Sukses

Menguak Ragam Sisi Kehidupan Nadya Hutagalung Lewat Buku Walk with Me

Dari perjalanan karier, kehidupan pribadi, sampai kegelisahan pada satwa dan lingkungan, semua dikuak Nadya Hutagalung di buku Walk with Me.

Liputan6.com, Jakarta - Bekerja sama dengan Adhvan Media, Nadya Hutagalung resmi meluncurkan buku Walk with Me  di The Papilion Pacific Place, Jakarta, Kamis, 7 Desember 2018. Lewat 348 halaman, ibu tiga anak ini menampilkan beragam sisi tentang personalitasnya.

Terdiri dari tujuh chapter yang direpresentasi lewat ragam elemen, yakni Mist, Seeds, Mirror, Bamboo, Ocean, Spice, dan Soil, coffee table book ini mengisahkan perjalanan karier, kehidupan pribadi, dan pespektif Nadya dalam menjalani hidup.

Elemen-elemen tersebut dipilih, lantaran dianggap mewakili kisah perjalanan Nadya Hutagalung berkarier di dunia modelling dan hiburan selama tak kurang dari 30 tahun. Ia pun menguak alasan di balik pembuatan buku tersebut.

"Saya sadar bahwa setiap individu sedang menjalani kehidupannya. Setap pribadi memiliki kisah untuk diceritakan. Tidak ada cerita seseorang yang lebih penting dari kisah orang lain di dunia ini," katanya lewat siaran pers yang diterima Liputan6.com, Jumat, 7 Desember 2018.

"Yang saya tahu, kita belajar dari pengalaman orang lain dan belajar berempati terhadap pengalaman tersebut, meskipun pengalaman tersebut jauh dari kehidupan dan latar belakang kita," tambah perempuan 44 tahun itu.

Selain melalui tulisan, perjalanan Nadya Hutagalung di buku ini juga digambarkan lewat karya fotografi Davy Linggar di beberapa latar tempat, mulai dari Jakarta, Ubud Bali, Singapura, Medan, Nepal, hingga Kenya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pesan yang Ingin Disampaikan Nadya Hutagalung Lewat Buku Walk with Me

Lewat buku Walk with Me, ada pesan pribadi yang disisipkan Nadya Hutagalung. Pembedaan satu individu dengan yang lain dilihat Nadya sebagai cara hidup kurang efektif. Di kacamata lebih besar, ia memandang dirinya dan banyak orang di luar sana sebagai satu kesatuan.

"Belakangan, saya pikir, penting untuk memahami kalau kita ini satu makhluk hidup. Kita adalah satu komunitas yang hidup di satu planet. Sudah seharusnya kita menjalani ini bersama. Itu pesan yang ingin saya sampaikan," jelas Nadya usai meluncurkan bukunya secara resmi di The Ppailion Pasicif Place, Jakarta, Jumat, 7 Desember 2018. 

Tak hanya manusia, concern Nadya juga mencakup lingkungan dan hewan. Karenanya, hasil penjualan buku yang sudah dikonsep sejak 2015 tersebut rencananya bakal disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan pelestarian gajah Sumatera. "Untuk sementara, yang akan terima uangnya adalah Yayasan Ekosistem Lestari," katanya.

Buku seharga Rp 1,75 juta ini juga mendapat dukungan penuh dari BMW, produsen otomotif asal Jeman yang dketahui fokus pada inovasi dan budaya ramah lingkungan.

"Sebagai UN Environment Goodwill Ambassador dan melalui usahanya untuk memproteksi gajah, Nadya membuktikan bahwa ia seorang loyal supporter yang konsisiten mengampanyekan hari esok yang lebih baik," kata President Director BMW Group Indonsia Ramesh Divyanathan dalam kata pengantarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.