Sukses

Krisis Corona, Petani Bagikan Jamur Truffle Senilai Ratusan Juta Rupiah Secara Gratis

Pandemi corona Covid-19 turut menghantam industri pertanian, termasuk para petani jamur truffle.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid-19 mengakibatkan krisis di seantero jagat. Salah satu dampaknya dirasakan oleh seorang petani jamur truffle di Inggris yang harus gigit jari karena tak dapat menjual hasil panennya.

Dilansir dari Fox News, Selasa (14/7/2020), pandemi memaksa restoran menutup pintu, tapi di sisi lain para petani terus menuai hasil. Petani itu bernama Mike Collison yang memiliki hasil panen truffle lebih dari 37 ribu dolar AS atau setara Rp533 juta, menurut laporan Southwest News Service (SWNS).

Mike menyampaikan, ia tak dapat menjual hasil panen ke restoran mewah. Maka dari itu, sang petani memberikan jamur bernilai tinggi tersebut kepada penduduk setempat secara gratis.

"Truffle biasanya dijual grosir ke restoran fine dining. Mereka meletakkan truffle sebagai hiasan di atas makanan atau membuat mentega dari itu. Kami menjual ke beberapa restoran lokal di Ludlow, Midlands dan beberapa di London," kata Mike kepada SWNS.

Sang petani truffle melanjutkan, dirinya menjual kepada siapa pun yang akan menerima truffle. "Masalahnya adalah semua restoran ditutup dan baru saja dibuka kembali, jadi kami belum menjualnya," tambahnya.

Kendati demikian, Mike tetap optimis. Ia berharap dapat menjual hasil panen truffle ke restoran tahun ini, jika restoran buka dan mampu memberi truffle.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kendala

Banyak orang yang takut keluar rumah dan restoran yang mengurangi menu mereka atau mungkin meniadakan kebutuhan truffle adalah masalah lain yang dikhawatirkan Mike. "Panen awal tahun ini karena musim panas yang penuh badai telah merangsang produksi," katanya.

Kebun akan berproduksi selama empat hingga lima bulan sampai musim dingin di November atau Desember. "Saya berharap masih bisa menjual secara grosir saat restoran buka pada September atau Oktober, tetapi truffle bisa merusak sebelum itu sehingga sulit untuk memastikannya," ungkap Mike.

Saat ini, Mike harus memberikan jamur truffle kepada orang-orang yang biasanya tak mampu membelinya. Hal ini dirasakannya sebagai kepuasan tersendiri karena dapat memberinya kepada seseorang yang belum pernah mencoba truffle sebelumnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.