Sukses

Pasien Kanker Payudara di Malang Didominasi Usia Produktif

Jumlah kasus kanker payudara dan kanker serviks di Kota Malang mengalami peningkatan, terutama pada tahun 2021.

Liputan6.com, Malang - Jumlah kasus kanker payudara dan kanker serviks di Kota Malang mengalami peningkatan, terutama pada tahun 2021. Mulai dari penambahan kasus baru hingga kematian akibat kanker.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang Muhammad Zamroni mengatakan ditemukan sebanyak 360 kasus kanker payudara, dan 50 kasus kanker serviks.

"Jumlah ini meningkat satu kasus jika dibandingkan tahun 2020," katanya, Minggu (6/2/2022).

Ia menyebut, kasus tersebut banyak terjadi pada kelompok usia produktif, yaitu antara 15-59 tahun. Adapun menurutnya penyebab utama kanker adalah perubahan (mutasi) genetik pada sel, sehingga mutasi genetik akan membuat sel menjadi abnormal.

"Sebenarnya tubuh memiliki mekanisme tersendiri untuk menghancurkan sel abnormal ini, bila mekanisme tersebut gagal sel abnormal akan tumbuh secara tidak terkendali," imbuhnya.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Deteksi Dini

Pihaknya mengatakan akan tetap memberikan edukasi melalui berbagai media dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini terhadap penyakit tidak menular (PTM), termasuk penyakit kanker dan menjaga pola hidup sehat.

"Mari kita terapkan CERDIK alias Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin olahraga, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres dengan baik. Penyakit kanker bisa sembuh bila terdeteksi sedini mungkin dan tidak sampai ke stadium lanjut," jelasnya.

Selanjutnya, Zamroni mengatakan hingga kini pengobatan kanker masih belum adil dapat diperoleh oleh seluruh masyarakat, salah satunya karena tingkat kesadaran masyarakat itu sendiri akibat beberapa faktor, diantaranya faktor ekonomi, dan pendidikan.

"Selain itu, lokasi dan diskriminasi berdasarkan etnis, jenis kelamin, orientasi seksual, usia, kecacatan, dan gaya hidup juga memicu tidak tumbuhnya kesadaran akan penyakit kanker," kata dia.

Ia menghimbau semua pihak di seluruh dunia diharapkan harus memiliki kesadaran tentang pentingnya penyamarataan perawatan kanker tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, dan lainnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.