Sukses

Inovasi Buku Anak yang Penjualannya Terlaris Kedua Setelah Novel

Di tengah gempuran teknologi canggih, menurut IKAPI buku anak versi cetak masih diminati.

Liputan6.com, Jakarta - Seiring pertambahan tahun perkembangan buku anak atau buku anak-anak termasuk di Indonesia, banyak melahirkan inovasi baru. Tak hanya melulu dengan buku bertulisan dan gambar yang menarik, kini buku berinovasi menjadi berbagai macam bentuk yang diharapkan bisa semakin menarik minat baca anak.

Menurut Wedha Stratesti Yudha selaku Wakil Ketua Umum IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) Bidang Kerja Sama dan Hubungan Luar Negeri, perkembangan buku anak di Indonesia saat ini menuju arah yang lebih baik.  Buku anak adalah 2 besar kategori yang paling laku di toko Gramedia setelah novel.

Ia mengatakan, sejak pandemi di tahun 2020 hingga saat ini, memang jumlah judul buku yang terbit di Indonesia mengalami penurunan hingga hampir separuhnya, sebelum pandemi rata-rata jumlah judul baru yang dijual melalui Gramedia sekitar 15.000 judul. Namun persentase penjualan buku anak dibandingkan kategori lainnya tidak berubah bahkan di tahun ini mengalami peningkatan.

"Buku anak-anak yang paling diminati adalah buku bergambar dan novel. Novel klasik anak seperti Lima Sekawan masih diminati oleh pembaca. Selain itu buku anak bergambar yang non-fiksi seperti ensiklopedia juga banyak diminati oleh pembaca," ungkapnya pada Liputan6.com, Jumat, 21 Juli 2023.

Di tengah gempuran teknologi canggih, menurut Wedha, buku anak versi cetak masih diminati. Saat ini memang telah banyak tersedia buku-buku digital dengan audio (audio book) yang mudah diakses melalui ponsel, tetapi buku dalam versi cetak masih memiliki peminat tertinggi.

Wedha menambahkan, Indonesia memiliki banyak sekali penulis buku anak yang berbakat dan sangat produktif.  "Ada beberapa penulis yang sudah memiliki banyak sekali karya, di antaranya adalah Arleen Amidjaja, Watiek Ideo, Renny Yaniar, Tim Educa Studio, dan masih banyak lagi,"terangnya..

Pihak IKAPI sendiri selalu berusaha agat minat baca masyarakat Indonesia termasuk anak-anak bisa ters meningkat. "Simpel saja, semoga kedepannya semakin banyak buku yang beredar dan semakin banyak orang yang suka membaca buku. Inovasi produk juga penting agar konten-konten buku anak bisa dinikmati dengan pengalaman baru," harapnya.

"Misalnya dengan Augmented Reality, buku digital dengan audio, dan inovasi lainnya dalam cetakan kertas dan warna. Namun, untuk Indonesia, kami berharap banyak terhadap peningkatan minat baca termasuk untuk buku anak-anak," lanjutnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Buku Cetak dan E-Book

Hal senada juga diungkapkan salah seorang penulis buku anak terkemuka, Renny Yaniar. Penulis yang sudah menghasilkan 175 buku anak ini melihat perkembangan dunia buku anak cukup baik. Ada banyak penerbit baru yang muncul.yang menandakan banyak penulis yang mendapat kesempatan buku-bukunya diterbitkan. 

"Buku anak tetap diminati. Menurut teman editor dari penerbit, buku-buku yang paling diminati adalah buku-buku aktivitas untuk anak. Orangtua juga masih membelikan buku-buku cetak untuk anak-anak. Menurut beberapa penerbit, saat pandemi memang terjadi penurunan, tapi sekarang sudah membaik," terang Renny pada Liputan6,com, Sabtu, 22 Juli 2023.

"Penerbit pun sudah menyediakan cerita dalam format multi media. Di Gramedia, tempat buku saya paling banyak terbit, punya buku-buku cerita anak yang sudah tampil dalam bentuk e-book. Dengan berlangganan, kita bebas membaca buku sebanyak-banyaknya. Namun menurut saya, untuk anak-anak yang terbaik adalah membaca buku dalam bentuk cetak," sambungnya.

