Sukses

Gagal di Piala Dunia 2022, Pemain Timnas Inggris Pulang Bawa Kucing Liar Qatar

Sebelum ini, ada beberapa insiden terkait kucing di Piala Dunia Qatar 2022 yang sudah lebih dulu menarik perhatian publik.

Liputan6.com, Jakarta - Harapan Inggris untuk kampuin sebagai juara Piala Dunia 2022 memang telah dipupuskan Prancis, tapi duo penggawa Manchester City, Kyle Walker dan John Stones, sepertinya tidak ingin meninggalkan Qatar dengan tangan kosong. Karena itu, mereka dilaporkan mengadopsi seekor kucing liar yang berteman dengan tim di markas latihan mereka.

Melansir CNN, Selasa (13/12/2022), kucing liar yang diberi nama Dave oleh Stones itu harus menghabiskan empat bulan di karantina sebelum bisa bersatu kembali dengan duo City. "Dia ada di sana suatu hari, jadi kami mengadopsinya, saya dan Stonesy," kata Walker pada saluran media resmi Asosiasi Sepak Bola.

"Dave 'dipersilakan ke meja' ... Beberapa orang benar-benar tidak menyukai kucing itu, tapi saya mencintainya," imbuhnya. Stones menimpali, "Hari pertama kami sampai di sana ... Dave muncul. Setiap malam, dia duduk di sana menunggu makanannya."

Melalui kunjungan dadakan ke stadion, sesi latihan, dan konferensi pers, kucing telah mencuri perhatian di Piala Dunia Qatar 2022. Kucing terlihat di sisi lapangan selama sesi latihan Prancis di awal turnamen, di mana pemain depan Randal Kolo Muani bercanda dengan wartawan bahwa menurutnya rekan setimnya Ousmane Dembele takut pada binatang.

"Ya, kucing. Ada kucing yang berkeliaran di luar ruangan. Saat kami makan di luar ruangan, ada kucing yang berkeliaran, dan Ousmane takut pada mereka. Itu membuat semua orang tertawa," katanya.

Sementara itu, pemain depan Brazil Vinicius Jr. diinterupsi seekor kucing ketika dia berbicara pada konferensi pers, pekan lalu. Seorang anggota staf Brasil terlihat mengelus hewan itu, sebelum mengambilnya dan menjatuhkannya dari sisi meja.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kucing Liar di Qatar

SBS News melaporkan, kucing-kucing yang mencuri perhatian selama Piala Dunia 2022 ini disebut tengah memperebutkan piala "Cat-ari." Tapi, kehidupan kucing liar Qatar bisa sangat keras.

Menurut Trap Neuter and Return (TNR), sebuah organisasi sukarelawan yang bekerja untuk meningkatkan kehidupan kucing liar Qatar, mereka menghadapi kehidupan yang kekurangan makanan, suhu musim panas yang secara teratur melewati 45 derajat celcius, jalan yang sibuk, dan kekejaman manusia.

Pada 2016, Unit Kontrol Kucing Qatar memperkirakan populasi kucing Qatar antara dua hingga tiga juta, hampir setara dengan 2,9 juta populasi manusia di negara itu. Menurut sebuah laporan yang diterbitkan Universitas Hamad bin Khalifa Qatar, kucing diperkenalkan pada 1960-an untuk menangani "masalah hewan pengerat yang signifikan."

Dengan banyak akses ke air dan makanan, jumlah mereka dengan cepat meledak "dengan cara yang tidak terkendali" hingga meningkatkan risiko penyakit, baik pada kucing maupun manusia. Menurut situs web TNR, menjebak kucing liar, memandulkan mereka, dan mengembalikannya ke koloni mereka membantu melindungi kucing liar di Qatar dengan mengendalikan populasi mereka.

3 dari 4 halaman

Pengendalian Populasi

Kucing jantan yang dikebiri cenderung kurang agresif, menghasilkan "lebih sedikit cedera dan lebih sedikit penularan penyakit", pada kucing betina. Ini juga mengurangi risiko tumor dan infeksi terkait melahirkan yang tercatat hingga tiga kali setahun.

Dave si kucing telah jadi ikon Inggris dan penggemar mereka, tim menggambarkannya sebagai "jimat keberuntungan." Sementara Dave diadopsi, jutaan kucing Qatar tidak akan seberuntung itu.

TNR mengatakan bahwa banyak kucing yang tinggal di tempat penampungan dan di jalanan akan "ditidurkan, atau mati karena trauma, paparan, kelaparan atau penyakit," hal-hal yang mereka katakan dapat dicegah dengan metode pengendalian populasi yang manusiawi seperti "perangkap, kebiri, dan pendekatan pelepasan."

Piala Dunia 2022 bersiap memasuki babak semifinal. Argentina, Kroasia, Prancis, dan Maroko bakal bertanding untuk memperebutkan tiket menuju partai puncak turnamen empat tahunan ini, lapor kanal Bola Liputan6.com.

Kroasia akan menghadapi Argentina di Lusail Stadium, Rabu dini hari, 14 Desember 2022. Sebelumnya, runner-up Piala Dunia 2018 itu secara mengejutkan mengalahkan favorit juara Brasil 4-2 lewat adu penalti.

4 dari 4 halaman

Laga Semifinal

Melawan Argentina, pelatih Kroasia Zlatco Dalic boleh bernapas lega. Pasalnya, pasukannya bisa tampil dengan kekuatan penuh karena tidak satu pun pemainnya terkena akumulasi kartu.

Kondisi berbeda dialami Argentina yang di laga sebelumnya menyingkrikan Belanda 4-3 (2-2) lewat adu penalti. Albiceleste dipastikan akan kehilangan Gonzalo Montiel dan Marcos Acuna. Keduanya tidak dapat tampil melawan Kroasia karena telah mengantongi dua kartu kuning. 

Seperti dilansir dari situs resmi FIFA, pemain yang mengantongi kartu kuning usai perempat final bakal diputihkan. Artinya, tidak akan ada pemain yang bakal absen karena akumulasi kartu saat laga final.

Kroasia sendiri bertekad mengulangi pencapaian empat tahun lalu. Pada Piala Dunia 2018, mereka sukses melaju ke final sebelum dihempaskan Prancis. Kroasia berpeluang melakukan pembalasan terhadap Prancis di final. Prancis juga lolos ke semifinal dan akan bertemu Maroko.

Jika sukses lolos ke final lagi, Kroasia akan mengikuti jejak Italia, Belanda, dan Jerman yang mampu dua kali beruntun melaju ke partai puncak Piala Dunia. Rekor pertemuan kedua tm di Piala Dunia imbang. Argentina menang 1-0 atas Kroasia pada 1998. Namun empat tahun lalu, Argentina mengalami mimpi buruk di bantai Kroasia tiga gol tanpa balas di Rusia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.