Sukses

Dior Dituduh Rasis Gara-Gara Foto Mata Sipit di Iklan Makeup

Sayangnya, ini bukan kali pertama Dior dianggap melanggengkan stereotip dan rasisme Asia.

Liputan6.com, Jakarta - Kontroversi online di dunia kecantikan global baru-baru ini dibuat Dior. Secara khusus, keriuhan ini disuarakan warganet Korea Selatan yang menuduh rumah mode Prancis itu rasis karena iklan terbaru lini makeup mereka, Dior Beauty.

Melansir allkpop, Jumat (14/4/2023), iklan yang dimaksud menampilkan seorang model dengan mata ditarik ke belakang dalam bentuk miring, dituduh melanggengkan stereotip dan rasisme Asia. Penggunaan tampilan "mata sipit" ini memiliki sejarah digunakan untuk mengejek dan meremehkan orang Asia.

Karena itu, banyak warganet Korea menganggapnya tidak sensitif dan ofensif. Namun demikian, kontroversi seputar iklan Dior ini pertama kali mendapat perhatian di media sosial China.

Banyak pengguna menuntut permintaan maaf, bahkan memboikot produk merek mewah Prancis tersebut. Walau belum merilis pernyataan resmi tentang masalah tersebut, Dior dengan cepat menghapus iklan tersebut dari semua platform media sosial mereka sebagai tanggapan atas reaksi tersebut.

Ini bukan kali pertama merek mewah tersebut menghadapi kritik karena mengabadikan stereotip Asia. Sebelumnya, mereka dikritik untuk pameran seni bergambar yang menampilkan model Asia dengan riasan yang membesar-besarkan sudut mata pada 2021.

Kecaman ini khususnya datang dari warganet China. Ini terjadi setelah Dior mempublikasikan foto yang dituding "mencoreng wanita Asia," menurut media pemerintah Tiongkok. Melansir SCMP, 19 November 2021, potret yang dimaksud merupakan bagian dari pameran Lady Dior di West Bund Art Center, Shanghai.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kehebohan Sebelumnya

Foto pameran Dior itu menunjukkan seorang wanita Asia mengenakan kostum tradisional dan memegang tas ikonis brand mewah itu. Surat kabar milik negara Beijing Daily mengecam foto itu, menuliskan, "Apakah Ini Wanita Asia di Mata Dior?"

China Women's News, surat kabar yang dijalankan badan semi-pemerintah Federasi Wanita Seluruh China, mengatakan dalam sebuah editorial bahwa selera estetika Dior dan fotografer telah "kelewat batas." "Perilaku mereka telah menunjukkan niat menjelek-jelekkan wanita China dan mendistorsi budaya China," kata surat kabar itu.

"Sekali lagi, dari gambar ala hantu Dior yang membuat publik merasa tidak nyaman, mudah untuk melihat 'kebanggaan dan prasangka' beberapa merek Barat dalam estetika dan budaya mereka," sambung pihaknya.

Warganet China juga tidak kalah geramnya. "Ibu kota Barat tidak pernah memperlakukan orang Asia sebagai manusia. Betapa mengerikannya budaya Barat!" tulis seorang pengguna Weibo, semacam Twitter di China.

"Mereka mendiskriminasi orang Asia untuk mencerminkan kemuliaan merek ini. Siapa bilang itu seni? Saya pikir itu adalah perbudakan bawaan," komentar pengguna lain.

3 dari 4 halaman

Deretan Kontroversi Dior di China

"Beberapa model China disebut wajah kelas atas karena sesuai definisi orang Barat untuk orang Asia. Kenyataannya, ada terlalu banyak gadis yang lebih cantik dari wajah kelas atas itu," kata yang lain.

Pemotret gambar kontroversial itu adalah Chen Man. Ia merupakan fotografer China yang karyanya telah muncul di berbagai publikasi, termasuk Vogue. Di tengah deras arus kritik, ia juga dipuji karena memilih model berkulit lebih gelap. Ini disebut "jelas menyimpang dari standar kecantikan yang lazim di Cina," yang didominasi penghargaan untuk orang kulit putih.

Dior tidak berkomentar apapun mengenai kontroversi itu, tapi mengonfirmasi pada Business of Fashion bahwa foto tersebut telah dihapus dari pameran. Merek itu juga menghapus foto yang dimaksud dari platform media sosial China, Weibo.

Ini menambah deretan kontroversi Dior di Tiongkok. Pada 2019 lalu, merek tersebut memberikan presentasi di sebuah universitas yang menampilkan peta negara yang mengecualikan Taiwan. China melihat Taiwan sebagai bagian penting dari China, tapi Taiwan telah menolak langkah penyatuan lintas selat.

4 dari 4 halaman

Tuduhan Merampas Budaya China

Setelah itu, Dior juga dituduh merampas budaya China untuk rok lipit yang dikatakan menyerupai pakaian tradisional Tiongkok. Dibanderol dengan harga 3,8 ribu dolar AS (sekitar Rp57 juta), rok lipit mid-length yang diluncurkan pada Mei 2022 ini merupakan bagian dari koleksi musim gugur 2022 rumah mode itu, karya direktur kreatifnya, Maria Grazia Chiuri.

Potongan busana itu baru jadi sorotan publik akhir pekan lalu setelah pengguna media sosial China melihat kesamaan pola dan lipatannya dengan rok lipit wajah kuda China, atau mamianqun, sejenis Hanfu yang biasanya dikenakan wanita di Dinasti Ming, melansir VICE World News, 20 Juli 2022.

Publikasi di corong Partai Komunis China, People's Daily, mengecam merek mewah Prancis itu karena menggambarkan desainnya sebagai "siluet khas Dior." "Yang disebut siluet Dior sangat mirip dengan mamianqun China dan banyak detailnya yang sama," tulisnya.

Mereka menyambung, "Mengapa mereka tanpa malu-malu menyebutnya sebagai desain baru? Kebingungan, bahkan kemarahan warganet benar-benar masuk akal."

Komentar People's Daily dinilai mengakui bahwa industri fesyen sering meminjam dari elemen yang berbeda. "Desain seperti ini oleh Dior sepertinya tidak memberi penghormatan," tambahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini