Sukses

Koleksi Perhiasan Spesial Rusa Frank & co. di Ultah ke-27, Satu Set Dibuat 1.400 Jam Kerja

Frank & co. meluncurkan tiga rangkaian koleksi perhiasan berbahan emas dan berlian untuk merayakan ulang tahun ke-27.

Liputan6.com, Jakarta - Brand perhiasan lokal Frank & co. baru saja merayakan ulang tahun ke-27. Untuk itu, mereka meluncurkan koleksi perhiasan spesial berupa koleksi-koleksi ikonis yang didesain baru. Koleksi tersebut terdiri dari Frank Fire Peony dan Frank Deer.

"Peony sendiri merupakan lambang dari kecantikan dan keberuntungan. Sedangkan, deer adalah simbol ikonis dari Frank & co. yang menjadi lambang dari keanggunan," kata Ferdy Felano, General Manager Frank & co., di perayaan ulang tahun, dalam keterangan tertulis kepada Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Koleksi Frank Fire Peony terdiri dari ladies ring, earrings, bangle, dan pendant yang dilengkapi dengan Frank Fire diamonds. Harga koleksi ini dimulai dari sekitar Rp29 jutaan hingga Rp50 jutaan. Sedangkan, koleksi Frank Deer terdiri dari sepasang anting-anting, sepasang mismatch earrings, dan single earring dengan plain gold. Harganya lebih terjangkau, mulai dari Rp3,6 jutaan hingga Rp6,2 jutaan.

Ada pula produk spesial Carisse yang mengusung detail aksen rusa secara lebih unik; dengan desain yang simpel, klasik, elegan, dan abadi, dilengkapi dengan berlian Frank Fire sebagai material utama. Koleksi ini terdiri dari beberapa set perhiasan berupa kalung, liontin, anting-anting, bangle/bracelet, dan ladies ring. Pembuatan set perhiasan itu memakan waktu hingga 1.400 jam kerja.

Brand Frank & co. pertama kali membuka butik perhiasannya di Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan, pada 21 April 1996. Hingga kini, brand perhiasan lokal itu telah memiliki 45 jewellery houses yang tersebar di seluruh Indonesia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hadirkan 2 Instalasi Seni

Pertambahan umur Frank & co, dirayakan secara meriah dengan tema Dazzling Tempation. Merek itu menghadirkan instalasi seni digital berdimensi 47 x 25 x 6 meter kubik untuk menyambut pengunjung yang akan menyaksikan pameran perhiasan koleksi spesial ulang tahun ke-27.

Ada pula instalasi seni digital 360 yang dipersembahkan sebagai kejutan sembari menikmati suguhan penampilan Tulus. Kedua seni instalasi itu berdiri di atas lahan yang ditransformasi dan beralih fungsi menjadi venue perayaan yang cantik dan memesona.

"Malam perayaan hari ulang tahun Frank & co. ini merupakan malam yang sangat spesial bagi segenap jewellery enthusiasts di Nusantara, mengingat sejarah panjang yang ditempuh Frank & co. dalam mempersembahkan karya-karya perhiasan terbaik serta mengedukasi masyarakat Indonesia mengenai keindahan dan makna dari perhiasan itu sendiri," ucap Ferdy.

Ia menekankan bahwa sejarah perhiasan di Indonesia ke depan akan terus berlanjut dengan semakin mapan dan konsisten. Pihaknya berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi semua pihak yang mendukung keberadaan brand tersebut dalam ekosistem tersebut.

"Kami tak akan lelah untuk berkarya dan mempersembahkan produk, layanan, hingga hiburan serta edukasi bermakna bagi masyarakat," lanjutnya.

3 dari 4 halaman

Sejarah Perhiasan Indonesia

Perhiasan dalam sejarah budaya Indonesia bukan semata aksesori pelengkap penampilan. Menurut tim kurator Museum Nasional, Karamina Puspitasari, perhiasan telah menjadi identitas yang menyertai perjalanan panjang sejarah budaya Nusantara.

"Perhiasan di Indonesia sangat beragam, baik dari bahan baku, teknik pembuatan, bentuk, maupun fungsinya, tergantung pada masyarakat pendukung budayanya," kata Karamina Puspitasari, tim kurator Museum Nasional kepada Liputan6.com, Jumat, 17 Februari 2023.

Kara menyebut bahwa setiap koleksi perhiasan di Museum Nasional memiliki keunikan masing-masing. "Pada beberapa suku bangsa di Indonesia, perhiasan bukan sekedar media untuk menghias dan memperindah diri, tapi juga memiliki fungsi sosial dan magis," sebutnya.

Ia melanjutkan, "Ada perhiasan yang dipercaya dapat menolak bala, melindungi prajurit, menyembuhkan penyakit, dan lain sebagainya. Salah satu contohnya ada kalung kalabubu dari Nias. Itu dulunya dipakai prajurit perang Nias. Selain sebagai simbol kegagahan, kekuatan, dan kepahlawanan, (kalung) itu juga dipercaya bisa melindungi pemakainya."

"Perhiasan juga dapat berfungsi sebagai pusaka keluarga yang diwariskan," ia menambahkan.

 

4 dari 4 halaman

Potensi Perhiasan Lokal Sangat Besar

Tentu, perhiasan juga bisa jadi sumber pendapatan. Hal itu disoroti co-founder Manjusha Nusantara (Indonesian Art and Heritage), Terry Wijaya Supit, penulis buku Kisah Perhiasan Indonesia. Ia menyebut potensi perhiasan lokal sangat besar.

"Karena saat ini perhiasan lokal semakin berkembang seiring berkembangnya dunia fesyen di Indonesia. Masyarakat semakin kreatif membuat perhiasan dari berbagai macam bahan," katanya.

Demi menggaungkan seni perhiasan Indonesia secara lebih nyaring, Terry beranggapan, sumber daya manusianya harus didorong, supaya lebih baik dalam menjaga "kualitas, disiplin, dan bertanggung jawab dalam produksinya." "Selain itu, wajib juga menambah wawasan dan pengetahuan agar semakin kreatif, serta menghasilkan produk-produk unggulan," tuturnya.

Tidak tergantung tren tertentu, ia menyebut bahwa semua bahan baku perhiasan lokal berpotensi diserap sesuai pangsa pasarnya. "Yang penting harus kreatif dan pandai-pandai membuat sesuatu yang menarik, serta membuat ciri khas produknya," ia menyebut.

Terry menyambung, "Jangan lupa juga menentukan pangsa pasar yang disasar supaya produk (perhiasan) yang dihasilkan bisa diserap target market-nya." Meski begitu, unsur lokal harus jadi elemen dasar dalam menggarap seni perhiasan Indonesia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.