Sukses

4 Cara Sederhana Menghadapi Resesi Ekonomi 2023, Ini Tips Ketua LPNU

Memang ancaman resesi ini terdengar menakutkan karena akan memengaruhi kesejahteraan masyarakat. Lantas, bagaimana cara menghadapi resesi ekonomi 2023?

Liputan6.com, Jakarta - Isu resesi ekonomi 2023 ramai dibahas sejak akhir 2022. Resesi global yang menghantui ini datang karena sejumlah isu yang membebani seperti perang Rusia-Ukraina, lonjakan inflasi, suku bunga tinggi, dan pandemi Covid-19.

Menurut Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva, sepertiga dari ekonomi dunia akan mengalami resesi global tahun ini.

“Kami memperkirakan sepertiga perekonomian dunia akan mengalami resesi,” katanya dikutip dari BBC via kanal Bisnis Liputan6.com, Selasa (21/2/2023).

Ia mengatakan, perekonomian buruk tidak hanya berlaku bagi negara-negara yang bakal menghadapi resesi. Namun, negara-negara yang tidak dalam resesi pun akan terasa seperti resesi bagi ratusan juta orang.

"Bahkan negara yang tidak dalam resesi akan terasa seperti resesi bagi ratusan juta orang," ujarnya dalam program berita CBS Face the Nation.

Ancaman resesi yang semakin santer terdengar membuat banyak pihak mencari solusi untuk menghadapinya. Memang ancaman resesi ini terdengar menakutkan karena akan memengaruhi kesejahteraan masyarakat. Lantas, bagaimana cara menghadapi resesi ekonomi 2023?

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menghadapi Resesi

Ketua Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Tyovan Ari Widagdo membeberkan empat cara menghadapi resesi. Keempat cara ini dapat diimplementasikan khususnya oleh umat Islam dan umumnya masyarakat Indonesia.

“Keempat cara ini adalah hal paling sederhana yang bisa kita lakukan untuk persiapan menghadapi resesi ekonomi yang diprediksi akan terjadi di 2023,” katanya dikutip dari NU Online.

Berikut adalah empat cara menghadapi resesi menurut Tyovan.

1. Mempersiapkan Dana Darurat

Menurut Tyovan, cara pertama menghadapi resesi adalah dengan mempersiapkan dana darurat. Dana darurat bisa disimpan dalam bentuk cash atau tunai. Bisa juga disimpan dalam bentuk tabungan. Dana daruat ini dapat digunakan ketika ada keperluan mendadak.

“Setidaknya memiliki dana darurat minimal enam kali gaji/penghasilan selama sebulan, kalau bisa 12 kali tentu lebih baik,” imbuhnya.

2. Mencari Penghasilan Pasif

Selain penghasilan dari pekerjaan utama, perlu mencari pekerjaan sampingan untuk mendapat penghasilan tambahan tanpa mengganggu jam kerja. 

"Sekarang banyak sekali pekerjaan sampingan yang bisa dilakukan secara online, misal bergabung menjadi reseller,” ujar dia. 

3 dari 3 halaman

Menghadapi Resesi

3. Menghindari Utang Konsumtif

Sekarang meminjam uang atau mengutang sangat mudah. Ada pay later, pinjaman online, dan pinjaman rentenir. Namun, Tyovan mengimbau agar tidak melakukanya.

“Pokoknya jangan sekali-kali mengajukan utang yang sifatnya untuk kebutuhan konsumtif, ini tentu akan sangat berbahaya,” imbaunya

4. Meningkatkan Keterampilan

Cara keempat adalah upgrade skill atau meningkatkan keterampilan agar semakin produktif dan menambah pengalaman yang bisa menunjang portofolio untuk bersaing di dunia kerja. 

“Tua muda sekarang harus punya skill agar bisa mendapatkan akses pekerjaan yang lebih baik,” pesan Tyovan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.