Sukses

6 Fakta Menarik Kiribati, Negara di Samudera Pasifik Pengekspor Utama Ikan Hias

Kiribati, secara resmi Republik Kiribati merupakan sebuah negara pulau di tengah Samudera Pasifik. Negara pengekspor ikan hias ini memiliki 33 pulau, namun hanya berpenghuni 20 pulau saja yang tersebar di lautan luas.

Liputan6.com, Jakarta - Kiribati, secara resmi Republik Kiribati merupakan sebuah negara pulau di tengah Samudera Pasifik. Negara ini memiliki 33 pulau, namun hanya berpenghuni 20 pulau saja yang tersebar di lautan luas.

Penamaan dalam bahasa Inggris untuk kelompok kepulauan terbesar ini juga disebut Kepulauan Gilbert dalam bahasa Kiribati. Negara Kiribati merupakan anggota Komunitas Pasifik Selatan (SPC), Negara-Negara Persemakmuran, IMF, dan Bank Dunia, serta menjadi anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 1999.

Mengutip dari Britannica, Jumat (23/6/2023), ibu kota dan pusat pemerintahan Kiribati berada di Ambo, Bairiki, dan Betio, semua pulau kecil di Tarawa Selatan di Gilbert utara. Kiribati dan Tuvalu sebelumnya bergabung sebagai Koloni Kepulauan Gilbert dan Ellice.

Kiribati adalah pengekspor utama ikan hias hasil tangkapan tangan dengan operator berlisensi. Masih banyak hal tentang Kiribati selain letak geografisnya. Berikut enam fakta menarik Kiribati yang dirangkum Liputan6.com pada Jumat (23/6/2023). 

1. Sempat Jadi Tempat Pengujian Nuklir

Beberapa pulau padat dengan terumbu karang tepi, tetapi sebagian besar adalah atol. Atol terbesar dan salah satu yang terbesar di dunia adalah Atol Kiritimati (Natal) di grup Line, yang memiliki luas daratan 388 km persegi dan menyumbang hampir setengah dari total luas negara.

Kiritimati digunakan untuk AS dan pengujian senjata nuklir Inggris pada 1960-an. Sekarang Kiribati memiliki perkebunan kelapa besar dan peternakan ikan serta beberapa stasiun telemetri satelit.  

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Etnis dan Bahasa Kiribati

Penduduk Kiribati adalah orang Mikronesia dan sebagian besar berbicara bahasa Gilbert atau I-Kiribati. Bahasa Inggris yang merupakan bahasa resmi juga digunakan secara luas, terutama di Tarawa.

Selama bertahun-tahun populasi sebagian besar pulau tetap statis karena migrasi ke pusat kota Tarawa Selatan yang berkembang pesat, di mana lebih dari dua per lima populasi tinggal. Tarawa Selatan, termasuk Betio, pelabuhan dan pusat komersial Tarawa, memiliki kepadatan penduduk yang sangat tinggi karena kebanyakan orang tinggal di rumah satu lantai.

Lebih dari separuh penduduk beragama Katolik Roma, dan sebagian besar sisanya adalah Kiribati Protestan (Jemaat). Ada minoritas kecil pengikut Mormon dan Bahāʾī.

3. Asal-usul Nama Kiribati

Nama Kiribati diadopsi saat kemerdekaan negara. Ini adalah lafal pengucapan orang lokal Kiribati dari kata Gilberts.

Nama ini berasal dari kepulauan utama yang membentuk negara ini. Dulunya dinamai Kepulauan Gilbert yang diambil dari nama seorang penjelajah Inggris, Thomas Gilbert. Dia melihat banyak pulau pada 1788 sambil memetakan rute luar dari Port Jackson ke Guangzhou.

Kepulauan Kiribati dinamai Îles Gilbert (Kepulauan Gilbert), sekitar tahun 1820 oleh laksamana Rusia Adam von Krusenstern dan kapten Prancis Louis Duperrey. Kedua peta mereka, yang diterbitkan pada 1820 ditulis dalam bahasa Prancis. Dalam bahasa Inggris, kepulauan itu sering disebut sebagai Kingsmills di abad ke-19, walau nama Kepulauan Gilbert semakin banyak digunakan, termasuk dalam Western Pacific Order in Council pada 1877. 

 

3 dari 4 halaman

4. Pulau Kiribati Sempat Diduduki Jepang

Usai serangan terhadap Pearl Harbor selama Perang Dunia II, Butaritari dan Tarawa, serta kelompok Gilbert Utara lainnya diduduki oleh Jepang dari tahun 1941 hingga 1943. Betio menjadi lokasi lapangan terbang serta pangkalan pasokan.

Pengusiran militer Jepang pada akhir 1943 melibatkan salah satu pertempuran paling berdarah dalam sejarah Korps Marinir Amerika Serikat. Marinir mendarat pada November 1943 dan Pertempuran Tarawa pun terjadi.

Markas koloni di Ocean Island dibom, dievakuasi lalu diduduki Jepang pada 1942 dan baru dibebaskan pada 1945, setelah pembantaian semua kecuali satu orang Gilbert di pulau itu oleh pasukan Jepang. Funafuti jadi tuan rumah markas sementara koloni sejak 1942 hingga 1946, saat Tarawa kembali jadi tuan rumah markas untuk menggantikan Ocean Island.

5. Wisata di Karibati

Untuk wisatanya yang terkenal, tentunya sebagai negara kepulauan Kiribati memiliki banyak pulau dan pantai cantik. Salah satunya, Butaritari Pulau ini dipenuhi tanaman hijau, tanah yang subur, alam yang belum terjamah, dan garis pantai yang masih alami.

Selain itu ada Tarawa yang merupakan atol mengesankan dengan dominasi terumbu karang dan pulau kecil berpanorama indah sangat menyejukkan mata. Pulau ini menjadi ibu kota Kiribati yang sering dijuluki sebagai Venezia Pasifik.

4 dari 4 halaman

6. Kuliner di Karibati

Mengutip laman TasteAtlas, Jumat (23/6/2023), Te inai yaitu hidangan dari henna atau ikan kakatua goreng yang khas dari pulau Kiribati yang disiapkan dengan ikan karang berwarna cerah yang dikenal sebagai henna di Kiribati. Ikan eksotis ini biasanya diolah utuh, tapi terlebih dahulu direndam dalam campuran bawang putih, air jeruk nipis, dan bumbu, lalu digoreng dengan minyak panas hingga garing.

Parrotfish goreng biasanya dikonsumsi dengan salad segar dan pure labu tumbuk di sampingnya. Selain itu ada Batata Mash, yaitu sejenis kentang tumbuk yang dibuat dengan berbagai jenis ubi jalar yang dikenal dengan batata.

Hidangan ini biasanya dibuat dengan ubi jalar yang direbus dan dihaluskan yang dipadukan dengan mentega dan kelapa tanpa pemanis menjadi adonan kental. Tumbuk batata sering disajikan sebagai lauk. 

Ada pula Te Bua Toro Ni Baukin, makanan tradisional Kiribati yang dibuat dengan daging kalengan, kol, dan labu sebagai bahan utamanya. Labu biasanya diparut dan dikombinasikan dengan kol parut, tepung, daging kornet, susu, dan baking powder. Racikan tersebut kemudian dibumbui dengan garam, merica, dan jus lemon, lalu dipanggang hingga berwarna cokelat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini