Sukses

Ramuan Jamu Herbal untuk Pereda Batuk Pilek dan Penurun Demam

Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) memberikan rekomendasi ramuan herbal penurun demam dan pereda batuk pilek untuk anak.

Jakarta - Beberapa waktu lalu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah meminta tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk cair. Hal itu terkait penyelidikan penyebab peningkatan kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal pada anak, pada Oktober 2022 lalu.

Lantas, obat apa yang harus diberikan orangtua kepada anaknya bila mengalami demam, batuk atau pilek? Obat-obatan dalam bentuk cair yang sudah memenuni standar BPOM tentunya tetap bisa dikonsumsi.

Namun kita tak selalu harus menggunakan obat-obatan dari bahan kimia, setidaknya untuk beberapa penyakit umum seperti batuk dan pilek. Sebagai alternatif, Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) memberikan rekomendasi ramuan herbal penurun demam dan pereda batuk pilek untuk anak.

Melansir Antara, 21 Oktober 2022, PDPOTJI dalam siaran resminya mengatakan ramuan ini punya rasa yang tidak pahit dan mudah dibuat karena bahan-bahannya mudah didapatkan.

Anda pun bisa membuatnya sendiri di rumah. Berikut resep ramuan penurun demam dan pereda batuk pilek bila kesehatan buah hati sedang tidak optimal.

Sirup Madu Bawang Jahe

Ramuan ini bisa diberikan untuk anak usia 1-12 tahun yang berkhasiat menurunkan demam dan meredakan batuk serta pilek.

Bahan-bahan:

30 ml madu murni

1 siung bawang merah, dicincang halus

1 siung bawang putih, dicincang halus

10 gram jahe segar, dicincang halus

1⁄2 buah jeruk nipis, diperas.

Langkah Pembuatan:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Masukkan cincangan bawang merah, bawang putih dan jahe ke dalam botol yang berisi madu, lalu masukkan air perasan jeruk nipis.

2. Tutup botolnya, kemudian kocok atau guncang-guncang botolnya. Diamkan dalam suhu kamar selama 8 jam, sehingga didapatkan sirup dengan konsistensi encer.

3. Saring, tuang ke dalam botol obat yang bersih dan kering.

4. Ramuan ini siap dikonsumsi dengan takaran 1 sendok teh (5ml) sekali minum.

5. Simpan dalam kulkas dan habiskan dalam waktu 2-3 hari.

Ramuan ini bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan dengan dosis tiga kali sehari, masing-masing 5 ml.

 

Susu Kunyit untuk bayi usia 6 bulan hingga 1 tahun

Bahan-bahan:

1/8 – 1/4 sendok teh kunyit bubuk (diutamakan kunyit bubuk organik)

ASI atau Susu Formula dengan volume yang biasa dikonsumsi

 

Langkah Pembuatan:

1. Siapkan ASI/susu formula hangat dalam gelas

2. Masukkan kunyit bubuk, lalu aduk sampai rata. Ramuan siap diminum.

3. Ramuan ini bisa dikonsumsi tiga kali dalam sehari, sebelum atau sesudah makan.

 

Menurut PDPOTJI, ramuan herbal tersebut juga boleh dikonsumsi anak sehat dengan dosis sekali sehari karena ramuan itu bisa menguatkan daya tahan tubuh dan membantu memelihara kesehatan..

3 dari 4 halaman

Konsumsi Ramuan Herbal

"Bahan-bahan herbal dalam dua ramuan di atas secara empirik terbukti aman dan berkhasiat dalam membantu menurunkan demam dan meredakan batuk-pilek pada anak, tanpa ada laporan efek samping, dengan rasa yang disukai anak pada umumnya," terang Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si.

Sejumlah hasil penelitian juga mengonfirmasi keamanan penggunaan pada anak dan aktivitas sebagai anti-oksidan (penangkal radikal bebas), imunomodulator (penguat daya tahan tubuh), anti-inflamasi (antiperadangan), antipiretik (penurun demam), antitusif (penekan refleks batuk), mukolitik (pengencer dahak), dekongestan (pelega kongesti hidung), dan anti-alergi yang ringan pada anak.

Inggrs Tania menambahkan konsumsi ramuan herbal di atas menjadi kontra-indikasi pada anak yang alergi terhadap salah satu bahan, tapi kasus alergi terhadap bahan herbal tersebut amat jarang. "Konsumsi ramuan herbal pada anak tetap perlu dikonsultasikan dahulu kepada dokter," terangnya.

Menurut PDPOTJI, bahan-bahan herbal yang digunakan dalam dua ramuan di atas, rasanya yang tidak pahit dapat menjadi alternatif obat tablet yang tidak disukai anak-anak. Dari hasil penelitian juga mengonfirmasi keamanan penggunaan kedua ramuan ini pada anak dan aktivitas sebagai:

4 dari 4 halaman

1. Anti-oksidan atau penangkal radikal bebas

2. Imunomodulator atau penguat daya tahan tubuh.

3. Anti-inflamasi atau antiperadangan.

4. Antipiretik atau penurun demam.

5. Antitusif atau penekan refleks batuk.

6. Mukolitik atau pengencer dahak.

7. Dekongestan atau pelega kongesti hidung.

8. Anti-alergi yang ringan pada anak.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, obat herbal terdiri dari jamu, bahan herbal, sediaan herbal, maupun produk jadi herbal. Obat herbal juga dikategorikan sebagai pengobatan yang mengandung bahan aktif dari bagian tumbuhan, mulai dari daun, akar, maupun bunga.

Melansir kanal Health Liputan6.com, menurut WHO, obat herbal tentunya berbeda dengan obat tradisional, meski keduanya bisa memiliki kaitan sejarah yang sama. WHO menjelaskan bahwa obat tradisional bersumber dari pengetahuan, keterampilan, dan praktik berdasarkan teori, kepercayaan, dan pengalaman.

Itu semua bisa didapat dari budaya yang berbeda, baik yang dapat dijelaskan atau tidak, yang digunakan untuk menjaga kesehatan serta dalam pencegahan, diagnosis, perbaikan atau pengobatan dari penyakit fisik dan mental.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.