Sukses

6 Fakta Menarik Michelin Guide, Panduan Wisata Kuliner Dunia Berusia Lebih dari Seabad

Saat pertama kali terbit, buku panduan referensi kuliner Michelin Guide dibagikan secara gratis di Prancis.

Liputan6.com, Jakarta - Michelin Star mungkin bukan istilah yang asing bagi penikmat kuliner ataupun penjelajah gastronomi. Sebuah restoran haruslah memiliki penilaian nyaris sempurna, atau bahkan sempurna, untuk bisa mendapatkan Michelin Star ini.

Alasannya, Michelin Star adalah lambang tolok ukur kualitas restoran yang tentunya menyajikan hidangan lezat, selalu terjaga konsistensinya, serta memiliki penilaian yang bagus atas tempat, chef, hingga kru yang melayani. Untuk mengetahui restoran mana saja yang mendapatkan Michelin Star bisa melihatnya di daftar Michelin Guide yang biasanya diterbitkan dalam bentuk buku setahun sekali.

Buku Michelin Guide dikenal dengan warna merahnya yang khas dan sudah jadi panduan bagi para penjelajah kuliner selama lebih dari satu abad lamanya.  Kini, Michelin tidak hanya mengulas tempat makan, tapi juga memberikan rekomendasi hotel atau tempat menginap terbaik setelah mengakusisi Tablet, agen perjalanan online pertama yang berspesialisasi pada hotel butik dan hotel mewah.

Meski sudah memiliki perjalanan dan pengalaman panjang, ada sejumlah fakta yang mungkin belum diketahui banyak orang. Berikut enam fakta menarik Michelin Guide yang dilansir dari keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.

1. Pernah Jadi Referensi Para Sopir

Pada 1900-an, jumlah mobil di jalanan Perancis tak lebih dari tiga ribu unit. Untuk meningkatkan minat terhadap kepemilikan mobil yang tentunya akan meningkatkan permintaan akan ban, produsen ban mobil asal Prancis, dua bersaudara Edouard dan Andre Michelin menerbitkan Michelin Guide. Cetakan pertamanya sebanyak 35 ribu eksemplar dibagikan secara gratis kepada para pemotor dan sopir.

Buku panduan ini berisi informasi tentang peta jalan, lokasi pom bensin, bengkel maupun tambal ban dari para mekanik terdaftar, hotel, serta tempat makan di penjuru Prancis yang mereka rekomendasikan ketika para sopir ingin melepas lelah. Sukses dengan edisi Perancis, Michelin bersaudara mengeluarkan Michelin Guide untuk Belgia (1904).

Pada 1907, mereka juga mengeluarkan panduan untuk Aljazair dan Tunisia, dan untuk negara-negara lain di Eropa pada tahun-tahun berikutnya. Berkat antusiasme yang sangat tinggi, Michelin Guide Perancis dicetak dalam bahasa Inggris pada 1909.

2. Jadi Pengganjal Meja Kerja

Andre Michelin pernah melihat Michelin Guide jadi pengganjal meja kerja. Dengan prinsip ‘orang akan menghargai apa yang mereka bayar’, Michelin memutuskan untuk tidak lagi membagikannya secara gratis, tapi mengenakan biaya sebesar 750 francs pada 1922.

Sejumlah perombakan pun dilakukan, seperti menambahkan daftar restoran dalam kategori tertentu, daftar rekomendasi hotel, serta menghilangkan halaman iklan di buku panduan. Dengn popularitas yang makin meroket, Michelin mulai merekrut dan menggunakan para penilik (inspector) makanan untuk secara anonim mengunjungi dan mereview restoran.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3. Penggunaan Penilai Anonim

Tren boleh saja berubah termasuk di bidang kuliner. Namun Michelin Guide tetap memegang teguh terhadap misi penerbitan pertamanya, yaitu mendorong budaya traveling dan menikmati kuliner (terbaik) di luar rumah. Salah satu kunci dari tetap diterapkannya prinsip ini adalah penggunaan penilik (inspector) makanan dan hotel.

Para penilik akan menilai restoran maupun hotel dan hasil penilaian mereka menentukan apakah restoran atau hotel tersebut diberi berapa bintang atau tidak. Tak semua daftar restoran/hotel dalam Michelin Guide mendapat bintang. Para penilik ini merupakan karyawan Michelin dengan minat dan keahlian di bidang kuliner serta perhotelan. Para penilik ini terbilang istimewa karena memegang prinsip sebagai berikut:

- Anonimitas: Meski termasuk karyawan Michelin, mereka sebenarnya adalah konsumen. Menilai restoran dalam anonimitas penuh untuk memastikan agar mereka tidak mendapat atau menerima perlakuan istimewa dari pemilik restoran/hotel merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga kredibilitas Michelin Guide.

