Sukses

NFT Seni untuk Bantu Komunitas Lokal di Bali, Lestarikan Budaya Sambil Dapat Royalti

Digital artwork kehidupan budaya dan warisan lokal warga yang dibuat dalam bentuk NFT dapat menjadi pemasukan para kreatornya lewat royalti penjualan aset digital.

Liputan6.com, Jakarta - Berbagai cara bisa dilakukan untuk melestarikan budaya sambil juga mempromosikan pariwisata. Salah satunya melalui NFT atau Non-fungible token sebagai aset digital dengan metadata unik. 

Seperti yang dilakukan Quantum Temple (QT), sebuah platform web 3.0 untuk melestarikan warisan budaya dengan projek The Paths to Alango. Mereka baru-baru ini memenangkan penghargaan "Awake Tourism Challenge 2023" dari United Nation World Tourism (UNWTO).

CEO dan Pendiri Quantum Temple, Linda Adami, mengatakan pihaknya bekerja sama dengan sebelas elemen komunitas di Bali beberapa seperti di Jati Luwih, Pura Besakih, termasuk Tapak Siring. Mereka membuat dan mempromosikan NFT digital artwork kehidupan budaya dan warisan lokal warga Bali.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengatakan, karya NFT mereka memungkinkan para kolektor untuk menemukan dan belajar dan memberikan dampak sosial yang transparan bagi pariwisata. Quantum Temple dan Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah melakukan penandatanganan kesepakatan bersama, mengembangkan ekonomi digital dan produk ekonomi kreatif melalui teknologi di blockchain.

"Perkawinan antara future dan heritage, jadi memang dengan teknologi blockchain dalam hal ini NFT selain bisa mengonservasi culture identity kita tapi juga bisa memberikan peluang untuk pembiayaan berdasarkan penjualan NFT," sambung Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Muhammad Neil El Himam saat Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar hybrid, Senin 13 Maret 2023. 

Ia melanjutkan, penjualan NFT sendiri bisa ada royaltinya selama itu diperdagangkan bisa memberi pemasukan bagi para kreatornya. Dalam hal ini Quantum Temple membuat NFT dalam bentuk video dari beberapa culture heritage yang ada di Bali. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dampak Lebih Besar Pemberdayaan Ekonomi Digital

NFT masih terbilang sebagai sesuatu yang baru bagi masyarakat Indonesia. "Kita berharap, dengan pemanfaatan NFT ini tourism dan ekonomi kreatif kita akan semakin berdampak pada local community," ungkap Direktur Tata Kelola Ekonomi Digital Kemenparekraf, Yuana Rochma Astuti di kesempatan yang sama.

Ia menambahkan, sehingga jika suatu daerah atau heritage ditetapkan sebagai warisan UNESCO, masyarakatnya belum tentu merasakan dampaknya secara langsung. Dengan dikomersialisasi melalui video lalu dijual lewat NFT, nantinya pembagian royalti akan lebih bisa dirasakan. 

"Kami coba berpikir, memperluas pemanfaatan teknologi ini untuk kesejahteraan yang lebih luas," sebut Yuana lagi.

Pihak Quantum Temple pun telah merilis NFT Warisan Budaya Bali pada 23 Maret 2023 di Paris, Prancis dalam Paris Blockchain Week 2023. Sebanyak sebelas NFT yang unik dalam format video sudah dikurasi oleh seorang professor.

Pembuatan NFT oleh Quantum Temple melibatkan sebelas komunitas dan 6.000 anggotanya. Sebelumnya NFT tersebut sudah soft launching padAa 10 Februari 2023 di Pura Tirta Empul yang merupakan salah satu situs warisan yang diakui UNESCO. 

Lebih lanjut Linda, CEO Quantum Temple mengatakan di Paris Blockchain Week 2023 berbagai komunitas kolektor dan pecinta seni berkumpul. Ia berharap dengan potensi acara tersebut, maka NFT bisa dihargai sekitar 50.000 dolar AS dan di atas angka tersebut.

3 dari 4 halaman

Motivasi Kolektor Membeli NFT

Non Fungible Token (NFT) merupakan sebuah karya digital berupa gambar, teks, video, musik, dan gif yang didukung teknologi Blockchain. Selain bisa sebagai koleksi, NFT saat ini juga sering dijadikan aset investasi oleh beberapa investor.

Di sisi lain, survey yang dilakukan platform metaverse, Metajuice, mengungkap bahwa hampir tiga dari empat kolektor Non Fungible Token (NFT) di platformnya membeli NFT untuk status, keunikan, serta estetika. Walau penjualan NFT sekarang ini tak setinggi puncaknya di 2021, ruang tersebut masih ada, dengan pengguna memberikan berbagai alasan untuk membeli NFT. 

Mengutip dari kanal Crypto Liputan6.com, 8 Maret 2023, Metajuice mensurvei lebih dari 6.000 pengguna NFT di platform milik mereka dari seluruh dunia untuk menemukan motivasi di balik pembelian NFT. Hasil survei mengungkap bahwa di antara alasan yang dikemukakan oleh banyak peneliti, menonjol dan mengenakan NFT sebagai avatar mereka merupakan alasan utama dari pembelian NFT. 

 

4 dari 4 halaman

NFT untuk Dijual Lagi di Masa Mendatang

Di samping itu, 74 persen responden menyoroti mereka tertarik dengan NFT karena status yang mereka berikan. Di sisi lain, terdapat 13 persen persen peserta survei mengatakan mereka membeli NFT untuk dijual lagi di masa mendatang. 

Presiden Metajuice, John Burris mengatakan memiliki NFT untuk memajang item digital mereka memberikan nilai tambah. Menurut Burris, itu membangun gagasan komunal tentang tren yang dipimpin status di metaverse.

"Orang-orang ingin memiliki hak atas barang-barang yang meningkatkan persepsi status mereka, dan bagaimana barang-barang itu muncul di metaverse karena NFT adalah bagian penting dari itu,” kata Burris, dikutip dari Cointelegraph, Selasa 7 Maret 2023.

CEO Real Vision dan salah satu pendiri Raoul Pal juga belum lama ini menyatakan keyakinannya NFT bakal bekerja serupa dengan properti kelas atas dalam siklus ledakan pasar. Pada 21 Februari, Pal menjelaskan di video YouTube memiliki koleksi besar seperti CryptoPunk dan Bored Ape Yacht Club sudah menjadi simbol status di dalam ruang kripto. Eksekutif juga membandingkannya dengan memiliki mobil dan rumah mewah.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.