Sukses

Hanya Ada Satu Penjual Martabak di Los Angeles, Pesan Pagi Baru Bisa Diambil Sore

Pemilik toko martabak mengerjakan seluruhnya sendirian dan tak ada pegawai.

Liputan6.com, Jakarta - Martabak selalu jadi santapan favorit saat ingin menikmati camilan, terutama di malam hari. Di Indonesia, saat ingin martabak, kita cukup berjalan ke luar rumah dan biasanya akan menemui penjual martabak baik manis maupun telur, tak jauh dari rumah kita.

Kalau malas keluar rumah, Anda tinggal membuka aplikasi pemesanan makanan, pesan, dan martabak pun akan diantar hingga ke rumah. Namun bagaimana jika sedang di Amerika Serikat,(AS) tepatnya di Los Angeles, California?

Untuk menyantap martabak di Los Angeles (LA), harus ada usaha tambahan. Pasalnya, hanya ada satu toko yang menjual, lokasinya berada di West Covina, sekitar 30 menit dari pusat kota Los Angeles.

Pemilik akun Youtube ‘M HIDAYAT’, orang Indonesia yang tinggal di AS, membuat video saat mendatangi toko martabak satu-satunya di LA. Toko atau kedai tersebut bernama Martabak Kafe.

"Pemilik toko ini orang Indonesia yang sudah lama tinggal di LA. Mereka menjual banyak jajanan dan camilan khas Indonesia. Tapi yang paling laris di tempat ini tetap martabak manis," jelas Hidayat dalam video tersebut.

Untuk bisa menikmati martabak di sini harus memesan dulu beberapa jam sebelumnya dengan menelepon. Pasalnya, pemilik toko mengerjakan seluruhnya sendirian dan tak ada pegawai.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dari Cokelat sampai Durian

"Sistemnya sampai saat ini tuh kalian harus telepon dulu, jadi nggak bisa langsung datang dan pesan. Tadi kita telepon jam 11 pagi, baru bisa kita pick up jam 6 sore," terang Hidayat dalam videonya pada November lalu.

"Ini tokonya cukup besar dan lokasinya strategis, sayangnya selama pandemi ini tidak menerima pengunjung, kita cuma bisa ambil pesanan lewat jendela. Kalau pemiliknya ini punya karyawan atau ada yang bantu mungkin bisa lebih cepat terima pesanan dan lebih ramai lagi," lanjutnya.

Toko tersebut juga tidak buka setiap hari, mereka tutup dari hari Minggu sampai Selasa. Untuk varian martabak, kedai tersebut memang hanya menjual martabak manis. Namun martabak yang dijual variannya sangat beragam, mulai dari isi cokelat, keju, nutella sampai jagung dan bahkan durian.

Jenis martabaknya ada yang original dan pandan. Menurut Hidayat, rasanya juga cukup enak. "Ini nggak beda jauh sama martabak di Indonesia. Dari teksturnya benar-benar kenyal, dan dalamnya pun banyak sekali, kejunya juga banyak," ungkap Hidayat.

3 dari 4 halaman

Camilan Khas Indonesia

Untuk harganya tentu jauh lebih mahal dari di Indonesia. Harga martabak termurah adalah 17 dolar AS atau sekitar Rp252 ribu, sementara yang termahal 25 dolar AS atau sekitar Rp336 ribu.

Hidayat menambahkan, kalau kangen dengan masakan atau camilan Indonesia terutama martabak, pesan saja di Martabak Kafe. "Selain martabak, saya juga sering beli camilan kayak Astor, Bengbeng, wafer atau mi instan yang biasa kita jumpai di Indonesia, ada semua disni. Kalau jajanan ini kita bisa beli langsung jadi nggak perlu pesan," jelas Hidayat.

"Saya sebenarnya mau tanya-tanya sama bapaknya, tadi agak susah waktunya karena dia sibuk banget kerja sendirian. Di sini juga banyak orang Indonesia belanja makanan, karena selain lengkap harganya juga lumayan terjangkau," pungkasnya.

4 dari 4 halaman

Diplomasi Lewat Jalur Kuliner

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.