Sukses

Mengenal Sosok Habib yang Berpengaruh, Punya Andil Terhadap NU di Masa Lalu

Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi atau Habib Ali Kwitang merupakan salah satu tokoh ulama yang berpengaruh di abad 20.

Liputan6.com, Jakarta Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi atau Habib Ali Kwitang merupakan salah satu tokoh ulama yang berpengaruh di abad 20.

Mengutip berbagai sumber, ulama yang lahir di Kampung Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat pada 20 Jumadil Ula 1286 H atau 20 April 1870 M ini ternyata juga mempunyai andil terhadap Nahdlatul Ulama (NU).

Tepat pada 1933, Habib Ali Kwitang mendeklarasikan dirinya menjadi nahdiyin.

Secara historis, awalnya orang-orang di Batavia yang sekarang dikenal Jakarta kurang tertarik masuk NU.

Akhirnya, Habib Ali Kwitang memproklamasikan dirinya jadi warga NU, organisasi Islam yang pertama kali dipimpin oleh KH. Hasyim Asy'ari itu.

Bahkan, seperti dikutip dari laman nu.or.id, pernyataan Habib Ali Kwitang disaksikan salah seorang pendiri dan pemimpin NU, KH Abdul Wahab Chasbullah.

Peristiwa Habib Ali Kwitang itu disaksikan oleh 800 ulama dan 1000 orang warga umum DKI Jakarta. Mereka juga turut serta dengan pengakuan Habib Ali Kwitang, menjadi warga NU.

Intelektual NU Ade Adiansyah pun membenarkan hal tersebut. "Beliau, merupakan habib yang berakhlak mulia dan baik," kata dia seperti dalam keterangannya, Minggu (9/11/2022).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hubungan NU dan Habib

Sejak dulu NU sangat juga memuliakan kehadiran habib. Seperti dikutip dari laman nu.or.id, pada susunan kepengurusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmah 2022-2027, terdapat sembilan habib dari berbagai daerah di Indonesia yang masuk sebagai pengurus.

Di kepengurusan mustasyar, ada tiga habib, yakni (1) Habib Luthfi Bin Yahya dari Pekalongan, Jawa Tengah; (2) Habib Zein bin Umar bin Smith dari Jakarta; dan (3) AGH Habib Abdurrahim Assegaf Puang Makka dari Makassar, Sulawesi Selatan.

Selain itu, ada habib yang mengemban amanah kepengurusan PBNU sebagai Katib Syuriyah, yakni (4) Habib Luthfi bin Ahmad al-Attas dari Jakarta.

Tiga habib lain menjadi A'wan Syuriyah PBNU, yakni (5) Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf dari Surakarta, (6) Habib Ahmad al-Habsyi dari Pasuruan, Jawa Timur; dan (7) Habib Mohsen Alaydrus dari Palu, Sulawesi Tengah.

Sementara itu, ada dua habib di jajaran tanfidziyah, yakni (8) KH Sayyid Muhammad Hilal al-Aidid dari Yogyakarta sebagai Wakil Ketua Umum, dan (9) Habib Abdul Qadir bin Aqil dari Jakarta sebagai Wakil Sekretaris Jenderal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.