Sukses

Desainer Inggris Sulap Limbah Kulit Ikan Jadi Tas

Kreativitas desainer Inggris yang menyulap limbah kulit ikan mengantarkannya ke pekan mode dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Kreativitas memang tanpa batas, beragam hal dapat tercipta dengan gagasan menarik. Begitu pula dengan seorang desainer dari Kenfig, Porthcawl, Inggris yang menyulap limbah kulit ikan menjadi tas-tas cantik.

Dilansir dari Wales Online, Senin, 4 Oktober 2021, Moray Luke adalah salah satu desainer yang mengusung keberlanjutan dalam melahirkan karya. Ia memutuskan melupakan pilihan kulit sapi yang populer dan menggunakan limbah kulit ikan.

Karya-karya ini mengantarkannya ke pekan mode dunia, yakni London Fashion Week dan Paris Fashion Week. Kisah sukses desainer berusia 26 tahun ini berawal saat ibu Moray membawanya melihat Marie Antoinette pada usia 10 tahun.

Momen tersebut begitu membekas hingga ia mengejar karier di bidang desain fashion. Bertahun-tahun kemudian, ia menemukan inspirasinya datang dari pameran vintage, film, dan museum Welsh St Fagans.

Tak menempuh studi di sekolah tradisional, ia menyebut menghabiskan musim panas di sekolah musim panas sebelum masuk universitas di Brighton. Selama masa pandemi, ia juga berjuang di tengah lockdown.

Di tengah pembatasan, ia berhasir meluncurkan fashion line-nya sendiri. Minat Moray pada mode berkelanjutan tentu bukan tanpa alasan.

Hal tersebut terjadi ketika ia selesai menonton beberapa film dokumenter tentang fast fashion dan berbelanja di toko barang antik. Moray tahu ingin memasukkan "slow" fashion ke dalam lini produknya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Cerita di Balik Aksi

Karena alasan inilah dia memutuskan untuk menggunakan kulit ikan karena akan sia-sia. "Ketertelusuran sangat penting bagi saya. Ini adalah kulit salmon organik Skotlandia dan tasnya dibuat dengan tangan di Somerset, jadi saya mencoba untuk membuatnya berkelanjutan," tambahnya.

Pada satu malam, ia mengirim email dan foto tas karyanya kepada kepala UKFT, yakni jaringan fashion dan tekstil terbesar Inggris. Itu adalah salah satu momen yang sangat penting baginya.

"Saya tidak mengharapkan siapa pun untuk membalas, tetapi dia mengirimi saya email dalam sehari dan mulai melatih saya," tambahnya.

Saat mencapai mimpinya, dia menyampaikan momen itu begitu luar biasa. "Bahkan jika saya membicarakannya, saya akan mulai menangis, karena ini adalah masa yang sulit dan saya tidak percaya mimpi saya benar-benar terjadi," jelasnya.

3 dari 4 halaman

Bantuan Ibu

Moray memuji ibunya karena sangat membantunya melalui proses. "Ibu saya membantu saya dan menulis rencana bisnis saya juga, karena dia tahu itu satu-satunya hal yang saya bisa dan ingin lakukan dalam hidup," ungkapnya.

"Ini hal yang paling keren, orang-orang yang membuat dust bag saya telah bekerja di Game of Thrones dan itu adalah hal paling keren yang pernah saya katakan," lanjut Moray.

Bahkan dengan semua kegembiraan London dan Paris Fashion Week, desainer ini berbagi bahwa bagian dari hati dan hasratnya akan selalu ada di Wales. "Saya sangat terinspirasi oleh Roma dan Celtic, impian saya adalah bekerja dengan St Fagans suatu hari nant," ungkap Moray.

4 dari 4 halaman

Infografis Fakta-Fakta Menarik tentang Fashion

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.