Sukses

Pesan Penting Wapres KH Ma'ruf Amin Saat Hadiri Haul Abah Guru Sekumpul

Wakil Presiden (Wapres) RI KH Ma'ruf Amin menghadiri Haul ke-18 KH Muhammad Zaini Abdul Ghani (Abah Guru Sekumpul) di kediaman Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Sahbirin Noor, Kabupaten Banjar, Kamis malam

Liputan6.com, Banjar - Wakil Presiden (Wapres) RI KH Ma'ruf Amin menghadiri Haul ke-18 KH Muhammad Zaini Abdul Ghani (Abah Guru Sekumpul) di kediaman Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Sahbirin Noor, Kabupaten Banjar, Kamis malam.

Wapres tiba di lokasi acara pukul 21.00 WITA, didampingi juru bicara Wapres Masduki Baidlowi dan sejumlah pejabat Sekretariat Wakil Presiden.

Acara haul Guru Sekumpul yang dihadiri ribuan jamaah ini, diawali dengan Shalat Isya berjamaah, serta pembacaan ayat suci Al Quran.

Lalu acara haul diisi dengan sambutan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, penyampaian manaqib atau pembacaan riwayat hidup Abah Guru Sekumpul oleh KH M Wildan Salman, serta sambutan oleh Wapres Ma'ruf Amin.

Dalam sambutannya, Wapres menyampaikan bahwa KH Muhammad Zaini Abdul Ghani atau yang dikenal dengan Abah Guru Sekumpul merupakan orang saleh.

"Kita bersyukur bisa hadir pada haul beliau. Semoga saja kita dapat keberkahan-keberkahan, karena beliau adalah ulama dan orang saleh," kata Wapres.

Wapres menyampaikan orang saleh memberikan keberkahan bukan hanya lewat hidupnya, tapi juga sesudah wafatnya.

"Kita disuruh menziarahi bukan hanya waktu hidupnya, tapi juga setelah wafat," ujar Wapres, dikutip Antara.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pengamanan

KH Muhammad Zaini Abdul Ghani (Abah Guru Sekumpul) lahir di Martapura, Banjar, Kalsel 11 Februari 1942 dan wafat 10 Agustus 2005, adalah salah seorang ulama kharismatik dan berpengaruh dari Kalsel.

Abah Guru Sekumpul merupakan keturunan ke-8 dari ulama besar Tanah Banjar Maulana Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al-Banjari.

Sebelumnya, sedikitnya 45 dapur umum menyediakan konsumsi bagi jamaah haul ke-18 Syech Muhammad Zaini bin Abdul Ghani, di Kampung Keramat, Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar.

Kapolres Hulu Sungai Utara (HSU) AKBP Moch Isharyadi F telah memerintahkan jajarannya untuk tidak lengah menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) menjelang dan selama pelaksanaan haul.

Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Tri Budi Utomo menyampaikan pihaknya sudah menyiapkan pengamanan sesuai standar operasional prosedur (SOP) bersama Paspampres untuk menjaga keamanan selama kedatangan Wapres.

3 dari 3 halaman

Sosok Guru Sekumpul, Ulama yang Khumul

Abah Guru Sekumpul adalah keturunan ke-8 dari ulama besar Banjar, Maulana Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari. Yakni, KH. Muhammad Zaini Ghani bin Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Samman bin Saad bin Abdullah Mufti bin Muhammad Khalid bin Khalifah Hasanuddin bin Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (Datu Kalampayan).

Guru Ijai, panggilan lain Abah Guru Sekumpul, dilahirkan dari pasangan keluarga sederhana. Ayahnya bernama Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman, dan ibunya bernama Hj. Masliah binti H. Mulia bin Muhyiddin.

Meski berlatar dari keluarga yang kekurangan, namun orangtuanya berhasil mendidik putranya hingga menjadi ulama terkenal. Kesuksesan Abah Guru Sekumpul juga tidak terlepas dari bimbingan para gurunya yang konon mencapai 200 orang.

Sejak usia 5 tahun, Abah Guru Sekumpul telah belajar Al-Qur’an dengan Guru Hasan Pesayangan. Pada usia 6 tahun beliau mengenyam pendidikan di Madrasah Kampung Keraton. 

Kemudian Guru Ijai masuk ke Madrasah Diniyyah Pondok Pesantren Darussalam Martapura di usia 7 tahun. Pada usia yang masih belia ini beliau telah menghafal Al-Qur’an. Lalu pada 9 tahun mampu menghafal Tafsir Jalalain karya Jalal al-Din al-Suyuti dan Jalal al-Din al-Mahalli.

Haus akan ilmu, masa muda Abah Guru Sekumpul dihabiskan dengan menuntut ilmu. Pada 1949-1961 Abah Guru Sekumpul menempuh pendidikan di Pesantren Darussalam.

Mengutip Jatman.or.id, selama 12 tahun itu ia belajar mulai tingkat Tahdhiry/ Ibtida’iy, dilanjut ke tingkat Tsanawiyah pada 1955, dan menyelesaikan pendidikannya pada 1961 di usia 19 tahun. Guru Ijai lulus dengan nilai jayyid mumtaz. 

Di samping mengenyam pendidikan di Pesantren Darussalam, Abah Guru Sekumpul juga belajar di kediaman para ulama di sekitar Martapura. Belajar seperti ini lazim dilakukan oleh para santri di Pesantren Darussalam. 

Selain itu, Abah Guru Sekumpul juga belajar dengan sejumlah guru di luar daerah Martapura. Beliau pernah belajar ke KH. M. Aini di Kampung Pandai Kandangan dan KH. Muhammad di Gadung Rantau.

Pada 1965 di usianya yang ke-23 tahun, Guru Ijai bersama pamannya, KH Semman Mulya berangkat ke Bangil. Di sana beliau mendapat bimbingan spiritual oleh Syekh Muhammad Syarwani Abdan selama beberapa waktu. 

Sang guru kemudian menyuruh Abah Guru Sekumpul muda berangkat ke Makkah menemui Sayyid Muhammad Amin Qutbi untuk mendapat bimbingan sufistik darinya. Sambil menunaikan ibadah haji, Abah Guru Sekumpul mendapat bimbingan langsung dari Sayyid Muhammad Amin Kutbi dan dihadiahi sejumlah kitab tasawuf.

Namun sebelum berangkat ke Tanah Suci, beliau terlebih dahulu menemui Kyai Falak (Mama Falak) Bogor sampai akhirnya memperoleh ijazah serta sanad suluk dan thariqah. 

Garis keilmuan Abah Guru Sekumpul tersambung dengan sejumlah ulama besar di Makkah. Hal ini terlihat dari beberapa sanad bidang keilmuan dan thariqah yang diambilnya dari beberapa ulama di antaranya, Sayyid Muhammad Amin Qutbiy, Sayyid ‘Abd al-Qadir al-Bar, Sayyid Muhammad bin ‘Alwiy al-Malikiy, Syekh Hasan Masysyath, Syekh Muhammad Yasin al-Fadani, Kyai Falak Bogor dan Syekh Isma’il al-Yamani.

Tim Rembulan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.