Sukses

Tren Anime Chainsaw Man Episode 5, Ketahui Iblis dan Siasatnya dalam Perspektif Islam

Bagi penggemar film bergenre anime, menikmati keseruan ketika nonton Anime Chainsaw Man episode 5 tentunya sebuah keharusan.

Liputan6.com, Cilacap - Bagi penggemar film bergenre anime, menikmati keseruan ketika nonton Anime Chainsaw Man episode 5 tentunya merupakan sebuah keharusan.

Melansir berbagai sumber episode terbaru Chainsaw Man episode 5 sub Indo kini sudah dapat disaksikan sejak 01.30 WIB pagi, Rabu 9 November 2022. Chainsaw Man adalah anime Jepang yang mengadaptasi manga dengan judul sama karangan Tatsuki Fujimoto.

Mengutip wikipedia, manga merupakan komik atau novel grafik yang dibuat di Jepang atau menggunakan bahasa Jepang, sesuai dengan gaya yang dikembangkan di sana pada akhir abad ke-19. 

Chainsaw Man episode 5 masih akan mengisahkan petualangan mistis manusia setengah iblis Bernama Denji. Sesuai judul anime ini, Denji merupakan sosok manusia iblis gergaji

Tokoh Denji dalam anime ini bukan sosok yang istimewa melainkan biasa saja. Ia berkeinginan menjalani hidupnya dengan penuh kebahagiaan dengan orang yang ia cintai, namun takdir menyebabkan menjadi Chainsaw Man (manusia iblis gergaji).

Chanisaw Man sendiri berasal dari iblis peliharaannya yang bersepakat dengan Denji di dunia kematian, kemudian diubah menjadi senjata gergaji mesin. 

Terlepas dari keseruan cerita dalam anime Chainsaw Man, dalam perspektif Islam, iblis bukanlah sosok rekaan atau fantasi. Iblis nyata dan disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadis.

Manusia dan iblis sama-sama makhluk Allah SWT. Hanya saja, iblis dan manusia berada di dimensi berbeda. Manusia di alam fana, sementara iblis berada di alam gaib.

Selama hidupnya, iblis memiliki obsesi untuk menyesatkan manusia. Imam At Thabari dalam tafsirnya menjelaskan dalam menjalankan misinya, Iblis tidak bekerja sendirian melainkan dibantu keturunannya dari bangsa setan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

5 Keturunan Iblis dan Tugas-Tugasnya

Mengutip riwayat Mujahid, (Lihat At-Thabari, [Mu’assasatur Risalah: 2000 M], cetakan pertama, jilid XVIII, halaman 43) menyebutkan bahwa ada lima setan keturunan Iblis.

Pertama, setan Zalanbur. Dia adalah shâhib al-aswâq atau setan penggoda manusia di pasar-pasar. Tujuannya agar mereka berlaku curang, bersumpah palsu, mengelabui pembeli, berperilaku boros atau menghamburkan uang, dan sebagainya.

Karena itu, sebaiknya kurangi masuk pasar, sebab pasar merupakan tempat kelalaian dan tempat setan-setan jahat, baik setan jin maupun setan manusia. Kendati sangat diperlukan untuk memasukinya, seperti untuk berdagang atau berbelanja, maka perbanyaklah berlindung kepada Allah dari keburukannya: 

  اَللَّهُمَّ إِنّي أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أَكْسِبَ فِيْهَا يَمِيْناً فَاجِرَةً أَوْ صَفْقَةً خَاسِرَةً

Artinya, “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan sumpah palsu dan transaksi yang merugikan di pasar.”

Atau, berdoa sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW berikut ini:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَه، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ يُحْيي وَيُمِيْت، بيَدِهِ الخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِير 

Artinya, “Tiada tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Hanya milik-Nya seluruh kerajaan. Hanya miliknya seluruh pujian/kebaikan.

Dialah Dzat yang maha menghidupkan dan mematikan. Di tangan-Nya seluruh kebaikan. Dan Dia adalah Dzat yang maha kuasa atas segala sesuatu.”

