Sukses

Asia Dilanda Cuaca Panas Ekstrem, Bolehkah Lebih Sering Mandi Air Dingin?

Tubuh yang gerah dan kulit lengket karena cuaca panas membuat kita ingin mandi lebih sering terutama dengan air dingin.

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa hari terakhir ini, cuaca panas terasa menyengat. Rupanya BMKG mencatat bahwa suhu udara di permukaan Indonesia selama seminggu terakhir lebih panas dari biasanya. Tak hanya Indonesia, cuaca panas ekstem juga melanda sebagian besar negara-negara di Asia.

Meskipun tidak sampai mengalami gelombang panas seperti India, Thailand, dan Myanmar, warga Indonesia tetap mengeluhkan suhu udara yang terasa lebih tinggi daripada biasanya. Saat cuaca panas ekstrem, mandi air dingin terasa lebih menarik daripada biasanya.

Tubuh yang gerah dan kulit lengket membuat kita ingin mandi lebih sering terutama dengan air dingin. Namun, apakah mandi lebih dari dua kali sehari dengan air dingin tidak berbahaya bagi kesehatan?

Melansir laman merdeka.com, Rabu, 26 April 2023 yang mengutip artikel Halodoc, mandi air dingin saat tubuh teras panas bisa berisiko jika tidak dilakukan dengan benar.  Saat suhu tubuh meningkat, tubuh akan mengeluarkan banyak keringat sebagai cara untuk mengembalikan suhu menjadi normal.

Meski begitu, jika kondisi tubuh masih panas dan langsung disiram air dingin, maka dapat terjadi dampak buruk seperti pembuluh darah melebar.  Pada situasi yang ekstrem, mandi langsung saat keringat masih deras-derasnya atau mandi setelah berolahraga ternyata bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan kematian mendadak. Jadi, Anda disarankan untuk menunggu beberapa saat agar tubuh bisa kembali ke suhu normal sebelum mandi setelah berolahraga.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Manfaat Mandi Air Dingin

Mandi air dingin saat tubuh masih berkeringat juga bisa menyebabkan fungsi kelenjar keringat menurun. Saat suhu tubuh meningkat, pori-pori kulit akan terbuka dan mengeluarkan cairan keringat sampai suhu tubuh kembali normal.

Jangan langsung mandi saat tubuh dalam keadaan berkeringat banyak karena hal tersebut dapat mengganggu fungsi kelenjar keringat dan menurunkan kinerjanya. Jika kulit didinginkan secara tiba-tiba dengan mandi, pengeluaran panas tubuh dapat terhambat. Sebaiknya tunggu selkitar 20--30 menit sampai keringat kering dan suhu tubuh kembali normal sebelum mandi.

Meskipun pada kondisi tertentu bisa berisiko bagi kesehatan, mandi air dingin juga memberikan banyak manfaat untuk kesehatan dan kecantikan. Menurut artikel kesehatan di Medichecks, mandi air dingin dapat "membangunkan" tubuh dan membuat Anda lebih fokus sepanjang hari.

Mandi air dingin juga dapat meningkatkan detak jantung, tekanan darah, dan laju pernapasan. Dinginnya air juga merangsang Anda untuk mengambil napas lebih dalam, mengurangi karbon dioksida di seluruh tubuh.

3 dari 4 halaman

Mandi Saat Suhu Panas

Cuaca yang panas memang membuat tubuh mudah gerah. Hal itu menyebabkan kulit terasa lengket. Karena merasa tidak segar dan kotor, Anda jadi ingin mandi berkali-kali. Namun apakah sering mandi saat cuaca panas aman untuk kesehatan kulit?

Sebenarnya tidak masalah jika Anda mandi lebih sering saat cuaca panas. Walaupun begitu, sebaiknya waktu mandi lebih dipersingkat. Mandi terlalu sering bisa membuat kulit tubuh dan wajah jadi lebih kering. Pada kondisi ekstrem seperti sekarang ini, hilangnya kelembapan bisa memicu inflamasi dan eczema di musim kemarau.

Selain soal mandi, suhu panas yang sangat tinggi ini bisa membuat kulit kita terasa tidak nyaman. Untuk menghindari hal ini, disarankan menggunakan sunscreen.Sunscreen atau disebut juga tabir surya merupakan rangkaian perawatan tubuh yang berfungsi melindungi kulit dari paparan sinar matahari.

Sangat penting bagi kita untuk menggunakan sunscreen. Ini dapat melindungi kulit dari sinar UV yang berbahaya, bahkan jika cuaca terlihat cerah. Radiasi UV dari matahari bisa merusak kulit dan menyebabkan kanker kulit, dikutip Forbes.

 

4 dari 4 halaman

Sunscreen Saat Cuaca Panas

Hampir 90 persen dari jenis kanker kulit non-melanoma dan sebagian besar jenis melanoma, yang lebih serius, disebabkan oleh paparan sinar UV. Hal ini disampaikan oleh dokter kulit bersertifikasi Universitas British Columbia di Vancouver, Katie Beleznay.

Melansir kanal Health Liputan6.com, penting untuk melindungi kulit setiap saat, tanpa memerdulikan kondisi cuaca. Pada hari yang berawan pun, 80 persen sinar UV dari matahari masih bisa merusak kulit Anda.

Bahkan saat Anda berada di dalam ruangan pun, Anda tetap perlu menggunakan sunscreen. Ini karena sekitar 75% dari sinar UVA yang dapat merusak kulit bisa melalui kaca jendela.

Selain risiko kanker kulit, paparan sinar UV juga dapat menyebabkan penuaan kulit yang terlalu cepat. Umumnya, kondisi ini diawali dengan munculnya garis-garis halus, kerutan, bintik-bintik usia, dan perubahan warna kulit. Menurut Beleznay, sekitar 80 persen dari tanda-tanda penuaan kulit yang terlihat disebabkan oleh paparan sinar UV. Jadi, penting untuk mengikuti praktik keselamatan dari sinar matahari untuk kesehatan kulit Anda.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.