Sukses

Telat Bangun, Ini Menu Makan Sahur yang Disarankan Ahli Gizi

Memilih makanan atau atau minuman yang mengandung energi dan mudah dicerna jadi solusi ketika kita hanya memiliki waktu sedikit untuk makan sahur.

Liputan6.com, Jakarta - Ada sejumlah pilihan makanan untuk menyiasati telat bangun sahur. Memilih makanan atau atau minuman yang mengandung energi dan mudah dicerna jadi solusi ketika kita hanya memiliki waktu sedikit untuk makan sahur.

Ahli gizi Fitri Hudayani, SST. S.Gz, MKM, RD menyarankan untuk mengonsumsi makanan atau minuman yang memiliki kepadatan energi yang cukup seperti sari buah agar dapat berpuasa di bulan Ramadhan.

"Kalau kepepet, sudah mau sebentar lagi imsak, biasanya sih, kalau makanan utuh takutnya buru-buru nanti perutnya malah sakit. Coba cari makanan-makanan yang paling mudah untuk dikonsumsi, misalnya bisa sari buah," kata Fitri, dilansir Antara.

Selain sari buah, ada makanan lain yang juga bisa dikonsumsi jika telat bangun sahur. Fitri mencontohkan, makanan seperti sari kacang hijau, susu, atau makanan cair lainnya cocok dikonsumsi saat mendekati waktu Imsak. Menurutnya, makanan atau minuman jenis itu bisa dijadikan simpanan atau persediaan untuk dikonsumsi dalam keadaan mendesak seperti terlambat bangun sahur.

Jumlah Makanan yang Dikonsumsi Saat Sahur

Meski demikian, Fitri pun menekankan bahwa makanan tersebut harus dikonsumsi dalam jumlah yang cukup agar tubuh tetap berenergi.

"Tetapi tentunya dengan jumlah yang cukup. Jangan terlalu kurang nanti tenaganya kurang," ujarnya.

Meski ada cara untuk menyiasati asupan makanan ketika terlambat bangun untuk makan sahur, Fitri mengingatkan bahwa penting mengatur pola tidur di bula Ramadhan. Hal ini agar tidak terlalu sering melewatkan waktu makan sahur.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sesuaikan Aktivitas Jika Telat Makan Sahur

Apabila telat bangun sahur dan hanya dapat mengonsumsi makanan dalam jumlah sedikit, ahli gizi yang berpraktik di RSUPN dr Cipto Mangunkusumo ini menyarankan ntuk menyesuaikan aktivitas dengan yang tidak banyak mengeluarkan energi. Dengan demikian diharapkan individu akan terhindar dari pola makan "balas dendam" saat berbuka.

"Kalau balas dendam makanan ya, takutnya bukan hanya kita tidak bisa mengontrol berapa banyak jumlah makanan yang kita konsumsi, tetapi juga cara kita makan. Misalnya, kita mengunyah menjadi tidak sempurna, jumlahnya berlebihan," tutur Fitri.

 

3 dari 3 halaman

Dampak Pola Makan Buruk

Jika jumlah makanan tidak terkontrol dan cara makan tidak benar, bisa berdampak negatif pada saluran pencernaan. Masalah yang timbul kemudian, sebut Fitri, yakni asam lambung naik hingga perut keram.

"Kalau itu terjadi, nanti malah menjadi masalah kesehatan lain sehingga kita tidak bisa menjalankan ibadah puasa yang sempurna di hari esoknya," ucap Fitri.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.