Sukses

Dipercaya Bisa Turunkan Berat Badan, Obat Diabetes Langka dan Jadi Keprihatinan Global

Beberapa penyedia layanan kesehatan mungkin meresepkan obat diabetes Ozempic untuk pasien yang ingin menurunkan berat badan.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu obat untuk mengatasi diabetes yaitu Ozempic mengalami kelangkaan. Situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya ini bukan karena pengidap diabetes tiba-tiba meningkat tajam, tapi karena obat tersebut diyakini dapat membantu menurunkan berat badan.

Sejak kabar itu beredar, Ozempic menghadapi kelangkaan menyusul permintaan dan kendala pasokan global. Meskipun obat tersebut terus diproduksi dan dikirim, menurut produsen, pasien di beberapa wilayah negara akan mengalami keterlambatan dengan dosis tertentu.

Melansir euronews, 1 Januari 2023, perusahaan juga menginstruksikan siapa pun yang khawatir dengan kelangsungan pengobatannya untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan. Produsen obat asal Denmark tersebut, Novo Nordisk, mengatakan Ozempic dosis 1 mg dan 2 mg saat ini tersedia untuk pasien di Amerika Serikat, tapi ada gangguan pasokan yang memengaruhi Ozempic dosis 0,25 mg dan 0,5 mg.

"Kami menyadari bahwa beberapa penyedia layanan kesehatan mungkin meresepkan Ozempic untuk pasien yang ingin menurunkan berat badan. Namun itu semua tergantung pada kebijaksanaan klinis masing-masing penyedia layanan kesehatan untuk memilih pendekatan pengobatan terbaik untuk pasien mereka," terang pihak Novo Nordisk dalam sebuah pernyataan.

Novo Nordisk tidak mempromosikan, menyarankan, atau mendorong penggunaan obat-obatan mereka secara off label alias tidak sesuai dengan indikasi yang tertera di label atau di luar persetujuan regulator obat. Produsen obat berkomitmen untuk sepenuhnya mematuhi semua undang-undang dan peraturan AS yang berlaku dalam mempromosikan produk mereka.

Mereka percaya bahwa penyedia layanan kesehatan mengevaluasi kebutuhan individu pasien dan menentukan obat mana yang tepat untuk pasien tertentu.

Pada November 2022 lalu, pemerintah Australia memperingatkan perusahaan dan memberi tahu Therapeutic Goods Administration (TGA) bahwa Ozempic tidak akan tersedia di negara tersebut dari pertengahan November 2022 sampai akhir Maret 2023. "TGA bekerja sama dengan Novo Nordisk dan organisasi profesional kesehatan terkait untuk mengelola kekurangan yang serius dan sudah jadi masalah global ini," terangnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Efek Samping Ozempic

Regulator AS menyetujui Ozempic pada Desember 2017, yang juga mengurangi kadar gula darah. Suntikan sekali seminggu adalah dosis untuk penderita diabetes tipe 2.  Ozempic (juga dikenal sebagai semaglutide) bekerja dengan merangsang produksi insulin tubuh sendiri dan mengurangi nafsu makan. Pasien yang mengonsumsi Ozempic juga kehilangan dua sampai tiga kali berat badan dibandingkan mengonsumsi obat lainnya.

Banyak penderita diabetes tipe 2 mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Penurunan berat badan secara substansial dapat membantu menurunkan gula darah dan mengendalikan diabetes mereka dengan lebih baik. Namun ini bukan obat penurun berat badan.

Pada 2021, Food and Drug Administration (FDA) menyetujui Wegovy (versi semaglutide dosis tinggi) untuk manajemen berat badan jangka panjang. Dalam beberapa pekan terakhir, obat tersebut mendapat perhatian karena selebritas dan influencer di TikTok mendeskripsikannya sebagai obat untuk mengurangi berat badan dengan cepat.

"Semua orang tiba-tiba menunjukkan beratnya 11,34 kg lebih ringan. Apa yang terjadi ketika mereka berhenti mengonsumsi Ozempic?" ucap pembawa acara Bravo, Andy Cohen , dalam cuitannya di Twitter pada September 2022.  Di TikTok, tagar Ozempic telah dilihat lebih dari 360 juta kali sampai tutup tahun 2022 dan diyakini masih akan bertambah banyak lagi.

Pimpinan Twitter, Elon Musk bahkan membuat cuitan bahwa dia telah menggunakan Wegovy untuk menurunkan berat badan pada Oktober dan November. lalu Namun, dokter memperingatkan agar tidak menggunakan Ozempic, karena efek sampingnya bisa mengakibatkan pemakainya berumur pendek.

3 dari 4 halaman

Digunakan untuk Diet

Beberapa efek samping lainnya adalah perubahan penglihatan, kemungkinan tumor tiroid, pankreatitis, masalah ginjal, dan masalah kandung empedu. "Ada efek samping dari obat ini, tetapi obat apapun juga ada efek sampingnya," ujar kontributor medis Fox News, Dr Marc Siegel.

"Orang-orang mengambil obat ini dari pasien diabetes. Kami memiliki obat penyelamat nyawa dan masyarakat Amerika Serikat yang benar-benar membutuhkan obat ini, tapi mereka tidak bisa mendapatkannya karena digunakan untuk diet," kata pihak Novo Nordisk.

Diabetes diketahui merupakan penyakit yang terjadi akibat gaya hidup yang tidak sehat kemudian menyebabkan menumpuknya kadar gula darah dan bersifat kronis. Jadi, penting bagi orang-orang untuk tahu bagaimana cara mencegah diabetes.

Melansir laman Nu Online, Kamis (29/12/22) seorang dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Hermina, Malang, Jawa Timur, dr Syifa Mustika membagikan kiat tepat mencegah risiko diabetes. Yang utama dengan mengubah pola hidup sehat. "Ubah life style (pola hidup) sehat dengan rajin berolahraga, konsumsi makanan sehat, dan hindari makanan instan dan minuman manis," ucap dr Syifa, dikutip dari kanal Citizen6 Liputan6.com, 4 Januari 2023. 

Dr Syifa juga mengatakan diabetes bahkan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian terbanyak di dunia, atau kerap disebut sebagai silent killer. "Karena diabetes dapat mengenai semua organ tubuh tanpa disadari oleh si penderitanya. Tidak sedikit penderita diabetes menyadari dirinya terkena diabetes setelah penyakitnya parah atau stadium akhir," ungkapnya.

4 dari 4 halaman

Pengecekan Gula Darah

Adapun, umumnya diabetes terbagi menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 yang terjadi ketika tubuh tidak mampu memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup sehingga glukosa atau gula yang dikonsumsi tidak dapat diolah. Kemudian diabetes tipe 2, yakni kondisi saat tubuh tidak dapat menggunakan insulin sebagaimana seharusnya.

Selain itu, diabetes juga dapat terjadi di masa kehamilan atau diabetes gestasional. "Apa pun tipenya, penyakit ini kemudian dapat menyebabkan kadar gula darah menjadi tinggi. Jika dibiarkan berkepanjangan, gula darah tinggi yang tidak terkontrol ini dapat menimbulkan sejumlah komplikasi yang berbahaya," kata dr Syifa.

Ia juga menyarankan agar rutin melakukan pengecekan gula darah setidaknya enam bulan sekali. Dengan tujuan untuk mengontrol tekanan darah dan juga membantu meminimalkan risiko terkena penyakit berbahaya dan komplikasi serius. Dan juga, tidak ada salahnya melakukan ini untuk mendeteksi sedini mungkin kandungan gula darah dalam tubuh, sehingga apabila terkena diabetes, akan lebih cepat mendapatkan penanganan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.