Sukses

30 Kata Mutiara Islami Ibnu Athaillah, Mengandung Hikmah Serta Nasihat Kehidupan

Kata-Kata Mutiara Islami Ibnu Athaillah

Liputan6.com, Jakarta - Ibnu Athaillah atau yang memiliki nama lengkap Ahmad ibnu Muhammad Ibnu Atha’illah As-Sakandari merupakan seorang tokoh tarekat Syadziliyah yang sangat terkemuka dan berkontribusi besar dalam perkembangan ilmu tasawuf di dunia Islam.

Sosok kelahiran Alexandria, Mesir 648 H/1250 M ini memiliki julukan As-Sakandari yang disematkan pada namanya merujuk pada kota tempat kelahirannya. Sejak kecil pun, Ibnu Athaillah dikenal sangat gemar menuntut ilmu. 

Ibnu Athaillah pernah berguru kepada beberapa ulama secara bertahap. Di antara gurunya itu adalah Abu Al-Abbas Ahmad bin Ali Al-Anshari Al-Mursi, murid dari pendiri tarekat Al-Syadzili, Abu Al-Hasan Al-Syadzili yang hidup pada masa Dinasti Mamluk. 

Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah kitab Al-Hikam, karya monumentalnya ini memuat kumpulan kata-kata mutiara hikmah. Pesan-pesan kebajikan dalam kitab Al-Hikam yang diungkapkan dalam bentuk redaksional singkat juga telah menarik perhatian sejumlah ulama untuk menguraikan maksudnya. 

Mengutip dari berbagai sumber, berikut 30 kata-kata mutiara islami dari Ibnu Athaillah, mengandung hikmah serta nasihat bagi kehidupan.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kumpulan kata-Kata Mutiara Islami Ibnu Athaillah

  1. Engkau merdeka dari apa yang tak kau inginkan. Engkau budak dari apa yang kau serakahi.
  2. Kadang umur berlangsung panjang namun manfaat kurang. Kadang pula umur berlangsung pendek namun manfaat melimpah.
  3. Sebodoh-bodoh manusia adalah orang yang meninggalkan keyakinannya karena mengikuti sangkaan orang-orang. 
  4. Jangan sampai tertundanya karunia Tuhan kepadamu, setelah kau mengulang-ulang doamu, membuatmu putus asa. Karena Dia menjamin pengabulan doa sesuai pilihan-Nya, bukan sesuai pilihanmu; pada waktu yang diinginkan-Nya, bukan pada waktu yang kau inginkan. 
  5. Bisa jadi kamu bukan orang yang benar-benar baik. Kamu kelihatan baik hanya karena kamu di antara orang-orang yang lebih buruk dibanding dirimu. 
  6. Barangsiapa yang tidak mengetahui nilai sebuah kenikmatan ketika ada, maka ia akan mengetahuinya ketika sudah tidak ada (lenyap). 
  7. Sebaik-baik waktumu adalah saat engkau menyadari kekuranganmu, dan engkau pun kembali mengakui kerendahanmu. 
  8. Siapa yang merasa dirinya tawadhu, berarti ia sombong, karena tawadhu tidak muncul dari orang yang merasa mulia. Maka dari itu, ketika kau merasa mulia, berarti kau telah sombong. 
  9. Jika engkau melihat seseorang selalu menjawab segala apa yang ditanyakan kepadanya, mengungkapkan segala apa yang disaksikannya, dan menyebut segala apa yang diketahuinya, maka ketahuilah bahwa itu tanda-tanda kejahilan (kebodohan) pada dirinya. 
  10. Tanamlah dirimu dalam tanah kerendahan, sebab segala sesuatu yang tidak ditanam maka hasilnya tidak akan sempurna. 
  11. Seseorang tidak disebut mencintai kalau masih meminta sesuatu dari yang dicintai, namun orang-orang yang betul-betul mencintai ialah orang yang mau berkorban untukmu. Maka sesungguhnya orang yang mencintai ialah orang yang memberimu, bukan orang-orang yang minta diberi pemberianmu.
  12. Keinginanmu agar orang lain mengetahui keistimewaanmu adalah bukti ketidakjujuranmu dalam menghambakan diri kepada Allah.
  13. Siapa yang tidak mendekat kepada Allah, padahal sudah dihadiahi berbagai kenikmatan, maka akan diseret (agar mendekat) kepada-Nya dengan rantai cobaan. 
  14. Di antara tanda matinya hati adalah tidak adanya perasaan sedih atas ketaatan yang kau lewatkan, dan tidak adanya perasaan menyesal atas kesalahan yang kau lakukan. 
  15. Di antara tanda-tanda orang yang senantiasa bersandar kepada amal-amalnya adalah kurangnya ar-raja’ (rasa harap kepada rahmat Allah) di sisi alam yang fana. 
  16. Apabila Allah telah membuatmu jemu dengan makhluk, maka ketahuilah bahwa Dia hendak membukakan pintu kemesraan dengan-Nya.
  17. Jangan kau temani atau kau jadikan guru orang-orang yang perilakunya tidak membangkitkan kamu kepada Tuhan dan kata-katanya tidak menunjukkan kamu kepada Tuhan.
  18. Persahabatanmu dengan orang awam yang tidak merestui hawa nafsunya lebih baik dibandingkan persahabatan dengan pemuka agama yang merestui nafsunya. 
  19. Istirahatkan dirimu atau pikiranmu dari kesibukan mengatur kebutuhan duniamu. Sebab, apa yang sudah dijamin diselesaikan oleh selain kamu, tidak usah engkau sibuk memikirkannya. Kau tunduk kepada alam selama belum melihat Penciptanya. Jika kau telah menyaksikan-Nya maka alam akan tunduk kepadamu.
  20. Amal yang kosong dari ikhlas sama sekali tidak berarti, bagaikan jasad tanpa ruh. Keikhlasan merupakan ruh yang menjadikan setiap amal bermakna. 
  21. Jika pagi datang, orang yang lalai akan berpikir apa yang harus dikerjakannya. Sedangkan orang yang berakal akan berpikir apa yang akan dilakukan Allah kepadanya. 
  22. Jika kau tidak ingin dipecat, jangan memangku jabatan yang tidak kekal. 
  23. Jangan kau tuntut Tuhanmu karena tertundanya keinginanmu, tetapi tuntutlah dirimu karena engkau telah menunda adabmu kepada Allah. 
  24. Maksiat yang melahirkan rasa hina pada dirimu hingga engkau menjadi butuh kepada Allah, itu lebih baik daripada taat yang menimbulkan perasaan mulia dan sombong, atau membanggakan dirimu.
  25. Diantara tanda seseorang mengikuti hawa nafsu adalah bersegera melakukan amaliyah-amaliyah yang sunnah namun malas menegakkan yang bersifat wajib. 
  26. Harapan adalah yang diikuti dengan tindakan. Jika tidak, maka itu hanyalah angan. 
  27. Salah satu tanda seseorang hanya bergantung pada amal, bukan rahmat Allah, adalah berkurangnya harapan kepada Allah saat berbuat kesalahan. 
  28. Bilamana Allah menggerakkan lidahmu untuk meminta, maka ketahuilah bahwa Allah ingin memberi.
  29. Tak ada yang sulit jika engkau mencarinya melalui Tuhanmu. Tak ada yang mudah jika engkau mencarinya melalui dirimu sendiri. 
  30. Allah menjadikanmu berada di alam pertengahan antara alam materi dan malakut-Nya guna memperkenalkan tingginya kedudukanmu di antara makhluk. Kau adalah mutiara yang tersembunyi dalam kulit ciptaan-Nya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.