubahan karier, kemitraan, membuat dokumenter, memulai proyek mereka sendiri, atau menjadi sukarelawan di organisasi konservasi.

"Ketika orang bertanya kepada kami apa yang dapat mereka lakukan untuk membantu, kami sering merekomendasikan aplikasi Key Conservation, yang membantu pelestari lingkungan mengumpulkan dana dan dukungan untuk kampanye mereka secara real time," kata Matt. "Kami berharap orang-orang lebih mempertimbangkan pentingnya alam dan keanekaragaman hayati serta menghargai apa yang kita miliki di planet ini."

 

4 dari 4 halaman

Menyebarluaskan Kesadaran Konservasi

Didorong oleh saran dari The Jane Goodall Institute dan organisasi layanan pemuda Roots and Shoots, Matt dan Leah berencana untuk meningkatkan kesadaran tentang upaya konservasi melalui penceritaan. Kedua organisasi ini didirikan oleh primatolog dan konservasionis terkenal, Dr. Jane Goodall.

"Dia menjadi sumber inspirasi yang besar bagi kami dan merupakan alasan utama kami fokus pada penceritaan, berdasarkan keyakinannya bahwa hal itu dapat menciptakan perubahan yang signifikan dari dalam diri seseorang," kata Matt. "Kami berharap seiring waktu, ketika kami berbagi lebih banyak cerita dan contoh tentang apa yang sedang terjadi di seluruh dunia, hal itu akan menginspirasi orang untuk beraksi dalam berbagai cara."

Mengingat mereka akan berkendara sepanjang perjalanan, keluarga Prior berencana untuk menetralisir jejak karbon mereka melalui program keanggotaan bulanan Mossy Earth, yang mendukung proyek restorasi dan keanekaragaman hayati. Mereka telah menghitung perkiraan emisi awal berdasarkan standar Inggris - 12,7 ton CO2e per orang dewasa dan 6,35 per anak.

Mereka akan secara cermat melacak jarak yang ditempuh, penggunaan air, dan limbah mereka selama perjalanan untuk mendapatkan angka yang lebih akurat. "Anak-anak bisa terlibat dalam proses ini. Saya yakin mereka akan menikmatinya dan akan membuat kami lebih bertanggung jawab, dan itu bagus," ungkap Matt.

Sebelum memulai perjalanan, Matt dan Leah melakukan beberapa uji coba perjalanan jarak jauh bersama Jack dan Charlotte di Inggris dan AS. Perjalanan panjang dan pengalaman berkemah ini membantu mereka untuk lebih memahami bagaimana merencanakan jadwal perjalanan mereka, dan cara menghibur anak-anak tanpa gawai.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini