Sukses

Top 3 Islami: Hari Tasyrik Adalah Hari Haram Berpuasa hingga Hukum Bagikan Daging Kurban untuk Nonmuslim

Idul Adha dan hikmah ibadah kurban dan makna hari Tasyrik menjadi top 3 Islami, Jumat (30/6/2023)

Liputan6.com, Jakarta - Umat Islam baru saja merayakan Idul Adha. Pada hari Tasyrik hari lebaran Besar inipun masih begitu terasa.

Hari Tasyrik adalah saat di mana umat Islam haram berpuasa. Hari Tasyrik juga dikenal sebagai hari makan-makan.

Idul adha menjadi momentum untuk bermuhasabah. Tentang pengorbanan melalui ibadah kurban, hubungan dengan Allah SWT dan hubungan sesama manusia.

Ada berbagai topik yang menyita perhatian pembaca kanal Islami Liputan6.com, terkait dengan Idul Adha dan kurban, Jumat (30/6/2023). Salah satunya adalah pertanyaan, apakah daging kurban boleh diberikah kepada nonmuslim?

Pertanyaan ini mengemuka lantaran di antara kita, ada saudara-saudara nonmuslim dengan latar berbagai agama. Alangkah elok jika kita berbagi kebahagiaan dengan mereka.

Selengkapnya, simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Bolehkah Daging Kurban Diberikan kepada Nonmuslim? Ini Kata UAH dan Buya Yahya

Pada bulan Dzulhijah umat Islam melaksanakan ibadah kurban Idul Adha. Berkurban adalah ibadah yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meneladani ketaatan Nabi Ibrahim atas perintah Allah SWT.

Ulama kharismatik Ustadz Adi Hidayat atau UAH menjelaskan, alokasi daging kurban sangat luas dan berbeda dengan zakat yang spesifik. Bahkan, shohibul qurban dianjurkan menikmati bagian dari kurbannya untuk menunjukkan bukti syukur kepada Allah SWT.

Pada bulan Dzulhijah umat Islam melaksanakan ibadah kurban Idul Adha. Berkurban adalah ibadah yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meneladani ketaatan Nabi Ibrahim atas perintah Allah SWT.

Ulama kharismatik Ustadz Adi Hidayat atau UAH menjelaskan, alokasi daging kurban sangat luas dan berbeda dengan zakat yang spesifik. Bahkan, shohibul qurban dianjurkan menikmati bagian dari kurbannya untuk menunjukkan bukti syukur kepada Allah SWT.

Selengkapnya baca di sini

3 dari 4 halaman

3. Makna dan Sejarah Hari Tasyrik, Kenapa Umat Islam Dilarang Berpuasa?

Jemaah haji asal Indonesia yang telah menyelesaikan rangkaian ibadah haji di Tanah Suci akan pulang ke Tanah Air. Proses pemulangan jemaah haji akan dilakukan per kloter.

Sementara itu, saudara dan kerabatnya sudah tidak sabar menunggu di rumah. Tentu saja mereka siap menyambut kedatangan jemaah haji dari Tanah Suci.

Dalam menyambut jemaah haji, kita dianjurkan mendoakan jemaah haji sepulang mereka menunaikan ibadah di Tanah Suci. Berikut doa menyambut jemaah haji yang diajarkan Rasulullah SAW.

قَبَّلَ اللهُ حَجَّكَ، وَغَفَرَ ذَنْبَكَ، وَأَخْلَفَ نَفَقَتَكَ

Qabballallâhu hajjaka, wa ghafara dzanbaka, wa akhlafa nafaqataka. 

Artinya: “Semoga Allah menerima ibadah hajimu, mengampuni dosamu, dan mengganti pengeluaranmu.” 

Mengutip NU Online, doa tersebut terdapat dalam kitab Al-Adzkar karya Imam An-Nawawi. Doa ini dibaca Rasulullah SAW ketika mendoakan seorang jejaka sebelum berangkat dan sepulang dari ibadah haji.

Selengkapnya baca di sini

4 dari 4 halaman

3. Makna dan Sejarah Hari Tasyrik, Kenapa Umat Islam Dilarang Berpuasa?

Hari Raya Idul Adha jatuh pada 10 Dzulhijah. Tiga hari setelah Idul Adha, atau tanggal 11,12 dan 13 dinamai hari Tasyrik.

Selain pada hari raya Idul Adha, pPenyembelihan hewan kurban juga bisa dilakukan pada tiga hari Tasyrik tersebut.

Tiga hari tersebut istimewa karena umat Islam dilarang berpuasa. Lantas, apa makna Tasyrik dan kenapa pada hari tersebut umat Islam dilarang berpuasa?

Mengutip mui.or.id, adapun makna Tasyrik dalam bahasa Arab adalah merupakan patron kata masdar dari “syarraqa” yang memiliki arti “matahari terbit atau menjemur sesuatu”. Tasyrik juga diartikan dengan penghadapan ke arah timur (arah sinar matahari).

Syekh Ibnu Manzur (711 H) dalam magnum opusnya Lisan al-Arab menyebutkan terdapat perbedaan pendapat Ulama tentang alasan perbedaan penamaan tasyrik. Kedua pendapat tersebut sebagai berikut:

Pertama, dinamakan tasyrik dikarenakan waktu tersebut adalah hari di mana umat Islam menjemur daging kurban mereka untuk dibuat dendeng.

Selengkapnya baca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.