Sukses

6 Fakta Menarik Kota Batik Pekalongan yang Punya Festival Balon Udara

Selain dikenal sebagai Kota Batik, Pekalongan juga dikenal sebagai tempat kelahiran mantan Kapolri Hoegeng Iman Santoso.

Liputan6.com, Jakarta - Pekalongan adalah salah satu kota yang berada di Jawa Tengah, Indonesia. Kota ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Batang di Timur, serta Kabupaten Pekalongan di sebelah Selatan dan Barat, dan terletak di jalur Pantura yang menghubungkan Jakarta - Semarang - Surabaya.

Pekalongan berjarak 101 km sebelah barat kota Semarang, atau 384 km sebelah timur Jakarta. Kota ini dikenal dengan julukan kota batik, karena batik Pekalongan memiliki corak yang khas dan variatif. Pada 2021, jumlah penduduk kota Pekalongan sebanyak 315.997 jiwa dengan kepadatan 6.983 jiwa/km persegi.

Kota Pekalongan juga memiliki pelabuhan perikanan terbesar di Pulau Jawa. Pelabuhan ini sering menjadi transit dan area pelelangan hasil tangkapan laut oleh para nelayan dari berbagai daerah. Selain itu, kota ini juga banyak terdapat perusahaan pengolahan hasil laut, seperti ikan asin, ikan asap, tepung ikan, terasi, sarden, dan kerupuk ikan, baik perusahaan bersekala besar maupun industri rumah tangga.

Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Pekalongan. Berikut enam fakta menarik seputar Kota Pekalongan yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Sejarah Nama Pekalongan

Nama Pekalongan sampai saat ini belum jelas asal-usulnya, belum ada prasasti atau dokumen lainnya yang bisa dipertanggungjawabkan, yang ada hanya berupa cerita rakyat atau legenda. Salah satunya dokumen tertua yang menyebut nama Pekalongan diambil dari kata ‘Halong‘ (dapat banyak) dan di bawah simbol kota tertulis ‘Pek-Alongan‘. Hal itu tertulis dalam Keputusan Pemerintah Hindia Belanda (Gouvernements Besluit) Nomer 40 Tahun 1931.

Berdasarkan keputusan DPRD Kota Besar Pekalongan tanggal 29 Januari 1957 dan Tambahan Lembaran daerah Swatantra Tingkat I Jawa Tengah tanggal 15 Desember 1958, serta persetujuan Pepekupeda Teritorium 4 dengan SK Nomer KTPS-PPD/00351/II/1958, nama Pekalongan berasal dari kata ‘A-Pek-Halong-An‘ yang berarti pengangsalan (Pendapatan).

2. Kota Kelahiran Jenderal Hoegeng

Pekalongan merupakan kota kelahiran beberapa tokoh ternama. Salah satunya adalah Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Hoegeng Iman Santoso. Hoegeng adalah adalah satu tokoh kepolisian Indonesia yang pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Kapolri ke-5 pada 1968-1971.

Hoegeng terkenal sebagai polisi paling berani dan jujur di Indonesia oleh media dan masyarakat. Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, pernah memuji kejujuran Hoegeng dengan mengatakan bahwa "hanya ada tiga polisi jujur di negara ini: polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng". Hoegeng lahir di Pekalongan pada 14 Oktober 1921 dan meninggal dunia pada 14 Juli 2004.

Namanya diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Bhayangkara di Mamuju dengan nama Rumah Sakit Bhayangkara Hoegeng Iman Santoso, dan namanya juga diabadikan sebagai stadion sepak bola di Kota Pekalongan.  Tokoh populer lainnya yang lahir di Pekalongan adalah perancang busana muslim Dian Pelangi dan penata rambut terkenal Rudy Hadisuwarno.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3. Kota Batik

Kota Pekalongan mendapat julukan Kota Batik. Hal ini tidak terlepas dari sejarah bahwa sejak puluhan dan ratusan tahun lampau hingga sekarang, sebagian besar proses produksi batik Pekalongan dikerjakan di rumah-rumah. Batik telah menjadi napas kehidupan masyarakat Pekalongan dan terbukti tetap dapat eksis dan tidak menyerah pada perkembangan jaman, sekaligus menunjukkan keuletan dan keluwesan masyarakatnya untuk mengadopsi pemikiran-pemikiran baru.

