Sukses

Mengenal Istilah Body Count yang Kini Punya Makna Beda dan Dianggap Berbahaya

Liputan6.com, Jakarta - Istilah body count belakangan ini ramai dibicarakan di media social (medsos). Media sosial kini rasanya tak asing lagi bagi semua kalangan, terutama bagi anak muda. Medsos seolah telah menjadi bagian dari kebutuhan primer yang tak bisa disisihkan, termasuk memunculkan berbagai istilah dan bahasa gaul.

Body count juga termasuk dalam bahasa gaul yang sering dipakai tak hanya oleh anak muda tapi juga orang dewasa. Meski menduduki trending topic di media sosial, tapi sepertinya masih banyak masyarakat yang belum mengetahui apa itu body count.

Akibatnya, banyak di antara pengguna media sosial yang mungkin saja menggunakan istilah tersebut secara sembarangan. Padahal, body count adalah istilah yang erat kaitannya dengan hal negatif. Jika dilakukan terlalu sering, maka body count tersebut dapat menyebabkan ancaman bagi pribadi maupun orang lain.

Lalu, apa sebenarnya yang disebut dengan istilah body count? Melansir dari Britannica, istilah body count ternyata mempunyai arti penyebutan untuk angka orang yang terbunuh dalam sebuah peperangan, bencana, dan lain sebagainya. Istilah ini terkadang mempunyai dampak yang negatif dan menjadi ancaman bagi yang mendengarnya.

Namun, saat ini istilah dari body count yang digunakan oleh orang-orang dengan makna yang sedikit berbeda. Istilahnya pun menjadi perbincangan publik dan istilah ini jarang digunakan oleh orang Indonesia karena jika digunakan tentunya menjadi kontroversi di kalangan warganet lainnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penyimpangan

Body count sendiri berasal dari bahasa Inggris yang berarti 'body' yaitu tubuh dan 'count'yang berarti hitungan. Berbeda dengan istilah medis yang artinya menghitung kematian korban, makna body count yang digunakan di media sosial adalah sebuah sebutan untuk menghitung berapa kali seseorang berhubungan intim dengan lawan jenisnya.

Maka dari itu, istilah body count juga tidak bisa digunakan secara sembarangan dan harus digunakan dengan bijak, karena penyampaiannya tidak bisa dilakukan sembarangan. Melansir berbagai sumber, Selasa (31/1/2023), berhubungan intim dengan banyak pasangan yang berbeda-beda merupakan sebuah tindakan penyimpangan seksual yang bisa mengancam kesehatan orang tersebut. Hal itu bisa menyebabkan seseorang terkena penyakit seksual yang merugikan dirinya.

Seseorang yang telah diberi label body count adalah mereka yang seringkali berhubungan intim dengan banyak lawan jenis. Jadi maksud dari istilah tersebut adalah berapa orang yang sudah pernah diajak untuk berhubungan intim.

Maka dari itu, menggunakan istilah body count sebaiknya perlu dilakukan dengan bijak. Dengan mengerti maknanya, maka penyampaiannya pun juga menjadi tak sembarangan hingga viral di media sosial.

Body count atau berhubungan dengan banyak pasangan rupanya dapat mendatangkan ancaman kesehatan yang nyata. Adapun berbagai bahaya dari body count adalah sebagai berikut.

3 dari 4 halaman

1. Penyakit Sifilis

Bahaya dari sikap body count adalah munculnya penyakit sifilis. Penyakit menular satu ini dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak mendapatkan penangangan dengan segera. Penyebabnya yakni kontak langsung saat berhubungan hingga oral seks.

2. Kanker Mulut

Bahaya berikutnya adalah timbulnya penyakit kanker mulut. Penyebabnya yakni bergonta-ganti pasangan dan berhubungan intim menggunakan mulut. Jika terdapat bakteri, maka infeksi dapat dengan mudah terjadi dan menulari pasangan.

3. HIV/AIDS

Bahaya lainnya dari sikap body count adalah munculnya penyakit HIV/AIDS. HIV disebabkan oleh virus yang dikenal sebagai Human Immunodeficiency Virus. Penyakit ini menyebabkan penderitanya memiliki imun tubuh yang rendah sehingga mudah terserang berbagai penyakit ganas.

4. Risiko Kanker Serviks

Bagi wanita, bergonta-ganti pasangan juga dapat mendatangkan bahaya. Salah satunya yakni timbulnya penyakit kanker serviks atau leher rahim. Menurut sebuah penelitian, 95 persen penyebabnya adalah HIV/AIDS.

5. Penyakit Gonore

Bahaya selanjutnya yang mengintai bagi para pemilik sikap body count adalah penyakit gonore. Penyebabnya tak lain adalah bakteri Neisseria. Gejalanya berupa air seni yang disertai nanah hingga terjadinya pembengkakan alat kelamin.

 

4 dari 4 halaman

Bahasa Gaul

Selain body count, ada sejumlah istilah yang sempat viral dan digunakan para generasi muda untuk saling mengungkap berbagai hal. Melansir merdeka.com, 9 November 2022, deretan istilah dan bahasa gaul selain body count adalah sebagai berikut.

1. YGY

Di media sosial, YGY berarti ya guys ya, atau ya gaes ya. Kalimat ini bermakna sebagai penegasan akan sebuah kalimat pendahulunya.

2. Cringe

Cringe sendiri memiliki arti meringis atau bergidik. Biasanya merujuk ke konotasi yang negatif. Jadi kata cringe lebih sering digunakan untuk menggambarkan perasaan seseorang.

3. PARGOY

Pargoy merupakan singkatan dari partai goyang. Kata ini dipakai juga untuk nama tarian di Tiktok.

4. Salty

Secara harafiah, salty berarti asin atau garam. Akan tetapi, salty yang dijadikan sebagai bahasa gaul di media sosial memiliki arti yang berbeda. Kata salty biasanya digunakan untuk menunjukkan perasaan geram atau kesal.

5. Ghosting

Ghosting merupakan bahasa gaul yang digunakan ketika patah hati karena ditinggal tanpa alasan.

6. Spill

Spill berasal dari bahasa Inggris yang artinya menumpahkan. Namun jika ditafsirkan 'spill' merupakan istilah untuk mengungkapkan atau menceritakan rahasia sampai aib seseorang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.