Sukses

Model Semi Bugil di Pameran Malaysia yang Tuai Kontroversi

Menteri Pariwisata Malaysia bahkan sampai memerintahkan investasi setelah serangkaian foto model semi bugil ini viral di media sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Penyelenggaraan Tattoo Malaysia Expo 2019 tengah jadi kontroversi setelah serangkaian foto model semi bugil viral di media sosial. Melansir dari Says, Rabu (4/12/2019), acara tersebut berlangsung di Kuala Lumpur Convention Centre pada 29 November--1 Desember 2019.

Penyelenggaraannya melibatkan 130 seniman tato dari 40 negara di dunia. Selama akhir pekan, sekian banyak foto model semi bugil yang bermaksud memperlihatkan tato mereka sebagai bagian dari ekshibisi tersebar di jagat maya.

Berdasarkan laporan CNA, Menteri Pariwisata Malaysia Datuk Mohamaddin Ketapi telah diketahui mendukung acara yang berlangsung selama tiga hari tersebut. Tapi, melihat pemandangan yang tersebar di jagat maya, ia mengatakan hal tersebut tak merefleksikan budaya Negeri Jiran.

Ia juga menuturkan, pihak penyelenggara tak menaati aturan yang sudah disepakati karena pihak pemerintah tidak memperbolehkan model semi bugil. New Straits Times melaporkan, Menteri Pariwisata telah menginstruksikan Malaysia Convention and Exhibition Bureau (MyCeB) untuk menginvestigasi acara tersebut.

"Itu (model semi bugil memperlihatkan tato) tidak merepresentasi citra Malaysia, yakni kentara akan integritas dan standar moral," katanya.

Disebutkan, sang menteri tengah mengunggu hasil investigasi dan tak akan ragu mengambil langkah hukum bila penyelenggara terbukti melanggar aturan yang sudah ditetapkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Suara Berbeda dari Warga Dunia Maya

Tegasnya pernyataan sang menteri mengundang komentar pedas dari sejumlah warga dunia maya. Dalam berbagai pernyataan, mereka mengungkap, tato adalah bagian dari kebudayaan Malaysia dan ditunjukkan dengan demikian masih dalam batas wajar.

"Tato selalu jadi bagian esensial dalam kebudayaan Malaysia. Apalagi, saat menyangkut suku Iban, Kadazan, Kayan, Kenyah, dan Ulu. 'Kartu agama' menurut saya tidak perlu dikeluarkan karena Malaysia adalah negara multirasial. Orang punya tato dan mereka punya pameran tersendiri," tulis salah satu warganet.

Ada pula yang menjelaskan bahwa di dua wilayah Malaysia, yakni Sabah dan Sarawak, tato adalah bagian dari warisan leluhur. "Bila Anda tidak setuju pada praktiknya, tidak ada yang menyuruh Anda membawa istri dan anak untuk melihatnya," sambung salah satu pengguna Twitter.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.