Sukses

6 Fakta Menarik Kapal Selam Wisata OceanGate yang Meledak Saat Ekspedisi ke Bangkai Kapal Titanic

Kapal selam wisata OceanGate Expeditions yang hilang meledak di dekat reruntuhan kapal Titanic menjadi tragedi tak terlupakan.

Liputan6.com, Jakarta - Kapal selam wisata milik OceanGate yang hilang meledak di dekat reruntuhan Titanic, menewaskan kelima penumpang di dalamnya. Penjaga Pantai Amerika Serikat telah mengonfirmasi kabar tersebut setelah menemukan puing yang ditemukan selama pencarian kapal.

Mengutip kanal Bisnis Liputan6.com, 23 Juni 2023, pejabat pantai AS mengatakan selama konferensi pers bahwa mereka sudah memberi tahu keluarga awak OceanGate Expeditions, yang telah hilang selama beberapa hari. Puing-puing yang ditemukan selama pencarian kapal "konsisten dengan ledakan kapal yang dahsyat," ungkap Laksamana John Mauger dari First Coast Guard District seperti dilansir dari CNBC Internasional.

"Luapan dukungan dalam operasi pencarian yang sangat kompleks ini sangat diapresiasi. Belasungkawa kami yang paling tulus ditujukan kepada teman dan orang yang dicintai kru," sambung Mauger.

Di tengah kabar duka tersebut, publik pun penasaran dengan serangkaian fakta-fakta di balik ekspedisi ke bangkai Kapal Titanic tersebut. Berikut enam fakta menarik meledaknya kapal wisata milik OceanGate yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Sabtu (24/6/2023). 

1. Sejak Awal Ada Kemungkinan Kecelakaan

Seorang reporter CBS yang melakukan perjalanan bersama OceanGate Expeditions pada Juli 2022 lalu melaporkan bahwa surat pernyataan yang dia tanda tangani menyebutkan kemungkinan kematian sebanyak tiga kali di halaman pertama. Tetapi dia menyebut, pengabaian tidak selalu bersifat tegas.

Bahkan tidak jarang hakim menolaknya jika ada bukti kelalaian atau bahaya yang tidak diungkapkan sepenuhnya. Di sisi lain, OceanGate juga dapat berargumen bahwa pihanya tidak lalai, karena mereka sepenuhnya menggambarkan bahaya yang melekat pada pipa ledeng di bagian terdalam samudra dalam kapal selam seukuran minivan.

Tingkat potensi kelalaian dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi penerapan keringanan. Tapi insiden kecelakaan juga bergantung pada penyebab bencana, yang masih dalam penyelidikan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Keluarga Penumpang Bisa Melayangkan Gugatan Hukum

Melalui pernyataan terpisah, OceanGate Expeditions mengungkapkan bahwa kelima penumpang, termasuk CEO perusahaan Stockton Rush, diyakini tewas. Rush, Shahzada Dawood dan putranya Suleman Dawood, Hamish Harding, dan Paul-Henri Nargeolet "sayangnya telah hilang," kata pihak OceanGate dalam sebuah pernyataan.

Tapi pakar hukum menyebut, keluarga korban masih dapat melayangkan gugatan hukum terkait kecelakaan. Meskipun juga sebelum ikut ekspedisi kelima penumpang sudah menandatangani surat pelepasan tanggung jawab.

3. Dijalankan dengan Game Controller

Mengutip  kanal Tekno Liputan6.com Kamis, 22 Juni 2023, dari laman IGN beberapa media sempat salah melaporkan bahwa stik yang digunakan adalah untuk Xbox atau PlayStation. Namun diketahui, controller tersebut Logitech F710 Wireless Gamepad.

Hal itu seperti diketahui dalam gambar yang diambil oleh CBS Report pada November tahun lalu. Saat itu, koresponden CBS David Pogue sempat berkunjung ke kapal selam tersebut dan menemui CEO Stockton Rush.

"Kami menjalankan semuanya dengan game controller ini," ujarnya saat itu, seperti dikutip dari CBS News.

Mengutip Insider, Rush menyebut dengan gamepad yang dimodifikasi itu, awak kapal akan menerima instruksi pesan teks dari kapal permukaan, lalu menggunakan controller untuk mengarahkan kapal selam.

3 dari 4 halaman

4. Diklaim Bisa Capai Kedalaman 3.962 Meter

 

Situs web OceanGate mencantumkan bahwa mereka memiliki tiga kapal selam. Namun, hanya Titan yang mampu menyelam untuk mencapai bangkai kapal Titanic. Titan berbobot 10.432 kilogram dan diklaim dapat mencapai kedalaman hingga 3.962 meter.

Adapun Titanic, yang merupakan kapal terbesar pada masanya, menabrak gunung es dalam pelayaran perdananya dari Southampton ke New York pada 1912. Dari 2.200 penumpang dan awak kapal, lebih dari 1.500 meninggal. Puing-puing kapal Titanic telah dieksplorasi secara ekstensif sejak ditemukan pada 1985.

5. OceanGate Menghindari Aturan Keselamatan

Kepada Insider, ahli sebelumnya mengatakan bahwa perusahaan menghindari aturan keselamatan dengan operasikan pameran di perairan internasional. Pada 2019, OceanGate pun mengatakan kapal selam Titannya tak diperiksa untuk verifikasi bahwa kapal tersebut memenuhi standar industri, karena inovasinya dan beberapa desain perlu waktu bertahun-tahun untuk disetujui.

Pada 2018, OceanGate menghadapi tuntutan hukum dari mantan karyawan David Lochridge yang memperingatkan masalah kualitas dan keselamatan terkait kapal Titan. Pengajuan gugatan klaim “penumpang yang membayar tidak akan menyadari dan tidak akan diberitahu tentang desain eksperimental ini, kurangnya pengujian lambung yang tidak merusak dan bahan mudah terbakar yang berbahaya digunakan di dalam kapal selam. Pada November 2018, penyelesaian di luar pengadilan tercapai.

4 dari 4 halaman

4. CEO dan Pencipta Kapal Selam Ikut Jadi Korban

CEO dan pendirinya Rush yang diidentifikasi sebagai salah satu penumpang di atas kapal yang meledak telah berulang kali menekankan perlunya menyeimbangkan langkah-langkah keselamatan dengan risiko. Hal itu jadi poin yang telah mendapatkan pengawasan baru sejak kapal itu hilang.

Adapun Rush (61) tumbuh di keluarga kaya. Ia memiliki cita-cita menjadi astronot. Thesmitsonian Magazine melaporkan pada 2019, sebagai mahasiswa di Universitas Princeton, ia belajar di teknik kedirgantaraan dan bekerja sebagai pilot.

Rush memilih tugas sebagai insinyur uji terbang untuk McDonnel Douglas Corporation sebelum melanjutkan kuliah untuk mendapatkan gelar master dari University of California, demikian laporan the Seattle Times. Tapi rencana Rush berubah. Rush yang sudah lama menikmati scuba diving, ingin jelajahi lautan seperti laporan the Smitsonian.

Rush disebut pernah menjadi anggota Dewan Pembina Museum of Flight, Dewan Perusahaan Perangkat Lunak Enterprise Entomo, dan menjabat sebagai direktur Remote Control Technology. Pada 2012, Rush bahkan mendirikan yayasan nirlaba OceanGate Foundation saat ia menjabat sebagai Dewan BlueView Technologies, produsen sistem sonar frekuensi tinggi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini