Sukses

Sepatu Ampas Kopi Hasil Kolaborasi Janji Jiwa x Sage Footwear

Sepatu ampas kopi hasil kolaborasi Janji Jiwa dan Sage Footwear itu dijual terbatas mulai sore ini.

Liputan6.com, Jakarta - Kolaborasi eco-concious dua brand lokal lintas bidang kembali terjadi. Kali ini dijalin oleh Janji Jiwa, brand gerai kopi, dan Sage Footwear, jenama sepatu. Hasilnya adalah sepatu ramah lingkungan yang memanfaatkan ampas kopi dan dinamai Langkah Sejiwa.

Hamzah Dwi Putra, pendiri Sage Footwear, menerangkan ampas kopi dimanfaatkan sebagai bahan pewarna alami. Mereka mengumpulkan nyaris satu ton ampas kopi espresso dari beragam outlet Janji Jiwa yang berada di sekitar pabrik pengolahan mereka di Majalaya, Kabupaten Bandung.

"Kita kumpulin dari outlet (Janji Jiwa) dekat facility kita. Total hampir satu ton ampas kopi dipakai untuk mewarnai ini. 800 kilogram lah," ujar Hamzah dalam jumpa pers virtual Langkah Sejiwa untuk Bumi, Kamis, 26 Agustus 2021.

Sebelumnya, tim Sage Footwear lebih dulu menyiapkan potongan-potongan kain cotton twill dari beragam pabrik garmen. Kain tersebut biasanya terbuang percuma karena dianggap limbah fesyen. Potongan kain dicacah hingga bisa dipintal dan jadi material baru.

Kain itulah yang diwarnai dengan ampas kopi. Hamzah menyebut prosesnya berjalan lambat karena mereka tak bisa mencelup terlalu dalam. Belum lagi proses pengeringan yang mengandalkan panas matahari. 

"Itu berkali-kali banget. Total 30 hari," kata dia.

Proses produksi di workshop di Cikupa, Tangerang, juga tak bisa berjalan cepat karena terpengaruh PPKM Level 4. Menurut Varian Erwansa, sesama pendiri Sage Footwear, kapasitas pekerja pabrik yang dibatasi membuat proses produksi tidak bisa secepat yang diharapkan.

"Tapi, kita pengen bikin ini sustainable. Berusaha sedemikian rupa, pakai recycle, tapi cost efficiency-nya bisa masuk agar recycle-nya bisa terus muter," ia menambahkan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Diproduksi Terbatas

Hamzah menerangkan sepatu didesain dengan konsep semi slip on dengan tambahan tali yang bisa ditarik dan velcro. Sepatu juga dibuat dengan potongan rendah mengingat konsumen saat ini mencari kepraktisan.

"Market Janji Jiwa dan Sage ini mass banget, bermacam-macam banget. Gimana caranya bisa diterima publik mengingat keadaan saat ini orang cari simpel," ucapnya.

Sepatu didesain senetral mungkin agar bisa dipakai baik oleh pria maupun wanita. Harganya juga relatif terjangkau, Rp389 ribu, dengan ukuran mulai dari 37--45. Sepatu itu mulai dirilis pukul 17.00 WIB di Shopee dengan jumlah terbatas.

"Untuk Batch I, 250 pasang dulu,"dia menjelaskan.

 

 

3 dari 4 halaman

Warna Memudar

Hamzah menerangkan pewarna alami seperti kopi tak akan secerah sepatu yang terbuat dari pewarna sintetik. Warnanya juga akan memudar seiring waktu, tapi akan terlihat lebih estetik.

"Jadi aging naturally gitu," sambung dia.

Perawatannya juga tak disarankan dicuci menggunakan sabun. Ia merekomendasikan penggunaan pembersih sepatu khusus yang banyak dijual di pasaran. Kalau pun tidak ada, cukup disikat dan dilap dibantu air bersih.

"Generally, sabun enggak bagus untuk sepatu karena kan sepatu ada lemnya," ucap dia.

Billy Kurniawan, pendiri Jiwa Group, mengungkapkan rasa senangnya bisa diajak terlibat dalam proyek kolaborasi itu. Ia awalnya tak menyangka ampas kopi bisa digunakan dalam produksi sepatu.

"Saya pikir mau diapain sama sepatu, tapi kita keep the option open. Yang penting kita punya visi sama, misi sama, dan nilai-nilai kita itu," kata dia seraya menyebut kampanye Janji Sayang Bumi yang menjadi komitmen untuk berkontribusi terhadap lingkungan.

4 dari 4 halaman

Kopi-Kopi Indonesia yang Jadi Primadona

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.