Sukses

Merawat Kebudayaan Jawa lewat Kongres, Cek Jadwalnya

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY menggelar Kongres Kebudayaan Jawa III di Yogyakarta.

Liputan6.com, Yogyakarta - Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY menggelar Kongres Kebudayaan Jawa III di Yogyakarta. Kongres ini digelar menjadi dua tahap.

Pra kongres digelar pada 11 sampai 13 Oktober 2022 dan kongres diadakan pada 14 sampai 17 November 2022.

Pelaksanaan pra kongres berlangsung selama tiga hari secara luring di Hotel The Rich Jogja. Pra kongres diikuti 150 peserta yang sudah diidentifikasi dan verifikasi oleh provinsi masing-masing.

“Tujuan Pra-Kongres Kebudayaan Jawa III adalah penyiapan  bahan pembahasan materi sidang masing–masing komisi yang bersumber dari hasil pelaksanaan Diskusi Kelompok Terpumpun III,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, dalam sambutannya.

Kabudayan Jawa Anjayeng Bawana dipilih menjadi tema Kongres Kebudayaan Jawa III Yogyakarta dengan harapan budaya Jawa bisa mendunia.

Menurut Dian, tersebarnya masyarakat Jawa di berbagai tempat belahan dunia, tentu membuat mereka tidak melupakan budaya asalnya, sehingga diharapkan budaya Jawa semakin mampu dirasakan keberadaannya di tengah masyarakat.

“Sekaligus menjadi kekuatan besar yang dikenal diberbagai penjuru baik lokal, nasional maupun internasional dan mampu dikembangkan menjadi kekuatan perubahan dunia sebagai sebuah gerakan,” ucapnya.

Jawa, sebagai salah satu kata yang merujuk pada bahasa, suku bangsa, dan adat istiadat tertentu, menjadi salah satu bahasan yang tak kalah habisnya. Kebudayaan Jawa telah mewarnai pembahasan kebudayaan di Indonesia sejak masa sebelum kemerdekaan.

Sebagai salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia dan tersebar di berbagai penjuru dunia, Jawa memiliki kebudayaan yang senantiasa berkembang dan bisa menjadi akar perkembangan budaya universal.

Pada 5 sampai 7 Juli 1918 telah dilaksanakan Kongres Kebudayaan Jawa. Bertempat di Surakarta, kongres ini dicetuskan pertama kali oleh Batavia.

Saat itu, pihak Batavia menghendaki diadakan Kongres Bahasa Jawa namun Pangeran Prangwadono, yang selanjutnya disebut Mangkunegara VII, menolak dan menghendaki pembahasan lebih luas dan menyeluruh.

Tercetuslah Congres voor Javaansche Cultuur Ontwikkeling. Kongres ini dilaksanakan untuk membahas pengembangan kebudayaan Jawa. Meskipun awalnya Batavia tidak setuju, namun karena keteguhan Mangkunegara VII maka kongres dapat terlaksana.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.