Sukses

Akhir Tragis Raja Abrahah dan Pasukan Gajah yang Hendak Hancurkan Ka'bah

Ssebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW, Makkah diinvasi oleh balatentara kafir yang dipimpin oleh Raja Abrahah. Mereka juga mengerahkan unit pasukan gajah untuk menghancurkan Ka'bah

Liputan6.com, Jakarta - Umat Islam sedunia menyambut bahagia datangnya bulan Rabiul Awal. Ada satu peristiwa luar biasa penting pada bulan yang disebut juga dengan bulan Maulid ini, kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW lahir pada Senin 12 Rabiul Awal tahun Gajah. Jika dikonversikan dengan kalender Masehi, Nabi Muhammad SAW lahir pada tahun 571, beberapa riwayat lain 570.

Pada 12 Rabiul Awal, umat Islam memperingati Maulid Nabi atau hari kelahiran nabi. Berbagai tradisi muncul di dunia Islam untuk memeringati hari kelahiran makhluk paling mulia di semesta ini.

Disebut tahun Gajah karena sebelum kelahiran Nabi, Makkah diinvasi oleh balatentara kafir yang dipimpin oleh Raja Abrahah. Mereka juga mengerahkan unit pasukan gajah untuk menghancurkan Ka'bah.

Dalam berbagai literatur, Abrahah berasal dari Yaman, yang kala itu merupakan wilayah taklukan Habsyah (Ethiopia).

Meski berkekuatan tak tertandingi, namun pasukan perkasa itu akhirnya binasa. Pun dengan sang pemimpin, Abrahah, yang mati bahkan sebelum menyentuh Ka'bah.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pengerahan Pasukan Gajah

Mengutip kanal Islami Liputan6.com, syahdan Abrahah iri dengan status Ka'bah yang jadi tujuan ibadah haji. Itu sebab, dia kemudian mendirikan al-Qullais di Shan’a, Yaman untuk menandingi Ka'bah.

Akan tetapi, bukannya direspons dengan baik, masyarakat justru banyak mencela.  

Karena itu, dia makin marah dan bertekad menghancurkan Ka'bah. Abrahan kemudian memimpin pasukan gajah dengan kekuatan spektakuler.

Di Yaman, dia sempat dihentikan oleh tetua dan bangsawan dan orang-orangnya. Namun, dengan mudah mereka ditaklukannya.

Begitu pula dalam perjalanan, banyak pemuka suku atau bani yang hendak menghentikannya. Namun, semuanya tak kuasa melawan kekuatan besar pasukan Abrahah.

Sesampai di batas kota, Abrahah menyuruh pasukannya merampas harta Bani Quraisy, termasuk ratusan unta milik kakek Abdul Muthalib.

3 dari 4 halaman

Lobi-lobi Kakek Nabi Abdul Muthalib

Belakangan, setelah bertemu langsung dan melewati lobi-lobi penting, harta tersebut dikembalikan.

Abrahah berkilah, dia tak hendak bertempur. Tujuannya yakni untuk menghancurkan Ka'bah.

Sadar kekuatan Suku Arab tak sebanding dengan pasukan Abrahah, Abdul Muthalib memerintahkan agar seluruh penduduk Makkah mengungsi ke perbukitan. Ka'bah diserahkan kepada kehendak Allah SWT.

Di pengungsian itu, mereka berdoa agar Allah SWT mengalahkan tentara Abrahah. Sebab, saat itu tiada kekuatan lain yang bisa menandingi pasukan gajah Abrahah.

Dalam berbagai riwayat, Abdul Muhtallib memegangi rantai pintu Ka’bah sembari bersenandung:

لَاهُمَّ إِنَّ الْعَبْدَ يَمْنَعُ - رَحْلَهُ فَامْنَعْ

حِلَالَكْلَا يَغْلِبَنَّ صَلِيبُهُمْ - وَمِحَالُهُمْ غَدْوًا

مِحَالَكْإِنْ كَنْتَ تَارِكَهُمْ وَ - قِبْلتَنَا فَأَمْرٌ مَا بَدَا لَكْ

Artinya, “Bukan mereka, sesungguhnya ada hamba yang mencegah untanya, maka cegahlah tanah suci-Mu. Salib dan tipu daya mereka tidak dapat mengalahkan tipu daya-Mu esok. Jika Engkau hendak membiarkan mereka dan kiblat kami, perintahkanlah yang semestinya Engkau perintahkan.”

 

4 dari 4 halaman

Serangan Burung Ababil Binasakan Pasukan Abrahah

Lalu, Abdul Muthallib melepaskan mata rantai pintu Ka’bah dan ikut naik ke puncak gunung bersama orang Quraisy lainnya. Tatkala pasukan Abrahah sampai, hampir menyentuh Ka’bah, tiba-tiba pasukan gajah yang mereka bawa mogok tak mau maju.

Ketika dipaksa, gajah-gajah perkasa itu tak bergeming. Gajah itu selalu mundur dan tampak ingin kembali ke arah Yaman.

Detik-detik berikutnya adalah kehancuran pasukan Abrahah. Allah SWT mengutus burung-burung Ababil dari arah laut yang bentuknya seperti burung layang-layang hitam dan burung jalak.

Masing-masing dari mereka membawa tiga butir batu kecil seukuran biji kacang, dua batu di kaki dan satu di paruh.

Siapapun yang terkena batu itu langsung binasa. Pasukan Abrahah segera hancur, binasa oleh batu-batu kecil yang menimpanya. Peristiwa ini diabadikan dalam al-Qur’an surat Al-Fîl.

Menurut riwayat paling sahih, peristiwa ini terjadi pada Muharram, bertepatan dengan Februari tahun 570 M. Tepat setelah 50 hari setelah itu, lahir Nabi Muhammad SAW.

Tim Rembulan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.