Sebagai spesialis penulis cerita dan buku anak, Renny mengakui membuat karya tulisan untuk orang dewasa tentu lebih bebas. Penulis bisa bebas menuangkan apa yang ingin disampaikan, karena calon pembacanya adalah orang dewasa yang sudah lebih banyak tahu tentang kehidupan.

Berbeda dengan menulis cerita anak. Pembaca utamanya belum lama hidup di dunia, secerdas apa pun anak tersebur, pengetahuan dan pemahaman tentang kehidupan belum sebanyak orang dewasa.Renny mengatakan, ada hal-hal yang sebaiknya belum disampaikan pada anak-anak dan ada rambu-rambu yang harus diikuti.

3 dari 4 halaman

Ide Menulis Buku

"Namun sebetulnya apa pun bisa disampaikan pada cerita anak. Keterampilan penulisnyalah yang akan menentukan sebagus dan selayak apa cerita itu nanti tersaji untuk anak. Saat menulis, sebagai pencerita saya selalu membayangkan anak usia yang saya tuju. Misalnya untuk anak usia 7 dan 8. Lalu saya akan menulis/bercerita seperti kepada anak usia 7 dan 8 tahun," terangnya.

Mengenai ide tulisan yang inovatif menurut Renny bisa datang dari mana saja. Salah satunya lewat traveling. Renny pernah membuat buku tercepat yang dikerjakannya yaitu "8 Kisah Indah tentang Sakura" yang idenya didapat saat ia bepergian ke Jepang.

"Saya pernah ke Kyoto, Sakai, dan Osaka, sebulan setelah gempa dan tsunami besar yang melanda Jepang di tahun 2011. Saya berangkat bersama rombongan fotografer yang dari jauh hari memang sudah akan memotret hanami dan tidak membatalkan keberangkatan mereka," ujar Renny.

Kota-kota di Jepang yang biasanya dipenuhi turis, jadi jauh lebih sepi. Namun menurut Renny, bunga-bunga sakura sedang mekar dengan indahnya berpadu dengan budaya dan kehidupan orang Jepang.

"Dan saat itu ide-ide bermunculan bagai hujan. Di perjalanan pulang (di pesawat) saya menulis 1 buku kumpulan picture book (8 cerita) dan selesai. Buku itu diterbitkan Gramedia Pustaka Utama setahun kemudian," tuturnya.

4 dari 4 halaman

Buku Anak Favorit

Seperti penulis pada umumnya, Renny pun pernah mengalami writer's block yaitu kesulitan membuat atau melanjutkan tulisan. “Kalau itu ringan saja, berhentilah menulis dahulu. Cari kegiatan lain yang menyenangkan. Lalu kita bisa melanjutkan lagi. Tapi biasanya kalau ada deadline apalagi ketat, kita akan jarang mengalami writer's block,” kata Renny.

Mengenai karya favoritnya, Renny mengatakan salah satunya adalah Anak-Anak Kota Lama (2020) tentang kisah suka duka dan persahabatan anak-anak Indonesia yang berbeda suku bangsa, di sebuah kota yang dipenuhi bangunan-bangunan tua. Ia mengungkapkan ide penulisannya terinspirasi saat jalan-jalan di pecinan Semarang.

Beberapa tahun terakhir ini Renny sendiri tidak banyak membuat buku, tapi di bulan Juli ini ia mengungkapkan sudah mulai menulis lagi. "Saya sudah memulainya dengan story telling di Instagram @rennyyaniar dengan nama Dongeng Super Pendek dan Cerita Super Pendek. Cerita yang saya tulis dan bisa dibacakan selama 1 menit saja, sehingga bisa diupload di Reels," terangnya.

Renny mengakui sekarang ini adalah zaman serba instan, tapi untuk menjadi penulis tidak bisa instan. Kemudahan mencari banyak informasi mestinya bisa membuat para penulis muda lebih baik dibanding pendahulunya.

"Misalnya sekarang betapa mudahnya mencari sumber referensi untuk mendukung penulisan. Sampai kapan pun buku cerita anak akan tetap ada, hanya medianya yang mungkin berubah," pungkasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.