Sukses

Kisah Polisi Tangkap Maling Berkat Obat Pencuci Perut Mbah Kholil Bangkalan, Karomah Wali

Mbah Kholil diyakini sebagai wali Allah yang memiliki karomah. Karomah mahaguru kiai Nusantara ini cukup banyak, di antaranya membuat maling tertangkap karena obat pencuci perut Mbah Kholil. Simak kisahnya.

Liputan6.com, Bangkalan - Kejadian aneh terkadang terjadi saat bersama wali Allah. Peristiwa luar biasa yang terjadi di luar nalar manusia itu bisa tergolong karomah yang dianugerahkan Allah SWT, kalau mukjizat dilakukan oleh para nabi dan rasul.

Bentuk karomah wali bermacam-macam. Ada waliyullah yang bisa pindah tempat dalam waktu singkat, menyembuhkan orang sakit dengan tak biasa, bertemu dengan nabi, dan sebagainya.

Karomah wali terjadi atas seizin dan kehendak Allah SWT. Karomah diberikan sebagai bentuk pembuktian kebesaran Allah SWT dan mengangkat kepercayaan umat supaya lebih tebal imannya terhadap Allah SWT.

Di Indonesia, wali yang memiliki karomah cukup banyak. Salah satu yang fenomenal adalah ulama kharismatik dari Madura, Syaikhona Muhammad Kholil atau Mbah Kholil Bangkalan

Mbah Kholil diyakini sebagai wali Allah yang memiliki karomah. Karomah mahaguru kiai Nusantara ini cukup banyak, di antaranya membuat polisi bisa tangkap maling dengan obat pencuci perut. Simak kisahnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Polisi Memburu Maling

Dikisahkan, seorang polisi tak kunjung menemukan pencuri yang sudah diburunya sejak lama di sekitar Bangkalan. Berbagai cara telah dilakukan, namun belum berhasil juga. 

Polisi tersebut kewalahan. Ia kemudian diarahkan untuk pergi ke Mbah Kholil Bangkalan. Dengan berbagai pertimbangan, polisi tersebut akhirnya memutuskan untuk sowan ke Mbah Kholil di kediamannya.

Setibanya di rumah Mbah Kholil, polisi tersebut disambut dengan beberapa pertanyaan sebagaimana pertanyaan itu diajukan kepada tamu lainnya.

Sampeyan ada keperluan apa?” tanya Mbah Kholil seperti dikutip dari laman Pesantren Syaichina Moh Cholil, Jumat (3/5/2024).

Polisi itu menceritakan kepada Mbah Kholil bahwa ia sudah lama memburu pencuri. Seluruh kota dan desa sudah dicari, namun hasilnya nihil. Maksud kedatangannya ke Mbah Kholil adalah agar diberi petunjuk keberadaan pencuri tersebut.

3 dari 4 halaman

Minum Obat dari Mbah Kholil

Mbah Kholil kemudian memanggil seorang santri dan menyuruh membeli obat urus-urus yang digunakan untuk cuci perut. Setelah itu, Mbah Kholil meminta polisi meminum obat yang baru dibelinya.

“Saya minum ini, kiai?” tanya polisi tadi seolah tak percaya, karena dalam benaknya obat tersebut tidak ada hubungannya dengan pencarian pencuri.

“Iya, minum cepat!” tegas Mbah Kholil.

Setelah minum obat urus-urus, Mbah Kholil menyuruh polisi tersebut pulang dengan kendaraan umum. Dalam perjalanan obat yang baru diminum itu mulai bereaksi. Perut sang polisi mulai mulas-mulas. 

Di suatu tempat, rasa mulas-mulas karena obat tadi sudah memuncak. Hal itu membuat sang polisi berhenti di tengah jalan dan mencari tempat untuk buang hajat. 

Zaman itu di Madura masih minim sekali orang yang mempunyai water closet (WC). Buang hajat seringnya di sungai. Karena itu, sang polisi mencari sungai.

4 dari 4 halaman

Menangkap Maling di Sungai

Polisi menemukan sebuah sungai yang tampaknya cukup curam dan dalam. Ia dengan terpogoh-pogoh menuruni jurang tersebut meskipun medannya sangat sulit. Sebab, keadaannya sudah tak bisa ditahan lagi.

Ketika berada di curam paling bawah itulah sang polisi menemukan pencuri yang selama ini diburu. Sang polisi kemudian meringkus pencuri dan memborgolnya.

Polisi itu akhirnya menyadari maksud Mbah Kholil menyuruhnya meminum obat urus-urus padahal perutnya normal-normal saja. Ternyata, itu adalah jalan yang harus ditempuh untuk menemukan pencuri yang sudah lama jadi buronannya.

Masya Allah. Mbah Kholil melihat apa yang orang lain tak terlihat. Ini adalah salah satu karomah seorang wali, tentu saja atas izin dan kehendak Allah SWT. Wallahu a’lam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.