Sukses

Strategi Kemenag Agar Tak Ada Lagi Jemaah Haji Lansia

Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI Zainut Tauhid Sa'adi menyampaikan bahwa penyelenggaraan ibadah haji 1444 H/2023 M memiliki tantangan yang cukup berat. Selain menjadi tahun pertama memberangkatkan jemaah dengan kuota penuh pascapandemi Covid-19, juga mempunyai jemaah lanjut usia (lansia) yang sangat banyak.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI Zainut Tauhid Sa'adi menyampaikan bahwa penyelenggaraan ibadah haji 1444 H/2023 M memiliki tantangan yang cukup berat. Selain menjadi tahun pertama memberangkatkan jemaah haji dengan kuota penuh pascapandemi Covid-19, juga mempunyai jemaah lanjut usia (lansia) yang sangat banyak.

"Bahkan Indonesia dapat tambahan kuota 8.000. Dari jumlah jemaah haji itu yang juga jadi tantangan adalah hampir 30 persen adalah jemaah lansia yang jumlahnya hampir 76.000. Tentu ini membutuhkan treatment khusus untuk bisa memberikan layanan sebaik-baiknya bagi para jemaah lansia itu," ujar Zainut di Jeddah, Arab Saudi, Rabu (21/6/2023).

Zainut menjelaskan, banyaknya jumlah lansia merupakan dampak dari tidak adanya pemberangkatan jemaah haji Indonesia pada 2020 dan 2021, ditambah pembatasan usia pada 2022 akibat pandemi Covid-19. Dampaknya, jumlah lansia semakin banyak dan menumpuk.

Untuk mengurangi jumlah jemaah lansia, Kementerian Agama (Kemenag) membuat program percepatan pemberangkatan jemaah usia lanjut. Setiap tahunnya, akan ada kuota prioritas lansia. Diharapkan dengan program ini, jumlah jemaah lansia di tahun-tahun berikutnya akan berkurang signifikan, bahkan habis.

"Bapak Menteri Agama punya kebijakan afirmasi untuk jemaah lansia, sehingga diharapkan jemaah lansia ini secara bertahap bisa dikurangi, bahkan pada titik tertentu sudah tidak ada lagi. Sehingga ke depan jemaah haji rata-rata usianya tidak lagi usia lansia," kata Zainut.

Hal senada juga disampaikan Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Kemenag, Saiful Mujab. Dia mengatakan, Kemenag saat ini menerapkan kebijakan porsi 5 persen untuk jemaah haji lansia. Jumlah ini jauh lebih tinggi dari kebijakan tahun-tahun sebelumnya yang hanya 1 persen.

"Tahun ini kebijakan untuk lansia 5 persen, yang biasanya 1 persen, tahun ini 5 persen karena untuk mendorong agar jemaah yang usia tua yang antre itu bisa selesai," kata Saiful saat ditemui tim Media Center Haji (MCH) sesaat setelah tiba di Jeddah bersama rombongan Amirul Hajj, Rabu kemarin.

Jika kebijakan ini konsisten diterapkan, dia berharap paling tidak setelah 3 tahun ke depan, tidak akan ada lagi jemaah haji lansia di atas usia 80 tahun.

"Kalau lihat datanya usia 80-100 tahun ke atas sekitar 36 ribu. Kalau seandainya kita berani 5 persen selama 3 tahun, insyaallah itu akan turun. Sehingga jemaah kita nanti usianya di bawah 80, tidak sampai di atas 90 tahun," ucap Saiful Mujab optimsitis.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jumlah Jemaah Haji Lansia Tahun Ini Mencapai 67 Ribu Orang

Sebagai informasi, jumlah jemaah haji lansia Indonesia yang diberangkatkan ke Tanah Suci tahun ini mencapai sekitar 67 ribu atau 30 persen dari total kuota 229.000 orang. Jemaah tertua yang diberangkatkan berusia 119 tahun berasal dari Pamekasan, Madura, Jawa Timur.

Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kemenag, sampai saat ini, Kamis (22/6/2023) pukul 10.15 Waktu Arab Saudi (WAS), sudah ada 58.942 jemaah haji lansia yang tiba di Tanah Suci. Angka ini masih akan bertambah seiring dengan jadwal penerbangan jemaah yang belum berakhir.

Dari total angka tersebut, 30.031 di antaranya adalah lansia perempuan dan 28.911 sisanya lansia laki-laki. Berdasarkan kelompok usia, jumlah jemaah berusia 60-70 (28.773 orang), 70-80 (22.062 orang), 80-90 (6.255), 90-100 (1.810), 100-110 (40 orang), dan 110-120 (2 orang).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.