Sukses

Berburu Swafoto Berlatar Pesawat Terbang Rendah di Pantai Mai Khao Phuket, Berbahayakah?

Setiap 10-15 menit sekali selalu ada adegan pesawat terbang rendah di Pantai Mai Khao Phuket, Thailand. Otoritas setempat sedang mempertimbangkan menutup akses untuk itu.

Liputan6.com, Jakarta - Waktu masih menunjukkan pukul 09.55 pagi waktu setempat, Pantai Mai Khao di Phuket, Thailand, telah dipenuhi sejumlah turis. Mereka berdiri di tepi pantai, menantikan momen pesawat terbang rendah di langit yang cerah.

Yang ditunggu mulai terlihat dari kejauhan. Kerumunan turis yang sudah menunggu segera mengambil posisi. Dengan kamera ponsel masing-masing, mereka mulai berpose dengan latar pesawat terbang rendah di atas mereka.

Ada yang bergaya konyol. Ada yang melambaikan tangan seolah sedang menyambut si pesawat terbang. Ada pula yang sembari memamerkan bikini yang dikenakan. Bagi yang tak terlalu tertarik menjadi objek utama, mereka mengambil momen detik-detik pesawat hendak mendarat di Bandara International Phuket.

Dilansir laman CNN, adegan tersebut berulang setiap 10-15 menit sekali, tergantung musim. Pantai Mai Khao pun menjadi lokasi wisata swafoto utama demi mendapatkan latar pesawat terbang rendah.

Walau banyak wisatawan yang datang ke pantai itu hanya untuk berswafoto, ada pula yang datang karena memang penyuka dunia aviasi. Berdasarkan data penerbangan Bandara Thailand, sebanyak 116.487 penerbangan, baik internasional maupun domestik, bergerak dari Bandara Internasional Phuket sepanjang 2019.

"Aku tahu banyak yang datang ke sini dari seluruh dunia untuk mengunjungi tempat ini dan beragam pesawat terbang yang bisa kamu saksikan di sini cukup mengesankan karena popularitas Phuket sebagai resor," kata Matt Falcus, pendiri Airportspotting.com dan penulis Panduan Titik Bandara Dunia.

Falcus menyebut Mai Khao hanya salah satu tempat di dunia yang orang bisa berdiri sangat dekat dengan tempat pendaratan pesawat di sekitar pantai. Kesempatan serupa juga bisa diperoleh di St. Maarten di Karibia, dan Skiathos di Yunani.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Simpan Potensi Bahaya

Tidak semua senang dengan kepopuleran pantai lantaran keberadaan pesawat terbang itu. Bertahun-tahun, otoritas bandara berulang kali menyatakan kekhawatiran atas keselamatan para wisatawan dan dampak keamanan yang bisa terjadi.

Maka itu, pejabat yang berwenang kini membatasi akses ke pantai tersebut. Chula Sukmanop, Direktur Otoritas Penerbangan Sipil Thailang mengatakan pihaknya bekerja sama dengan otoritas lokal untuk membuat solusi jangka panjang.

Namun, tak mudah hanya membatasi akses ke pantai tersebut. Pasalnya, pantai itu merupakan bagian dari Taman Nasional Sirinath yang dikelola oleh Departemen Taman Nasional.

"Kami telah meminta pejabat Bandara Phuket dan pejabat provinsi yang terkait, bersama dengan pejabat Departemen Taman Nasional, Satwa Liar, dan Konservasi Tumbuhan --mengingat tanah itu ranah departemen tersebut-- datang dengan berbagai pertimbangan untuk menangani masalah keamanan yang potensial," kata Chula.

Ia menegaskan, sebagai regulator, pihaknya memastikan bahwa keamanan seluruh bandara merujuk pada standar internasional. Maka itu, ia sedang mempertimbangkan membuat pagar betis agar turis menjauhi bandara.

"Tindakan yang pastinya masih difinalisasi," katanya.

Sementara itu, pihak bandara hanya memasang papan pengumuman yang berisi bahaya berdiri terlalu dekat dengan pesawat yang tinggal landas maupun akan mendarat.

Meski tak ada insiden berarti, seorang penjaga pantai menyebut kencangnya kecepatan pesawat yang melintas mampu membalikkan stroller yang berisi balita. Bahaya lain yang diakibatkan berdiri dekat dengan pesawat terbang rendah adalah dampak suara keras yang dihasilkan karena rata-rata turis tak menggunakan pelindung telinga.

Meski begitu, hingga kini otoritas tak menerapkan hukuman pidana bagi yang masih bersikeras berfoto dengan latar pesawat terbang tersebut. Yang ada adalah pidana bagi mereka yang menerbangkan drone atau melakukan tindakan yang bisa mengganggu konsentrasi pilot.

"Itu tentu saja tidak benar, seseorang tidak bisa dieksekusi karena mengambil foto," kata Chula.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.