Sukses

Mengenal Kebaikan Kera di Mata Masyarakat Sumatra Barat

Di Sumatra Barat, kera dapat membantu memetik buah kelapa.

Liputan6.com, Padang Jangan kaget bila melihat banyak binatang mamalia seperti kera atau beruk, ketika tengah berlibur di Sumatera Barat. Selain di Bali, kita akan menjumpai banyak kera berkeliaran di kota yang dijuluki Ranah Minang.

Bila sejumlah kota besar di Indonesia melarang mempekerjakan binatang seperti kera, beruk, dan monyet, justru di Sumatera Barat binatang tersebut dipekerjakan.

Bapak Sonny, salah seorang pemandu wisata yang membawa rombongan OT Trade Novation Goes to Padang, mengatakan, "Binatang itu sangat membantu sekali bagi manusia. Jasanya begitu besar, sama seperti sapi dan kuda."

Umumnya, kera akan dipekerjakan oleh manusia untuk memanjat pohon kelapa, dan memetik buahnya. Sebab, ketinggian dari pohon kelapa yang dipanjat kera, tidak aman bila dipanjat manusia.

"Tinggi pohon kelapa di Sumatera Barat mencapai 12 meter. Kalau dipanjat manusia, tentu sangat tidak aman," kata Sonny pada kunjungan hari ke-2, Senin (17/11/2014).

Dalam bahasa Minangkabau, pohon kelapa disebut dengan Karambui. "Artinya, kera ambil itu," kata dia menjelaskan.

Sebelum dipekerjakan, lanjut Sonny, terlebih dahulu kera menjalani pelatihan di 'sekolah khusus' selama enam bulan.

"Nantinya, kera akan dilatih memetik buah kelapa, dan bagaimana dapat mengetahui segala perintah yang diberikan kepadanya," kata Sonny.

Selama pelatihan, kera hanya diajarkan dua 'bahasa', yaitu nan ketek yang artinya buah kelapa yang kecil, dan nan gadang yang artinya buah kelapa yang besar," kata Sonny menerangkan.

Agar kera selalu prima, majikan harus memberikan secara rutin ramuan-ramuan dengan resep rahasia. "Pisang dan jamu diberikan setiap hari, dan tak jarang anggur merah yang dicampurkan telur bebek," kata Sonny.

Lebih lanjut Sonny juga menginformasikan bahwa kera profesional mampu memetik hingga 1.000 buah kelapa per hari.

Jadi, jangan heran bila kerap melihat kera di setiap pemukiman warga atau bahkan di rumah-rumah kosong tak berpenghuni.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.