Kedua, setan Tsabur. Dia adalah shâhib al-masha’ib atau setan penggoda manusia yang tengah ditimpa musibah. Tujuannya agar manusia yang digoda benci terhadap ketetapan Allah, tidak sabar dalam menghadapi ujian, bahkan tak jarang membujuknya untuk mengakhiri hidup atau meminta kematian agar terlepas dari jeratan musibah atau ujian.

Padahal, Rasulullah SAW telah melarang semua itu. Yang dianjurkannya saat ujian datang adalah bersabar, mengharap pahalanya dari Allah, dan menyerahkan segala urusan kepada-Nya. Sesungguhnya, Allah telah memuji orang-orang yang bersabar dan menjanjikan balasan besar bagi mereka. 

Ketiga, setan A‘war. Dia adalah shâhib al-zinâ atau setan penggoda manusia berbuat zina. Setan inilah yang membuat manusia merasa indah, tertarik, dan tergoda oleh tampilan lawan jenisnya. Selanjutnya, dia membujuk mereka melakukan perbuatan nista.

Setelah perbuatan nista terjadi, biasanya setan pergi berlepas diri lalu kembali lagi menimpakan penyesalan atas apa yang telah mereka lakukan. Saat itulah dia kembali membujuk agar mereka berani melakukan pembunuhan, baik terhadap perempuan rekan zinanya atau terhadap bayi hasil perzinaan mereka.

Setan ini pula yang dimaksud Rasulullah SAW dalam haditsnya, “Janganlah seorang dari kalian berduaan dengan perempuan (yang bukan haknya), sebab pihak ketiganya adalah setan.” 

 

3 dari 3 halaman

Keturunan Kelima dan Keenam

Keempat, setan Masuth. Dia adalah shâhib al-akhbar atau setan penggoda manusia agar membuat atau menyebarkan berita bohong (hoaks).

Setan ini pula yang membisiki para tukang ramal atau tukang sihir dengan berbagai kebohongan yang dibuatnya. Ia tampil bak sosok yang paling tahu urusan gaib. Padahal, yang menguasai perkara gaib hanya Allah.

Dalam hadits al-Bukhari, Rasulullah SAW pernah ditanya tentang tukang ramal. Beliau menjawab, “Mereka itu tidak tahu apa-apa.” Ditanya lagi, “Mengapa terkadang mereka menyampaikan sesuatu yang benar kepada kami?” Beliau membantah, “Berita yang diterima dari jin (setan) itu mungkin saja ada yang benar. Namun, setelah dicampuri dengan seratus kebohongan.”

Orang yang percaya atau membenarkan apa kata tukang ramal, oleh Rasulullah SAW dinyatakan sebagai orang yang kufur terhadap apa yang diturunkan kepada dirinya. Bahkan, dalam hadits lain diancam dengan tidak diterima shalat selama empat puluh hari.

Kelima, setan Dasim. Dia adalah shâhib al-buyût atau setan penggoda di rumah. Kebiasaannya antara lain turut masuk dengan orang yang masuk rumah tanpa menyebut nama Allah dan mengucapkan salam.

Sehingga ketika seseorang masuk rumah tak mengucap nama Allah, maka setan ini turut masuk dan terlibat dalam segala aktivitas di dalamnya, seperti makan, minum, tidur, bahkan berhubungan suami istri. Pantaslah Rasulullah SAW senantiasa berlindung dari godaannya. Antara lain melalui doa berikut:

أَعُوذُ بِاللهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، مِنْ هَمْزِهِ، وَنَفْخِهِ، وَنَفْثِهِ

Artinya, “Aku berlindung kepada Allah, yang maha mendengar dan maha melihat, dari setan yang terkutuk, baik dari godaan, tiupan, maupun dari sihirnya.”

Demikianlah keturunan Iblis dan tipu dayanya, sebagaimana yang disampaikan oleh Mujahid. Semoga uraian ini kian meningkatkan kewaspadaan kita semua dari segala bentuk tipu daya dan godaan setan.

Sebetulnya, masih banyak lagi riwayat yang menyebutkan nama-nama setan lainnya, seperti setan penggoda saat wudhu, shalat, mengaji, dan sebagainya. Namun, insya Allah, dapat diuraikan pada kesempatan lainnya.

Khazim Mahrur

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.