Meskipun tidak ada catatan resmi kapan batik mulai dikenal di Pekalongan, menurut perkiraan batik sudah ada di Pekalongan sekitar 1800. Menurut data yang tercatat di Deperindag, motif batik itu ada yang dibuat 1802, seperti motif pohon kecil berupa bahan baju. Perjumpaan masyarakat Pekalongan dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab, India, Melayu dan Jepang, pada zaman lampau telah mewarnai dinamika pada motif dan tata warna seni batik.

4. Festival Balon Udara

Setiap seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri, masyarakat Pekalongan akan merayakan Hari Sawalan atau Syawalan. Pada hari tersebut biasanya langit Pekalongan akan dihiasi aneka balon udara berterbangan di seluruh penjuru kota. Sejak 2019, Pemerintah Kota atau Pemkot Pekalongan bekerja sama dengan Airnav Indonesia menggelar Festival Balon Udara Tambat di Stadion Hoegeng Pekalongan.

Festival ini dilakukan menjawab kritik terhadap atraksi lepas balon udara yang mengganggu lalu lintas penerbangan. Kegiatan festival balon udara tambat juga melibatkan Pemerintah Kabupaten Pekalongan dan Batang. Dua pemerintahan daerah itu bekerja sama untuk berkontribusi mendukung aturan pemerintah terkait keselamatan penerbangan.

3 dari 4 halaman

5. Kuliner Khas Pekalongan

Kota Pekalongan memiliki banyak kuliner khas. Tauto atau Soto Pekalongan merupakan salah satu makanan khas mereka. Beda Tauto dengan soto lainnya adalah menggunakan daging kerbau dengan bumbu tauco. Ada juga Gule Kambing Kacang Hijau yang dipengaruhi budaya khas Timur Tengah. Gulai kambing ini disajikan dengan dicampur bersama kacang hijau.

Lalu ada Garang Asem, makanan yang berkuah bening dari daging sapi dengan racikan tomat dan cabai rawit gelondongan yang disajikan dalam kondisi panas. Makanan ini biasa disajikan bersama megono. Megono, makanan yang terbuat dari nangka muda yang dirajang, diramu dengan bumbu dan dimasak dengan cara dikukus.

Ada juga Nasi Otot, makanan yang terdiri dari nasi dan otot sapi yang diberi bumbu yang khas, serta ditambah dengan tambahan gorengan. Untuk minuman ada Kopi Tahlil, minuman kopi yang diracik dengan menggunakan bahan rempah-rempah seperti jahe, kapulaga, pandan.

6. Wisata Pekalongan

Kota Pekalongan dikenal akan batiknya yang telah mendunia, banyak wisatawan yang datang atau sekedar singgah di Kota Pekalongan. Tak heran bila di kota itu juga berdiri Museum Batik Pekalongan yang beralamat di Jalan Jetayu No.1 Kota Pekalongan. Museum ini memiliki lebih dari 1100 koleksi batik, antara lain wayang beber dari kain batik yang berusia ratusan tahun dan alat tenun tradisional atau dikenal sebagai alat tenun bukan mesin. 

Namun, tempat wisata di Kota Pekalongan tidak hanya wisata batik saja, tetapi terdapat juga wisata keagamaan, sejarah dan alam. Untuk wisata alam, ada Pantai Pasir Kencana yang menjadi primadona bagi masyarakat Pekalongan. Pengunjung paling banyak datang pada sore hari karena bisa melihat matahari terbenam dari pantai tersebut.

Pantai yang memiliki hamparan pasir putih yang luas ini sering digunakan untuk melakukan beberapa ritual tradisi, serta berbagai kegiatan lainnya. Ada pula Kawasan Budaya Jetayu yang merupakan ikon wisata budaya di Kota Pekalongan. Berlokasi di utara Alun-Alun Pekalongan, kawasan ini memang sering digunakan sebagai tempat kesenian dan kebudayaan.

Destinasi wisata lainnya ada Kampung Batik Kauman, Kampung Wisata Batik Pesindon, Pantai Slamaran Indah, Mangrove Park, Dupan Waterpark, Taman Kota Kawasan Mataram dan masih banyak lagi.

4 dari 4 halaman

Motif-Motif Batik Indonesia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.