- Independen: Para penilik Michelin hanya berasal dari para pegawai Grup Michelin dan dipastikan tidak terkait dengan lembaga/organisasi lainnya. Mereka juga selalu membayar makanan/hotel saat melakukan kunjungan tanpa perjanjian sebelumnya untuk memastikan independensinya.

- Ahli di Bidangnya: Bukan sekadar karyawan atau konsumen, para penilik ini merupakan ahli kuliner, restoran, juga hotel dengan pengalaman yang memadai di bidang hospitality.

- Keandalan yang Terjaga: Hasil penilaian bukan berdasarkan penilaian dari satu penilik. Michelin Stars diberikan berdasarkan penilaian kolektif sejumlah penilik yang menyambangi lokasi dalam berbagai periode waktu berbeda.

- Punya Passion: Salah satu faktor pembeda Michelin Guide dari panduan yang lainnya para penilik diklaim punya passion atau semangat dan ketertarikan di bidang kuliner atau hotel. Sebagian besar para penilik adalah mereka yang berkecimpung di dunia kuliner.

- Mengusung Kualitas Prima: Semua restoran/hotel berkesempatan untuk di-review para penilik Michelin sepanjang aktivitas mereka mengacu kepada kriteria-kriteria penilaian Michelin yang mengedepankan kualitas prima.

4. Tanda Bintang Sebagai Simbol

Buku Michelin Guide mulai memperkenalkan tanda bintang pada 1926. Awalnya, mereka hanya memberikan satu bintang pada restoran yeng memenuhi kualifikasi.

Pada 1931 diperkenalkan peringkat dari 0, 1, 2 dan 3 bintang. Seiring dengan disempurnakannya berbagai kriteria penilaian, standar pemeringkatan dengan 1-3 bintang dipublikasikan pada 1936 yang digunakan hingga kini.

Bintang satu artinya restoran yang sangat baik di kategorinya. Bintang dua bermakna masakan yang baik sekali dan layak untuk dikunjungi kembali. Sedangkan, bintang tiga sebagai peringkat paling atas berarti hidangan yang luar biasa dan patut didatangi secara sengaja.

3 dari 4 halaman

5. Sistem Penilaian

Ada lima kriteria penilaian para penilik restoran, yaitu kualitas produk, teknik memasak dan rasa makanan, kepribadian chef yang tercermin dalam pengalaman kuliner, keseimbangan dan keterpaduan rasa, serta konsistensi berbagai kualitas-kualitas di atas dari berbagai kunjungan yang berbeda.

Untuk kategori hotel, para inspector fokus pada keunggulan desain interior dan arsitektur, karakter yang mencerminkan kepribadian dan keaslian hotel itu sendiri, kualitas dan konsistensi pelayanan, kenyamanan, perawatan. Yang tak kalah penting adalah destinasi itu sendiri. Hotel diharapkan dapat berkontribusi dalam memberikan pengalaman lokal yang menakjubkan, sesuai dengan harga yang ditawarkan.

6. Aplikasi Digital

Kemajuan teknologi mendorong Michelin Guide menghadirkan format digital dengan konten dan tampilan yang terus diperbaharui. Aplikasi Michelin Guide ini memungkinkan pelanggan di seluruh dunia untuk bias melihat, memesan, dan informasi yang ada di Michelin Guide.

Pengguna aplikasi juga dapat membuat dan membagikan daftar keinginan restoran dan hotel yang mereka sukai. Pengguna juga bisa melakukan pemesanan di restoran Michelin yang merupakan bagian dari jaringan OpenTable dan Resy. Menurut Steven Vette, Presiden Direktur Michelin Indonesia, Michelin Guide adalah cara pihaknya untuk memberikan pengalaman terbaik dalam perjalanan, kuliner, dan gaya hidup.

"Dengan berbagai pilihan hotel dan restoran, Michelin Guide secara aktif ikut mempromosikan industri ini dan memenuhi harapan para pelancong dan pecinta kuliner yang ingin menikmati pengalaman kuliner otentik dan liburan tak terlupakan," terang Steven.

4 dari 4 halaman

Cara Aman Pesan Makanan via Online dari Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.